Skala Gaya Belajar Instrumen Pengumpulan Data

Adapun pembagian item-item tiap dimensi dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Blue Print The Student Adaptation to College Questionnaire SACQ No. Dimensi Sub-Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah F UF 1 Academic Adjustment Motivation Memiliki tujuan akademik 5,19,23,50 4 Tidak Relevan dengan tujuan akademik 32,58 2 Application Respek dengan kegiatan akademik 3,44 2 Tidak perduli dengan kegiatan akademik 17,29 2 Performance Kinerja baik pada kegiatan akademik 6,13,27 3 Kinerja buruk pada kegiatan akademik 10,21,25, 39,41,52 6 Academic Environment Kepuasan pada lingkungan akademik 36,43,54, 62,66 5 2 Social Adjustment General Dapat menyesuaikan lingkungan 1,8,9,18,37 ,46,65 7 Other People Memiliki kontak yang baik di kampus 4,14,33,63 4 Kesulitan bergaul 42,48,56 3 Nostalgia Rasa rindu di rumah 22,51,57 3 Social Environment Kepuasan pada kegiatan akademik 16,26,30 3 3 Personal- Emotional Adjustment Psychological Dapat mengendalikan kecemasan 31 1 Kecemasan di dalam kampus 2,7,12,20 ,38,45,49 ,64 8 Physical Merasakan manfaat fisik 24,55 2 Merasakan kelelahan fisik 11,28,35, 40 4 4 Goal- Commitment Institutional Attachment General Kelekatan terhadap perguruan tinggi 67,15 2 Merasakan jenuh pada perguruan tinggi 60,61 2 This College Harapan baik di perguruan tinggi 53,47 2 Memilih ke perguruan tinggi lain 34,59 2 Total Item 67

3.4. Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, peneliti terlebih dulu melakukan uji validitas terhadap tiga instrumen yang digunakan, yaitu skala motivasi akademik, skala gaya belajar, dan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi. Untuk menguji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan software Lisrel 8.70. Adapun langkah-langkah logika CFA menurut Umar 2012: 1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya. 2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu item saja, begitupun subskala hanya mengukur satu faktor juga, artinya setiap item maupun subtes bersifat unidimensional. 3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi disebut sigma ∑, kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris yang disebut matrik S. Jika teori tersebut itu benar unidimensional maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks S atau bisa juga dinyatakan ∑ - S = 0. 4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi square. Jika chi square tidak signifikan P 0.05 maka hipotesis nihil tersebut