Dimensi-Dimensi Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi
Akan tetapi pencapaian dalam meraih prestasi di tingkat jenjang universitas bukan sesuatu yang mudah untuk diraih. Persaingan dalam dunia
kampus semakin ketat, mulai dari seleksi masuk perguruan tinggi, kapasitas mata kuliah, sampai kepada kebijakan-kebijakan akademik yang dibuat oleh
universitas. Apalagi dengan mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi, yang terkait dengan berbagai perubahan dalam kehidupannya. Selain lingkungan sosial
mereka, mahasiswa juga dihadapkan dengan perubahan dalam situasi prestasi bersaing mereka, misalnya peningkatan tingkat kesulitan beradaptasi di
lingkungan baru, tuntutan yang lebih tinggi berkaitan dengan pembelajaran mandiri, serta transisi ke jenis kelompok sosial berbeda dibandingkan dengan
lingkungan di sekolah menengah Pillay, Ngcobo, Schiefele, Streblow, Ermgassen Moschner, dalam Dresel Grassinger, 2013.
Prestasi akademik yang baik dalam tingkat jenjang universitas akan dapat diraih jika individu memiliki motivasi akademik yang kuat. Motivasi akademik
ekstrinsik dan intrinsik merupakan pendorong bagi mahasiswa dalam meraih prestasi akademik yang baik. Dengan motivasi akademik itu mahasiswa terdorong
untuk lebih bekerja keras dalam memahami pelajaran dan memiliki gairah dalam belajar, masukan materi yang didapat oleh mahasiswa semakin banyak dan
memungkinkan mereka menjawab dengan baik saat ujian sehingga membuat nilai mereka baik serta mendapat prestasi akademik yang tinggi. Seperti dalam
penelitian yang dilakukan oleh Turner, Chandler dan Heffer 2009, menunjukkan bahwa motivasi akademik mempengaruhi kinerja akademik, terutama motivasi
intrinsik. Dalam hal ini, kinerja adalah hasil belajar mahasiswa atau indeks
prestasi kumulatif mahasiswa. Penelitian Turner, et.al. diperkuat oleh penelitian Ayub 2010 yang mengemukakan bahwa motivasi akademik berpengaruh positif
terhadap prestasi akademik, terutama pada dimensi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Temuan dari Ayub menggambarkan bahwa motivasi dapat
meningkatkan kinerja akademik. Dengan demikian, motivasi akademik ekstrinsik dan intrinsik merupakan pendorong bagi mahasiswa dalam meraih prestasi
akademik yang baik. Adapun dimensi motivasi akademik yang memiliki peranan penting dalam diri individu yaitu sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh
Deci dan Ryan dalam Ayub, 2010 mengenai motivasi akademik academic motivation
yang terdiri dari 3 dimensi, yakni extrinsic motivation, intrinsic motivation
dan amotivation. Selain itu, faktor gaya belajar akan sangat diperlukan untuk preferensi atau
pilihan mahasiswa dalam mengolah pikirannya atau cara berpikir mahasiswa pada proses belajar yang sesuai dengan karakteristiknya demi menyerap informasi atau
materi dengan baik. Penelitian gaya belajar yang dilakukan oleh Uzuntiryaki 2007 mendapatkan hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi akademik. Ia menggunakan model Grasha and Riechmann student learning style.
Adapun jenis gaya belajar yang memiliki peranan penting dalam diri individu yaitu sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Grasha dan
Riechmann dalam Uzuntiryaki, 2007 mengenai jenis gaya belajar learning style
yang terdiri dari 6 jenis, yakni independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive
dan participant.