Pengukuran Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi
prestasi kumulatif mahasiswa. Penelitian Turner, et.al. diperkuat oleh penelitian Ayub 2010 yang mengemukakan bahwa motivasi akademik berpengaruh positif
terhadap prestasi akademik, terutama pada dimensi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Temuan dari Ayub menggambarkan bahwa motivasi dapat
meningkatkan kinerja akademik. Dengan demikian, motivasi akademik ekstrinsik dan intrinsik merupakan pendorong bagi mahasiswa dalam meraih prestasi
akademik yang baik. Adapun dimensi motivasi akademik yang memiliki peranan penting dalam diri individu yaitu sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh
Deci dan Ryan dalam Ayub, 2010 mengenai motivasi akademik academic motivation
yang terdiri dari 3 dimensi, yakni extrinsic motivation, intrinsic motivation
dan amotivation. Selain itu, faktor gaya belajar akan sangat diperlukan untuk preferensi atau
pilihan mahasiswa dalam mengolah pikirannya atau cara berpikir mahasiswa pada proses belajar yang sesuai dengan karakteristiknya demi menyerap informasi atau
materi dengan baik. Penelitian gaya belajar yang dilakukan oleh Uzuntiryaki 2007 mendapatkan hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi akademik. Ia menggunakan model Grasha and Riechmann student learning style.
Adapun jenis gaya belajar yang memiliki peranan penting dalam diri individu yaitu sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Grasha dan
Riechmann dalam Uzuntiryaki, 2007 mengenai jenis gaya belajar learning style
yang terdiri dari 6 jenis, yakni independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive
dan participant.
Kemudian faktor internal yang kuat pada mahasiswa dalam meraih prestasi akademik, yaitu penyesuaian diri di perguruan tinggi. Penyesuaian ini adalah
kemampuan mahasiswa dalam membentuk dirinya di lingkungan yang baru dari lingkungan sekolah ke lingkungan kampus. Penyesuaian ini sangat diperlukan
karena penyesuaian yang baik akan memudahkan mahasiswa tersebut bereksplorasi dan mencari serta mendapatkan informasi atau materi dalam mata
kuliah tertentu, dengan demikian memungkinkan mahasiswa meraih prestasi akademik yang tinggi. Seperti dalam penelitian Abdullah, Elias, Mahyuddin dan
Uli dalam Calaguas, 2011 penyesuaian akademik memainkan peran penting dalam retensi perguruan tinggi dan kesuksesan. Ada lagi sebuah penelitian yang
sama dilakukan pada mahasiswa tahun pertama di Afrika Selatan juga ditemukan positif, yakni penyesuaian diri di perguruan tinggi secara signifikan positif
berpengaruh terhadap prestasi akademik. Aspek-aspek penyesuaian diri di perguruan tinggi juga sangat penting bagi mahasiswa, ketika mereka membuat
transisi dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi Baker dalam Fowler, 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Baker, Siryk, Dahmus, Bernardin dan
Sennett dalam Fowler, 2010 mengungkapkan bahwa penyesuaian akademik merupakan salah satu aspek yang terbukti paling kuat memprediksi kinerja
akademik perguruan tinggi di Inggris. Seperti yang diungkapkan oleh Baker dan Siryk dalam Otlu, 2010, yang menyebutkan bahwa penyesuaian diri di
perguruan tinggi memiliki empat dimensi penting, yakni academic adjustment, social adjustment, personal-emotional adjustment
dan goal-commitment institutional attachment
.