Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menjalani perkuliahan serta meraih prestasi akademiknya. Dengan demikian, pencapaian dalam meraih prestasi akademik di tingkat universitas tidak mudah.
Dengan melihat fenomena-fenomena sulitnya pencapaian prestasi akademik di atas, perlu kita ketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung
pencapaian prestasi akademik. Menurut penelitian beberapa tokoh, ada beberapa faktor yang dapat mendukung pencapaian prestasi akademik yang baik, yakni
motivasi akademik Deci Ryan dalam Ayub, 2010, gaya belajar Kolb dalam Cox, 2013 ; Grassa Riechmann dalam Uzuntiryaki, 2007 dan penyesuaian diri
di perguruan tinggi Baker Siryk dalam Fowler, 2010. Diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Turner, Chandler dan
Heffer 2009, menunjukkan bahwa motivasi akademik mempengaruhi kinerja akademik, terutama motivasi intrinsik. Dalam hal ini, kinerja adalah hasil belajar
mahasiswa atau indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Penelitian Turner, et.al. diperkuat oleh penelitian Ayub 2010 yang mengemukakan bahwa motivasi
akademik berpengaruh positif terhadap prestasi akademik, terutama pada dimensi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Temuan dari Ayub menggambarkan
bahwa motivasi dapat meningkatkan kinerja akademik. Dengan demikian, motivasi akademik ekstrinsik dan intrinsik merupakan pendorong bagi mahasiswa
dalam meraih prestasi akademik yang baik. Selain motivasi akademik, faktor lain yang juga berpengaruh, yaitu gaya
belajar. Zin, Zaman dan Noah dalam Damavandi, Mahyuddin, Elias, Daud Shabani, 2011 menerangkan bahwa ada perbedaan individu dalam gaya belajar.
Mengadaptasi bahan-bahan akademik untuk perbedaan individu itu akan
memfasilitasi proses dalam belajar dan membantu meningkatkan manfaat dari belajar itu, terutama untuk individu yang prestasinya rendah dan sedang. Oleh
karena itu, pemahaman gaya belajar mahasiswa dan dampaknya terhadap prestasi akademik adalah penting bagi pengajar untuk langkah awal dalam memastikan
mahasiswa berprestasi. Dalam penelitian dari Damavandi, et.al. 2011 memaparkan bahwa
dampak gaya belajar pada prestasi akademik siswa sekolah menengah di Iran. Alireza menggunakan alat ukur learning style model Kolb yang diberikan di
delapan sekolah umum di Teheran. Rata-rata hasil skor tes lima mata pelajaran, yaitu bahasa Inggris, ilmu pengetahuan, matematika, sejarah dan geografi,
dihitung untuk setiap siswa dan digunakan sebagai ukuran prestasi akademik. Sebanyak 285 siswa kelas 10 dipilih secara acak sebagai sampel dari penelitian
ini. Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam pencapaian akademis siswa Iran, ternyata sesuai dengan empat gaya belajar
yaitu akomodasi, asimilasi, divergen, dan konvergen. Penelitian Damavandi, et.al. di atas, juga didukung oleh penelitian Cox
2013 yang menggambarkan hubungan antara gaya belajar siswa dan prestasi akademik pada penyelesaian semester pertama ditahun pertama mereka. Sebagian
besar siswa 69,2 diidentifikasi sebagai accommodators dan divergers. Sedangkan 36 dari siswa dinilai sebagai Accommodators dalam gaya belajar
mereka. 32 dari siswa dinilai sebagai divergers dalam gaya belajar mereka. Kemudian convergers 14,9 dan assimilators 15,9 menduduki peringkat
terendah dengan 1 perbedaan antara dua kelompok.
Penelitian gaya belajar dengan model lain yang dilakukan oleh Uzuntiryaki 2007 mendapatkan hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi akademik. Ia menggunakan model Grasha and Riechmann student learning style.
Hasil temuan tersebut sekaligus menguatkan pernyataan bahwa gaya belajar dapat berpengaruh terhadap keberhasilan akademik. Penelitian
gaya belajar yang terakhir dari Komarraju, Karau, Schmeck dan Avdic 2011 menjelaskan bahwa gaya belajar memainkan peran penting dalam mempengaruhi
prestasi akademik. Oleh karena itu, gaya belajar merupakan faktor penting dalam menunjang nilai-nilai hasil belajar mahasiswa, terutama indeks prestasinya. Dari
beberapa model gaya belajar di atas, akan peneliti gunakan dengan sampelnya adalah mahasiswa.
Kemudian faktor yang mempengaruhi prestasi akademik selanjutnya, yaitu penyesuaian diri di perguruan tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Abdullah, Elias, Mahyuddin dan Uli dalam Calaguas, 2011 penyesuaian akademik memainkan peran penting dalam retensi perguruan tinggi dan
kesuksesan akademik dalam perguruan tinggi. Ada lagi sebuah penelitian yang sama dilakukan pada mahasiswa tahun
pertama di Afrika Selatan juga ditemukan positif, yakni penyesuaian diri di perguruan tinggi secara signifikan positif berpengaruh terhadap prestasi
akademik. Aspek-aspek penyesuaian diri di perguruan tinggi juga sangat penting bagi mahasiswa, ketika mereka membuat transisi dari sekolah menengah hingga
perguruan tinggi Baker dalam Fowler, 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Baker, Siryk, Dahmus, Bernardin dan Sennett dalam Fowler, 2010
mengungkapkan bahwa penyesuaian akademik merupakan salah satu aspek yang terbukti paling kuat memprediksi kinerja akademik perguruan tinggi di Inggris.
Selain motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi, peneliti juga akan melihat variabel demografi yang berpengaruh terhadap
prestasi akademik, yaitu jalur penerimaan mahasiswa baru seperti PTAIN, SBMPTN, SNMPTN, dan SPMB Mandiri. Variabel ini diambil karena fenomena
jalur masuk yang semakin bervariasi dan nilai yang telah ditentukan untuk lulus tiap perguruan tinggi semakin tinggi membuat mahasiswa harus lebih kompeten.
Hal itu dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar yang berpengaruh terhadap prestasi akademiknya. Melihat fenomena tersebut, peneliti akan menguji
apakah jalur masuk berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik. Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian yang telah dilakukan,
penelitian mengenai prestasi akademik mahasiswa tahun pertama yang berkaitan dengan motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi
masih jarang dilakukan. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi
yang berkaitan dengan prestasi akademik. Maka peneliti mengajukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Motivasi Akademik, Gaya Belajar dan Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Tahun
Pertama ”.
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah
Peneliti hanya membatasi 3 faktor yang mempengaruhi prestasi akademik pada lingkup internal, yakni motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di
perguruan tinggi, kemudian lingkup eksternalnya peneliti memilih variabel demografi, yakni jalur penerimaan mahasiswa baru. Faktor tersebut dipilih karena
menjadi prediksi besar dalam pengaruhnya terhadap prestasi akademik. Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar dalam penelitian tidak menyimpang
dari sasaran yang ingin dicapai, uraian lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1.
Motivasi akademik dalam penelitian ini dibatasi sebagai suatu hasrat atau dorongan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang ingin diraih untuk
tercapainya suatu tujuan tertentu pada bidang akademiknya. Motivasi akademik dalam penelitian ini juga dibatasi pada tiga dimensi yang meliputi
extrinsic motivation, intrinsic motivation dan amotivation, sebagaimana
dikemukakan oleh Deci dan Ryan dalam Ayub, 2010. 2.
Gaya belajar dalam penelitian ini dibatasi sebagai preferensi seseorang dalam berpikir dan berinteraksi dengan mahasiswa lainnya di dalam
lingkungan kelas dan pengalaman yang berbeda. Gaya belajar dalam penelitian ini juga dibatasi pada enam jenis yang meliputi independent,
avoidant, collaborative,
dependent, competitive
dan participant
,
sebagaimana dikemukakan oleh Grasha dan Riechmann dalam Uzuntiryaki, 2007.
3. Penyesuaian diri di perguruan tinggi pada penelitian ini dibatasi sebagai
sebuah bentuk usaha pada seorang individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan kampus atau perguruan tinggi untuk terciptanya
keselarasan dalam proses belajar atau perkuliahan. Penyesuaian diri di perguruan tinggi pada penelitian ini juga dibatasi oleh empat dimensi yang
meliputi academic adjustment, social adjustment, personal-emotional adjustment
dan goal-commitment institutional attachment, sebagaimana dikemukakan oleh Baker dan Siryk dalam Otlu, 2010.
4. Prestasi akademik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu tingkat
kompetensi mahasiswa pada mata kuliah tertentu yang ditandai dengan nilai hasil tes atau ujian dari dosen. Prestasi akademik dalam penelitian ini adalah
indeks prestasi IP semester satu dari mahasiswa. 5.
Variabel demografi pada penelitian ini adalah jalur penerimaan mahasiswa baru seperti PTAIN, SBMPTN, SNMPTN, dan SPMB Mandiri.
6. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 2 Fakultas
Psikologi UIN Jakarta tahun akademik 20132014 yang berjumlah 149 orang.