Saran Analisis kebijakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di kawasan pesisir barat kabupaten Serang Provinsi Banten

140 sektor jasa, perdagangan dan industri memiliki peran dalam mendorong aktivitas ekonomi sektor lainnya, karena memiliki keterkaitan ke depan maupun ke belakang yang relatif lebih tinggi. Kebijakan pengembangan sektor pariwisata dapat dilakukan melalui peningkatan investasi, peningkatan jumlah kunjungan wisata maupun peningkatan pengeluaran pemerintah sesuai dengan daya dukung ekologi wilayah. 4. Analisis kebijakan pengembangan pariwisata pesisir yang berkelanjutan dilakukan melalui simulasi : 1 kebijakan meningkatkan bangkitan hari puncak kunjungan menginap sesuai kapasitas daya dukung, 2 kebijakan meningkatkan laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah terhadap sektor pariwisata, dan kebijakan meningkatkan laju pertumbuhan investasi, 3 kebijakan meningkatkan laju pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 4 kebijakan gabungan yakni integrasi dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Dari keempat kebijakan tersebut ternyata kebijakan yang memberikan alternatif terbaik adalah kebijakan gabungan. Hasil dari kebijakan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan gabungan merupakan faktor utama yang berperan pada PDRB pariwisata sebesar Rp.277.442 milyar pada akhir simulasi tahun ke 20 2025. Daya dukung meningkat menjadi 3 pada tahun ke 20 2025 sedangkan PDRB pariwisata per kapita meningkat sebesar Rp. 225 juta. Peningkatan pengeluaran pemerintah diperoleh keseimbangan antara investasi pariwisata sebesar Rp. 3.477 milyar dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 870.780 orang.

8.2 Saran

Dalam rangka pengembangan pariwisata pesisir Kabupaten Serang, Provinsi Banten secara berkelanjutan disarankan sebagai berikut: 1. Implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pesisir dilaksanakan melalui penataan ruang pesisir yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penataan ruang tersebut harus mempertimbangkan daya dukung ekologi, ekonomi dan sosial serta terpadu antara tata ruang darat dan tata ruang laut. Dokumen tata ruang tersebut harus memiliki kekuatan hukum sehingga implementasi pembangunan 141 sesuai tata ruang mengikat para pemangku kepentingan dan dapat ditegakkan secara tegas dan konsisten sesuai peraturan. 2. Pengembangan pariwisata pesisir seyogyanya melaksanakan aspek keterpaduan mulai dari perencanaan sampai implementasi dan melibatkan para pemangku kepentingan sesuai peran masing-masing berdasarkan kapasitasnya. Keterpaduan tersebut juga meliputi aspek ekologi, sosial dan ekonomi yang dapat menghasilkan dampak signifikan pada peningkatan pendapatan masyarakat, penyerapan lapangan kerja maupun menjaga kelestarian wilayah pesisir. 3. Penelitian yang telah dihasilkan perlu disempurnakan dengan data-data yang lebih akurat dan lengkap serta pengembangan skenario. Berbagai kebijakan yang telah disusun dapat dikembangan sesuai dengan strategi pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan mempertimbangkan berbagai aspek secara komprehensif agar pembangunan pariwisata dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Adilynia A E. 2005. Kajian Pengembangan Pariwisata Bahari dan Perikanan Dengan Pendekatan Ekologis di Kawasan Pesisir Anyer, Kota Serang, Banten. Skripsi Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Adrianto L. 2004. Menggagas Visi Ekonomi-Ekologi dalam Perspektif Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Menuju Terwujudnya Indonesia Berkelanjutan Working Paper 10 Oktober 2004. PKSPL-IPB. Bogor. Adrianto L, Matsuda Y. 2004. Fishery Resources Appropriation in Yoron Island, Kagoshima Prefecture, Japan : A Static and Dynamic Analysis. Kagoshima University. Japan. Adrianto L. 2006. Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Berkelanjutan: Tantangan Riset dan Akademik. Disampaikan pada Mukernas Himitekindo Bogor, 16 Januari 2006. PKSPL-IPB. Bogor. Akil S. 2003.“Implementasi Kebijakan Sektoral dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan dari Perspektif Penataan Ruang”. Makalah pada Diskusi Panel Kajian Pariwisata Berkelanjutan. Gedung Sapta Pesona 23-28 Agustus 2003. Jakarta. Anielski. 2005. Ecological Footprints of Canadian Municipalities and Regions Prepared for: The Canadian Federation of Canadian Municipalities. Anielski Management Inc. Canada. Apendi A. 1999. Zonasi Dalam Perencanaan Pengelolaan Pariwisata Pesisir Yang Berkelanjutan Di Kawasan Batam Dan Rempang Propinsi Riau. Tesis Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2004. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2004. Staistic by sector.Number of Domenstic, Foreign Guest, and Room Occupation Rate of Hotel in Banten. www.banten.bps.go.id 12 Maret 2006. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2005. Statistic Indonesia. Tourism and National Transport Pres Releases. www.banten.bps.go.id 19 Maret 2006. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2005. Tinjauan Ekonomi Banten 2004. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Banten Dalam Angka 2005. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2006 Statistic Indonesia. Tourism and National Transport Pres Releases. www.banten.bps.go.id 3 Oktober 2010. [BPS] Biro Pusat Statistik. 2006. Dinas Pariwisata Kabupaten Serang. Banten. 144 [BPES] Banten Province Environmental Strategy. 2002. Konsep Penataan Ruang Dalam Pembangunan Berwawasan lingkungan di Provinsi Banten Workshop III BPES Banten. www.bappedabanten.go.id. [28 Maret 2006]. [BANGDA] Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah. 1999. Proseding Lokakarya Otonomi Daerah dengan tema Antisispasi Otonomi Daerah dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Menyongsong Era Pemerintahan Baru. Ditjen Bangda Depdagri. Jakarta. [BANGDA] Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. 1998. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan. IPB Bogor. [Bakorsultanal] Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional. 1996. Pengembangan Prototipe Wilayah Pesisir dan Marine Sulawesi Selatan. Tim Kerja Survei Dasar Sumber Alam Laut. Proyek Pembinaan Survei Udara dan Dirgantara. Bakorsultanal. Bogor. [BAPEDA] Badan Perencanaan Daerah Provinsi Banten. 2002. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTRWP Banten 2002-2017. Banten. Bappenas. 1998. Ringkasan Konferensi Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bappenas. Jakarta. Baehaqie A dan BS Helvoort.1993. Potensi dan Konservasi Kawasan Pesisir untuk Ekotorism Indonesia; Seminar Nasional Manajemen Kawasan Pesisir untuk Ekoturisme dalam Rangka Dies Natalis ke-30 IPB. Program Magister Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bengen DG. 2002. Identifikasi Permasalahan Pola Pergeseran Sistem Pengelolaan dari Rejim Sentralistik kepada Otonomi Daerah. Bogor. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan IPB dan Departemen Kelautan dan Perikanan. Butler RW. 1980.The Concept of a Tourist Area Cycle of Evolution. Implications for Management of Resources Canadian Geographer 24: 5-12. Budiharsono S. 2005. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan edisi kedua. PT. Pradinya Paramita. Jakarta. Cabrini L. 2002. Cultural heritage and tourism development. Paper presented at the International Conference on Heritage, New Technologies and Local Development. Ghent, Belgium: 11-13 September 2002. Cicin-Sain B, RW Knecht. 1998. Integrated Coastal and Management. Concept and Practices. Island Press. Washington. DC.USA. Chua Thia-Eng, DP Michael and NP James. 2006. Lessons for Integrated Coastal Zone Management : The Asean Experience. Proceding of The Regional Workshop on Coastal Zone Planning and Management. Association of Southeast Asian Nations United States Coastal Resources Management Project. Phillipines. Chalid F. 2000. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata dalam Pengusahaan Ekowisata. Pustaka Pelajar. Unit KSDA. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 145 Chalid F. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty. Clark J. 1995. Coastal Ecosystem Ecological Consideration For Management of the Coastal Zone. The Concervation Fondation. Washington. DC. Clark WC and NM Dickson. 2003. Sustainability Science: The Emerging Research Program. PNAS July 8. 2003. Commonwealth Coastal Action Program. 1997. Coastal Tourism: A Manual for Sustainable Development. Departement of the Environmental. Sport and Territories. Australia. Dahuri R.1998. Pendekatan ekonomi-ekologis Pembangunan Pulau-pulau Kecil Berkelanjutan. Dalam Proseding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Pulau- pulau Kecil Di Indonesia. Jakarta 7-10 Desember 1998. Kerjasama Departemen Dalam Negeri. Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Kawasan, TPSA, BPPT. Coastal Resources Management Project CRMP USAID. Dahuri R. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT.Pradnya Paramita.Edisi Revisi. Jakarta. Dahuri R. 2002. Kebijakan Nasional Dan Rencana Strategis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Lautan Secara Berkelanjutan. Makalah disampaikan pada Tanggal l1 Mei 2002. Di Kongres Wacana SPL IPB. Diselenggarakan Oleh Program Pascasarjana Sumberdaya Pesisir Dan Lautan IPB. Bogor. Dahuri R. 2003. Kebijakan Nasional Pengelolaan Wilayah Pesisir. Makalah disampaikan pada Pelatihan Perencanaan dan Pegelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Tanggal 8-16 Oktober 2003 diselenggarakan oleh DKP bekerjasama dengan PKSPL. Jakarta. Dahuri R, J Rais, S P.Ginting dan M Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Dahuri R, J Rais, S P.Ginting, M Sitepu. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara terpadu Edisi Revisi. Jakarta. Daly H.1990. Towards Some Operational Principles of Sustainable Development. Ecological Economics 2:1-6. [DPPW] Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. 2003. Buku Profil Penataan Ruang Provinsi Banten. Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Wilayah Barat Banten p:33. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001. Pedoman Umum Pengelolaan Pulau- Pulau Kecil Yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat. Dinas Pariwisata. 2002. Statistik Kepariwisataan Kabupaten Serang. Propinsi Banten. Dixon J A and F L Scura. 1993. Ecology and Micro Economica ”as joint product”. Washington, DC. 146 Direktorat Jenderal Pariwisata. 1998. Pedoman Pengembangan Pariwisata. Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata. Jakarta. Dunn WN. 1998. Analisa Kebijakan Publik diterjemahkan; Samudra Wibawa PT Haninidita Offset. Yogyakarta. Dunn WN. 1999. Analisis Kebijakan Publik. Edisi kedua. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. [ESRI] Environmental System Research Institute. 1990. Understanding GIS. The ARCInfo Method. Redlands. CA.USA. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB Press. Bogor. Fedra. 1998. Pengembangan Pariwisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam; Suatu Peluang Ekonomi. Peran Serta Masyarakat dan Ramah Lingkungan Dalam Pengembangan Obyek Wisata Alam. Jurnal Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. ITB Bandung. Ferguson ARB. 2002. The Assumptions Underlying Eco-Footprinting. Population and Environment, 23 3; 303-313. Forrester J. W.1999. System Dynamics: the Foundation Under Systems Thinking. Sloan School of Management Massachusetts Institute of Technology. Cambridge, A.02139 .ftp:sysdyn.mit.eduftpsdeppapersD-4828.html Ginting SP. 1998. Konflik Pengelolaan Sumberdaya di Sulawesi Utara Dapat Mengancam Kelestariannya. P:30-43 Vol. I. No. 2 Jurnal Pesisir dan Lautan. PKSPL-IPB. Bogor. Gunn CA. 1994. Tourism Planning: Basics, Consepts, Case. Taylor and Francis. Ltd Washington DC. Gunn CA. 1993. Taurism Planning: Basics, Concepts, Cases.Third dition. Taylor Francis Publisher. Gunawan I. 1998. Typical Geographic Information System GIS Application for Coastal Resources Management Indonesia: Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indosnesia. Volume I No. 1. 1998. Hamadji SH.1981. Fertilitas dalam Dasar-dasar Demografi. Lembaga Demografi. FEUI.Jakarta. Hall CM. 2001.Trend in Ocean and Coastal Tourism. Ocean Coastal Management 44 p 601-618. Haberl, Heinz EK, Krausmann F. 2001. How to Calculate and Interpret Ecological Footprints For Long Periods of Time : The Case of Austria 1926-1995. Ecological Economics 38 : 25-45. 147 Harjadi, B. 2004. Karakteristik Sumberdaya Lahan Sebagai Dasar Pengelolaan DAS di Sub DAS Merawu, DAS Serayu. Forum Geografi. Vol. 182 Desember 2004: 98. Hartrisari. 2007. Sistem Dinamik. Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. SEAMEO BIOTROP. Bogor Hubacek K, Giljum S. 2002. Applying Physical input-output analysis to estimate land appropriation ecological footprints of international trade activities. Ecological Economics 44:137-151. JICA. 2004. Draf Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Indonesia Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen Dalam Negeri. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Japan International Cooperation Agency. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove. Kay R and J Alder. 1999. Coastal Planning and Management. E FN Spon, London and New York. Kusumastanto T. 1995. Investasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan. Kompas. Jakarta. Kusumastanto T. 1998. Metode Penelitian dan Analisis Data Sosial–Ekonomi Masyarakat Pesisir. Makalah Pelatihan ICZPM. Kerjasama dengan PKSPL IPB dengan Ditjen Bangda Depdagri. Jakarta. KH Erb and K Fridolin. 2001. How to Calculate and Interpret Ecological Footprints For Long Periods of Time : The Case of Austria 1926-1995. Ecological Economics, 38 : 25-45. [KMNLH] Kementerian Negara Lingkungan Hidup, [BPS] Badan Pusat Statistik. 2000. Modul Pelatihan Model Ekonomi Makro untuk Analisis Lingkungan di Indonesia. Kerjasama antara Pemerintah Kerajaan Norwegia Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Biro Pusat Statistik. Jakarta. Leontief W. 1966. Input-Output Economics. Oxford University Press. New York. Lenzen M and SA Murray. 2001. A modified ecological footprint method and its application to Australia. Ecological Economics, 37: 229. Long HB. 1973. Aproach to Community Development, National Univercity Extention Association and the America College Ludvianto B. 2001. Ragam Mengurangi Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati dengan Konsep “Tapak Ekologi”. Ragam Warta Kehati.Indonesia. Madrie H dan Al Banjari. 1994. Pemanfaatan Agrocultur untuk Pariwisata. Pesisir Berkelanjutan. Jurnal Nasional, Pengembangan Sumberdaya Alam Dalam Rangka Otonomi Daerah. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 148 [MENKLH].1988. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Nomor: Kep02MENKLH1988. Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Jakarta. Moffat I, N Hanley and MD Wilson. 2000. Measuring and Modeling Sustainable Development. Parthenon Publishing. Bristol. UK Munir R. 1981. Densitas dalam Dasar-dasar Demografi. Lembaga Demografi FEUI. Jakarta. Muriawan. 2009. Kajian Pariwisata Sosialisasi Konsep Pariwisata Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Obyek Wisata Pantai Yeh Tabanan, Bali. Thesis. Program Pascasarjana. Universitas Udayana. Bali. Nazir M.1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nontji A. 1987. Laut Nusantara. Cetakan pertama. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nontji A. 2002. Laut Nusantara. Cetakan ketiga. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nybakken J. 1988. Biologi laut: Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta. Orams M. 1999. Marine Tourism Development. Impact and Management. Routledge. London. Ortolano L. 1984. Environmental Planning and Decision Making. John Wiley Son. United States. Palmer AR. 1999. Ecological Footprints:Evaluating Sustainability, Environmental Geosciences 6 4; 200-204. Pemda Provinsi Banten. Penyusunan Rencana Tata Ruang Khusus Wilayah Pesisir Barat Banten. 2006. Laporan Rencana Pemerintahan Provinsi Banten. Pemda Provinsi Banten. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten. 2006-2010.Banten. Purbani D. 1997. Peran Aplikasi SIGInderaja untuk Pengembangam Wisata Pesisir di Sekitar Teluk Banten; Prosiding Konperensi ESDAL 1997. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT, Jakarta. Purba M. 1997. Analisis Biaya dan Manfaat Cost and Benefit Analysis. Rineka Cipta. Jakarta. [PHRI] Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia. 2004. Tingkat Hunian Tamu Hotel di Anyer dan Cinangka. Serang. Banten. [PKSPL] Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. 1998. Penyusunan Konsep Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Yang Berakar Pada Masyarakat. Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 149 Rais J.2006. Pedoman Pengukuran dan Penegasan KabupatenKota Batas Wilayah Kewenangan Laut Provinsi. Ristianto B. 2003. Pendekatan Ekologi-Ekonomi dalam Pengembangan Pelabuhan Dumai [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rusli, S. 1982. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta, Indonesia. Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju 2004. Diktat Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Edisi: 10 Desember 2004. Faperta IPB. Bogor. [RTRW] Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten. 2002. Pemerintahan Provinsi Banten. Saparjadi. 1999. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam yang Berazas Kerakyatan dalam Menggerakkan Potensi Kepariwisataan. Makalah pada Prospek dan Manjemen Ekoturisme Memasuki Milemium Ketiga. Departemen Kehutanan, Maret 1999. Bogor. Scura LF, Chua Thia-Eng, DP Michael, and NP James. 1992. Lessons for Integrated Coastal Zone Management: The Asean Experience. Proceding of The Regional Workshop on Coastal Zone Planning and Management Association of Southeast Asian Nations United States Coastal Resources Management Project. Phillipines. Schaefer F, U Luksch, JC Steinbach and J Hanauer. 2006. Ecological Footprint and Biocapacity The World’s Ability to Regenerate Resource and Absorb Waste in a Limited Time Periode. Working Paper and Studies. European Communities, P: 5–7. Sevilla CG, Twila PG, Bella RP, and Gabriel UG.1993. Pengantar Metode Penelitian. Penerbit Universitas Indonesia Terjemahan. Jakarta. Soerjani MR dan AR Munir.1987. Lingkungan Sumberdaya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. UI-Press. Jakarta. Soeriaatmadja RE. 1997. Pariwisata Yang Berwawasan Lingkungan dalam Pembangunan Yang Berkelanjutan. Dalam Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. Editor Myra P. Gunawan. Penerbit ITB. Bandung. Suharsono. 1998. Potensi Wisata Bahari Wilayah Belitung Dilihat dari Kondisi Profil dan Keragamana Karang batu. LIPI. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Proyek Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut. Jakarta. Soeriaatmadja RE. 1997. Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan dalam Pembangunan Yang Berkelanjutan. Dalam Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. Editor Myra P. Gunawan. Penerbit ITB. Bandung. Sugiarto A. 1996. Pedoman Umum Pengelolaan Wilayah Pesisir. Lembaga Oseaonologi Indonesia. Jakarta. 150 Supriharyono MS. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Pustaka Utama. Jakarta. Suryanto A. 2000. Sistem Zonasi Pengelolaan Taman Nasional Laut Berdasarkan Indeks Kepekaan Lingkungan Studi Kasus Di Kepulauan Karimunjaya Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. [Disertasi] Bogor. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Steele P. 1993. The Economic of Ecotourism. In Focus, 9, 4-6 Taurusman A A. 1999. Model Sedimentasi dan Daya Dukung Lingkungan Sagara Anakan Untuk Budidaya Udang. Thesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. UI, ITB, UGM. 1997. Studi Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional Buku I.Tim Konsorsium UI, ITB, UGM. Utomo B. 1981. Mortalitas Dalam Dasar-Dasar Demografi. Lembaga Demografi. FEUI. Jakarta. Venetoulis J, D Chazan and C Gaudet. 2004. Ecological Footprint of Nation: Sustainability Indicators Program March 2004. Redefining Progress. Wackernagel M Rees. 1996. Our Ecological Footprint: Reducing Human Impact on The Earth. New Society Publishers, Gabriola Island. British Columbia. Wackernagel M, and JD Yount. 1998. The Ecological Footprint : An Indicator of Progress Toward Regional Sustainability. Environmental Monitoring and Assessment, 51 : 511-529. Walters JS, J Maragos, S Siar and AT White. 1998. Participatory Coastal Resources Assessment. A Handbook Community Workers and Coastal Resources Mangers. Winz . 2005. “ Pengembangan Tata Kota yang Efektif di Taiwan”. Jurnal Volume 3 Januari 2003. Pusat Penelitian Universitas Trisakti. Jakarta. Wilson J, Anielski M. 2005. Ecological Footprint of Canadian Municipalities and Regions. The Canadian Federation of Canadian Municipalities. Canada. P: 8. Wong, P. P. Ed. 1993. Tourism vs. environment: The case for coastal areas. Boston: Kluwer Academic Publishers. Wong P P. 1998. Coastal Tourism Development in Southeast Asia: Relevance and Lessons for Coastal Resources Management Ocean Coastal Management Journal,Vol. 8:11. Woodwell JC. 1998. A Simulation Model to Illustrate Feedbacks among Resource Consumption, Production, and Factor of Production in Ecological-Economic Systems. Ecological Modeling, 112: 227-247. [WCED] World Commission on Environmenoutal and Development. 1987. ed Our Common Future. Oxford University Press. Oxford. 151 [WRI] World Resources Institute. 2002. Terumbu Karang yang Terancam Di Asia Tenggara. World Resources Institute. Washington, DC 2002, USA. www.wri.org . 21 September 2006. [WTO] World Tourism Organization. WTO news. 2 nd quarter 2000 Issue 2. Ecotourism Statistical Fact Sheet. World Tourism Organization. Madrid. Spain. http:www.world-tourism.org . 20 Juli 2006. [WTO] World Tourism Organization. Proceeding of The Workshop on Resort Planing and Development. 26-29 August 2000. Baguio City. Philippines. [WTO] World Tourism Organization. 2002. Global Tourism 2010: Which destinations will become successful ”. In Cabrini L. 2002. Danish Tourist Board’s Autumn Conference. 13 November 2002. Nyborg, Denmark. Regional Representative for Europe. World Tourism Organization. Denmark. www.world.tourism.org . 24 Mei 2006. [WTO, UNEP] World Tourism Organization and United Nations Environment Program. 2002. International Year of Ecotourism. Quebec. Canada. www.world.tourism.org , www.uneptie.org . 07 Oktober 2004. [WTTC] World Travel and Tourism Council. 2004. AGENDA 21 for the Travel Tourism Industry Towards Environmentally Sustainable Development. World Travel and Tourism Council. www.wttc.org . 07 Oktober 2004. Yufeng. 2005. ”Pengembangan Kota Hsinchu Science di Taiwan.” Jurnal Volume 4 April 2005. Pusat Penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Jakarta. Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Seminar Sains 21 Februari 2007. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Yoeti O. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung. Zia UlHaq M. 2006. Strategi Pengelolaan Pariwisata Pesisir di Sendang Biru Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur [Thesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. LAMPIRAN 155 Hari Puncak Kunjungan Wisata HPK Wisata Inap Bangktn Kunjgn Inap per TK Ydkh HPKI Hist HPKI Sken HPKW di Lhn Pariwisata Pemilihan Fasilitas Pariwisata ~ Fraksi Kebij Kunjungan ~ Fraksi Kebij Kunjungan Periode Puncak Per Thn Pilhn Fasil Prwst Hist Pilhn Fasil Prwst Sken Fase Sken Kunjungan Wkt Perub Kunjungan Wkt Kebij Kunjungan PPPT Sken PPPT Hist Penginapan Per Kunjungan PPK Hist PPK Sken Hari Puncak Kunjgn Penginapan Ekivalen Wisatawan Hari Puncak Periode Hari Puncak Ydkh PHP Sken PHP Hist Rata2 Okupansi Wisatawan ROW Hist ROW Sken Daya Tampung Penginapan DTP Hist DTP Sken ~ Fraksi Kebij Kunjungan ~ Efek DCR thd Inv Indikasi Pert Lhn Pariwisata Rata2 DCR Wkt Peny Lhn Pariwisata Pert Lhn Pariwisata Ydkh ~ Efek G Thd Pariwisata Lhn Pariwisata Ydkh DCR Wkt Rata2 DCR POPULASI PENDUDUK Output Prwst ~ Efek Rata2 DCR Capasitas Lhn Pariwisata Trpk Lhn Pariwisata Awal Capasitas Lhn Pariwisata Trpk Awal Hari Puncak Kunjungan Wisata Lhn Prwst Trpk Pert Lhn Prwst Trpk Efek Pmft Prwst Wk Kons Prwst Rasio Pmft Lhn Prwst thd Alokasi Rasio Prwst Trpk thd Normalnya Rata2 Rasio Pmft Prwst thd Alokasi Wk Rata2 Pmft Lhn Prwst Rata2 Pmrt Lhn Prwst Wk Rata2 Pmrt Lhn Prwst Alokasi Lhn Prwst Min Ketersediaan Lhn Prwst Rata2 Rasio Pmft Prwst thd Alokasi ~ Efek Pmft Prwst Terpusat ~ Efek Pmft Prwst Tersebar Sw Lhn Prwst Tersebar Rata2 Rasio Pmft Prwst thd Alokasi Lhn Prwst Normal Lhn 250 Normal Lahan Tipe A Normal Lahan Tipe B Normal Lahan Tipe C Normal Std Lhn 250 Std Lhn Tipe C Std Lhn Tipe A Std Lhn B Tenaga Kerja Daya dukung wisata Potensi peruntukan Tipe C Daya dukung wisata PPT A PPT B EKOLOGI Lampiran 1 Submodel Ekologi 156 ~ Efek G Thd Pariwisata Rata2 Rasio G Wkt Rata2 Rasio G Rasio G Rasio Prwst Trpk thd Normalnya Rasio NT thd Output Prwst PDRB Prwst ~ Efek Pemenuhan Lhn Prwst Perub Output Prwst Umur Kap Prwst KOR Prwst Kapital Prwst Inv Prwst Depr Prwst ~ Efek Hrg Lhn Prwst thd Inv Hrg Lhn Prwst Inv Prwst Ydkh Rata2 Depr Prwst Pert Kap Prwst Wk Rata2 Prwst Output Prwst KOR Prwst PDRB Prwst awal Hari Puncak Kunjungan Wisata Perub Hrg Lhn Prwst Frks Kenaikan Lhn Prwst Frks Kenaikan Lhn Prwst Nor Frks Kenaiakan Hrg Lhn Prwst Invlasi ~ Efek Pmft Lhn thd Hrg Lhn Prwst Rasio Lj Pmft Lhn Prwst Tren Lj Pmft Lhn Prwst Wkt Tren Lj Pmft Lhn Prwst G Sektor Prwst Ydkh Lj Pmft Lhn Prwst Normal Hrg Lhn Prwst Sktr Perub Hrg Lhn Prwst Sktr Rasio Hrg Lhn Prwst dg Sktr Hrg Lhn Prwst Awal Daya Tarik Lhn Prwst Rasio Hrg Lhn Prwst Awal Hrg Lhn Prwst Sktr Awal Rata2 Rasio Hrg Lhn Prwst Wk Rata2 Rasio Hrg Lhn Prwst ~ Efek Hrg Lhn Prwst thd Inv Lj Kenaikan Hrg Lhn Prwst Perub G Prwst Lj Pert G Prwst Hist Lj Pert G Prwst Ydkh Wk Sken G Prwst Rata2 G Prwst Lj Pert G Prwst Ydkh Sken Wk Peny Rata2 G Prwst G Prwst Awal Rasio G Prwst thd Output Output Prwst 2002 Rasio NT thd Output Prwst M Prwst Ydkh FD Prwst PDRB M Prwst Pengali M Prwst Ydkh Wk Sken M Prwst ~ Pengali M Prwst Hist ~ Pengali M Prwst Sken Inv Prwst C Prwst Perub G Prwst Perub FD Prwst Perub C Prwst Perub Inv Prwst Perub M Prwst Rasio C Prwst thd Populasi C Prwst Awal Tambahan populasi PDRB Perkapita Rasio C Prwst thd Output Pert Inv Prwst Ydkh Wk Sken Inv Prwst Pert Inv Prwst Hist Pert Inv Prwst Sken Rata2 Inv Prwst Wk Rata2 Inv Prwst Nilai Inv Prwst Awal Depresi Prwst 2002 Pengali Inv Prwst Umur Kap Prwst Kap Prwst 2002 KOR Prwst Output Prwst 2002 Nilai Perub Output Prwst Awal Lj Pert Output Prwst Rata2 Output Prwst Wk Rata2 Output Prwst Perub Output Prwst Rasio M Prwst thd Output M Prwst Awal Rasio M Prwst thd Output Awal Koef a41 C Prwst G Prwst FD Prwst Inv Prwst Rasio G thd G Prwst M Prwst PDRB Jasa Rata2 Rasio Pndptn Rasio PDRB Perkapita Wkt Rata2 Rasio Pndptn PDRB Perkapita Normal Tren PDRB Perkapita Wkt Tren PDRB Perkapita Rasio Tren PDRB Perkapita Tren PDRB Perkapita Normal Lhn Prwst Trpk ~ Efek DCR thd Inv PDRB PrtMBG PDRB Ind PrtN PDRB Prdg POPULASI PENDUDUK Hari Puncak Kunjungan Wisata Hari Puncak Kunjungan Wisata RNT PD OUTPUT JASA RNT PD OUTPUT PRTN RNT PD OUTPUT PERDAG RNT PD OUTPUT IND Output Jasa FD Prtn Output Prdg FD Ind Prtmbg FD Jasa FD Prdg Output Ind Prtmbg Output Prtn O INDUSTRI O JASA O PDGAN O PRWST O PERTN FD INDUSTRI 1 FD JASA 2 FD PDGAN 3 PDRB PRWST 2 FD PERTN 5 PDRB INDUSTRI 3 PDRB JASA 3 PDRB PDGAN 3 FDPRWST 4 PDR PERTN 3 KIN 1 KIN3 KIN5 KIN2 KIN4 KJS1 KJS3 KJS5 KJS2 KJS4 KPD1 KPD3 KPD5 KPD2 KPD4 KPR1 KPR3 KPR5 KPR2 KPR4 KPERT KPERT3 KPERT5 KPERT2 KPRT4 NRT PRWST 4 NTR INDUSTRI 1 NRT JASA 2 NRT PDGAN 3 NRT PERTN 5 PDRB 2 PDRB EKONOMI Lampiran 2 Submodel Ekonomi 157 Tenaga Kerja POPULASI PENDUDUK Pengangkatan Tenaga Kerja 2 TK Prwst Prodv Tk Prwst Lj Pert Prodv Tk Prwst Ydkh Prodv Tk Prwst Awal TK Prwst Awal Wk Sken Prodv TK Prwst Lj Pert Prodv TK Prwst Hist Lj Pert Prodv TK Prwst Sken POPULASI PENDUDUK PDRB Prwst awal Perub Output Prwst Pengurangan populasi Tambahan populasi PHK Fraksi Kelahiran Fraksi Kelahiran Normal ~ Efek Pndptn pd Kelahiran Harapan hidup ~ Efek Pndptn pd Harapan Hidup Prakiraan Penduduk TK TK Pertanian TK Perdag TK Ind Pertamb TK Jasa Rasio TK thd Pddk Ketersediaan AK Rasio TK thd Pddk Awal Rata2 Kersediaan AK Wk Rata2 Kersediaan AK Harapan Hidup Normal Tambahan populasi Tenaga Kerja Angkatan Kerja Mencari Kerja Tren Pddk Wk Prakiraan Tren Wk Prak Pddk Hari Puncak Kunjungan Wisata Fraksi Pengktn TK Nor TK Awal AK MK Awal Perub Output Prwst Fraksi PHK Normal ~ Efek Keb TK PHK ~ Efek Keb TK Pengangkatan Pert Angkatan Kerja Rasio Keb TK Prwst thd TK 2 Tingkat Partisipasi AK Akngkatan Kerja Tkt Penganggruran Tkt Pengangguran Awal Rasio Tkt Penggrn thd Penggrn Awal Rata2 Rasio Tkt Penggrn Wk Rata2 Tk Penggrn Rasio Keb TK Prwst thd TK 2 Keb TK Prwst Prak PDRB Prwst Prak Prodv TK Prwst Rata2 PDRB Prwst Wk Prak Koreksi PDRB Prwst Tren PDRB Prwst Wk Tren PDRB Prwst Wk Rata2 PDRB Prwst Wk Prak PDRB Prwst Rata2 Prodv TK Prwst Wk Prak Koreksi Prodv TK Prwst Tren Prodv TK Prwst Wk Rata2 Prodv TK Prwst Rata2 Rasio Pndptn Wk Tren Prodv TK Prwst Wk Prak Prodv TK Prwst SOSIAL Lampiran 3 Submodel Sosial 158 Lampiran 4 Formulasi Model Ekologi EKOLOGI Alokasi_Lhn_Prwstt = Alokasi_Lhn_Prwstt - dt + - Min_Ketersediaan_Lhn_Prwst dt INIT Alokasi_Lhn_Prwst = 29972 OUTFLOWS: Min_Ketersediaan_Lhn_Prwst = Rata2_Pmrt_Lhn_Prwst+Rata2_Rasio_Pmft_Prwst_thd_AlokasiAlokasi_Lhn_Prwst Lhn_Prwst_Trpkt = Lhn_Prwst_Trpkt - dt + Pert_Lhn_Prwst_Trpk dt INIT Lhn_Prwst_Trpk = Lhn_Prwst_Normal INFLOWS: Pert_Lhn_Prwst_Trpk = MAX0,Lhn_Pariwisata_Ydkh- Lhn_Prwst_TrpkWk_Kons_PrwstEfek_Pmft_Prwst Bangktn_Kunjgn_Inap_per_TK_Ydkh = Fraksi_Kebij_KunjunganHPKI_Hist+1- Fraksi_Kebij_KunjunganHPKI_Sken Capasitas_Lhn_Pariwisata_Trpk = Capasitas_Lhn__Pariwisata_Trpk_AwalLhn_Prwst_TrpkLhn_Pariwisata_Awal10 Capasitas_Lhn__Pariwisata_Trpk_Awal = INITHari_Puncak_Kunjungan_Wisata Daya_dukung__wisata = 5593 Daya_Tampung_Penginapan = Fraksi_Kebij_KunjunganDTP_Hist+1- Fraksi_Kebij_KunjunganDTP_Sken DCR = Hari_Puncak_Kunjungan_WisataCapasitas_Lhn_Pariwisata_Trpk DTP_Hist = 4 DTP_Sken = 1 Efek_Pmft_Prwst = IFSw_Lhn_Prwst_Tersebar=0THENEfek_Pmft_Prwst_TerpusatELSEEfek_Pmft_Prwst_Tersebar Ekivalen_Wisatawan_Hari_Puncak = Hari_Puncak_Kunjgn__PenginapanDaya_Tampung_PenginapanPeriode_Hari_Puncak_Ydkh Fase_Sken_Kunjungan = 5 Hari_Puncak_Kunjgn__Penginapan = Output_PrwstPenginapan_Per_KunjunganPeriode_Puncak_Per_Thn Hari_Puncak_Kunjungan_Wisata = Ekivalen_Wisatawan_Hari_Puncak+HPK_Wisata_InapRata2_Okupansi_WisatawanPeriode_Hari_Punca k_Ydkh HPKI_Hist = 1 HPKI_Sken = 1 HPKW_di_Lhn_Pariwisata = HPK_Wisata_InapPemilihan_Fasilitas_Pariwisata HPK_Wisata_Inap = Tenaga_KerjaBangktn_Kunjgn_Inap_per_TK_Ydkh Indikasi_Pert_Lhn_Pariwisata = MAX0,Lhn_Pariwisata_Ydkh- Lhn_Prwst_TrpkWkt_Peny_Lhn_Pariwisata Lahan_Tipe_A_Normal = INITPOPULASI_PENDUDUKDaya_dukung__wisataPPT_AStd_Lhn_Tipe_A Lahan_Tipe_B_Normal = INITPOPULASI_PENDUDUKDaya_dukung__wisataPPT_BStd_Lhn_B Lahan_Tipe_C_Normal = INITPOPULASI_PENDUDUKDaya_dukung__wisataPotensi_peruntukan_Tipe_CStd_Lhn_Tipe_C Lhn_250_Normal = INITPOPULASI_PENDUDUK250Std_Lhn_250 Lhn_Pariwisata_Awal = INTLhn_Prwst_Trpk Lhn_Pariwisata_Ydkh = Efek_Rata2_DCRLhn_Prwst_Trpk Lhn_Prwst_Normal = Lahan_Tipe_A_Normal+Lahan_Tipe_B_Normal+Lahan_Tipe_C_Normal+Lhn_250_Normal Pemilihan_Fasilitas_Pariwisata = Fraksi_Kebij_KunjunganPilhn_Fasil_Prwst_Hist+1- Fraksi_Kebij_KunjunganPilhn_Fasil_Prwst_Sken Penginapan_Per_Kunjungan = Fraksi_Kebij_KunjunganPPK_Hist+1- Fraksi_Kebij_KunjunganPPK_Sken Periode_Hari_Puncak_Ydkh = Fraksi_Kebij_KunjunganPHP_Hist+1- Fraksi_Kebij_KunjunganPHP_Sken Periode_Puncak_Per_Thn = Fraksi_Kebij_KunjunganPPPT_Hist+1- Fraksi_Kebij_KunjunganPPPT_Sken Pert_Lhn_Pariwisata_Ydkh = Efek_G_Thd_PariwisataIndikasi_Pert_Lhn_Pariwisata PHP_Hist = 2 PHP_Sken = 3 Pilhn_Fasil_Prwst_Hist = 0.8 159 Lampiran 4 Lanjutan Pilhn_Fasil_Prwst_Sken = 1 Potensi_peruntukan_Tipe_C = 0.44 PPK_Hist = 0.60 PPK_Sken = 0.60 PPPT_Hist = 250 PPPT_Sken = 250 PPT_A = 0.18 PPT_B = 0.38 Rasio_Pmft_Lhn_Prwst_thd_Alokasi = Lhn_Prwst_TrpkAlokasi_Lhn_Prwst Rasio_Prwst_Trpk_thd_Normalnya = Lhn_Prwst_TrpkLhn_Prwst_Normal Rata2_DCR = DELAYDCR,Wkt_Rata2_DCR,1 Rata2_Okupansi_Wisatawan = Fraksi_Kebij_KunjunganROW_Hist+1- Fraksi_Kebij_KunjunganROW_Sken Rata2_Pmrt_Lhn_Prwst = Wk_Rata2_Pmrt_Lhn_PrwstRasio_Prwst_Trpk_thd_Normalnya Rata2_Rasio_Pmft_Prwst_thd_Alokasi = DELAYRasio_Pmft_Lhn_Prwst_thd_Alokasi,Wk_Rata2_Pmft_Lhn_Prwst,1 ROW_Hist = 1 ROW_Sken = 0.5 Std_Lhn_250 = 250 Std_Lhn_B = 100 Std_Lhn_Tipe_A = 48 Std_Lhn_Tipe_C = 115 Sw_Lhn_Prwst_Tersebar = 0 Wkt_Kebij_Kunjungan = 5 Wkt_Peny_Lhn_Pariwisata = 5 Wkt_Perub_Kunjungan = TIME-Wkt_Kebij_KunjunganFase_Sken_Kunjungan Wkt_Rata2_DCR = 1 Wk_Kons_Prwst = 2 Wk_Rata2_Pmft_Lhn_Prwst = 1 Wk_Rata2_Pmrt_Lhn_Prwst = 2 Efek_DCR_thd_Inv = GRAPHRata2_DCR 0.00, 1.00, 0.02, 1.00, 0.04, 1.00, 0.06, 1.00, 0.08, 1.00, 0.1, 1.00, 0.12, 0.97, 0.14, 0.91, 0.16, 0.81, 0.18, 0.67, 0.2, 0.4 Efek_Pmft_Prwst_Terpusat = GRAPHRata2_Rasio_Pmft_Prwst_thd_Alokasi 0.00, 1.00, 0.01, 1.00, 0.02, 1.00, 0.03, 1.00, 0.04, 1.00, 0.05, 1.00, 0.06, 0.95, 0.07, 0.85, 0.08, 0.7, 0.09, 0.4, 0.1, 0.00 Efek_Pmft_Prwst_Tersebar = GRAPHRata2_Rasio_Pmft_Prwst_thd_Alokasi 0.00, 1.00, 0.01, 1.00, 0.02, 1.00, 0.03, 1.00, 0.04, 0.95, 0.05, 0.7, 0.06, 0.3, 0.07, 0.1, 0.08, 0.02, 0.09, 0.00, 0.1, 0.00 Efek_Rata2_DCR = GRAPHRata2_DCR 0.00, 1.00, 0.02, 1.00, 0.04, 1.00, 0.06, 1.00, 0.08, 1.00, 0.1, 1.00, 0.12, 1.20, 0.14, 1.40, 0.16, 1.60, 0.18, 1.80, 0.2, 2.00 Fraksi_Kebij_Kunjungan = GRAPHWkt_Perub_Kunjungan 0.00, 1.00, 1.00, 0.00 160 Lampiran 5 Formulasi Submodel Ekonomi G_Sektor_Prwst__Ydkht = G_Sektor_Prwst__Ydkht - dt + Perub_G_Prwst dt INIT G_Sektor_Prwst__Ydkh = G_Prwst_Awal INFLOWS: Perub_G_Prwst = Hari_Puncak_Kunjungan_WisataG_Sektor_Prwst__YdkhRata2_G_PrwstLj_Pert_G_Prwst_Ydkh Hrg_Lhn_Prwstt = Hrg_Lhn_Prwstt - dt + Perub_Hrg_Lhn_Prwst dt INIT Hrg_Lhn_Prwst = Hrg_Lhn_Prwst_Awal INFLOWS: Perub_Hrg_Lhn_Prwst = Hrg_Lhn_PrwstFrks_Kenaikan_Lhn_Prwst Hrg_Lhn_Prwst_Sktrt = Hrg_Lhn_Prwst_Sktrt - dt + Perub_Hrg_Lhn_Prwst_Sktr dt INIT Hrg_Lhn_Prwst_Sktr = Hrg_Lhn_Prwst_Sktr_Awal INFLOWS: Perub_Hrg_Lhn_Prwst_Sktr = Hrg_Lhn_Prwst_SktrLj_Kenaikan_Hrg_Lhn_Prwst Kapital_Prwstt = Kapital_Prwstt - dt + Inv_Prwst - Depr_Prwst dt INIT Kapital_Prwst = KOR_PrwstPDRB_Prwst_awalRasio_NT_thd_Output_Prwst INFLOWS: Inv_Prwst = Inv_Prwst_YdkhEfek_DCR_thd_InvEfek_Pemenuhan_Lhn_PrwstEfek_Hrg_Lhn_Prwst_thd_Inv OUTFLOWS: Depr_Prwst = Kapital_PrwstUmur_Kap_Prwst C_Prwst = POPULASI_PENDUDUKRasio_C_Prwst_thd_PopulasiHari_Puncak_Kunjungan_Wisata C_Prwst_Awal = Output_Prwst_2002Rasio_C_Prwst_thd_Output Daya_Tarik_Lhn_Prwst = Rasio_Hrg_Lhn_Prwst_dg_SktrRasio_Hrg_Lhn_Prwst_Awal Depresi_Prwst_2002 = Kap_Prwst_2002Umur_Kap_Prwst Frks_Kenaiakan_Hrg_Lhn_Prwst_Invlasi = 6.5 Frks_Kenaikan_Lhn_Prwst = Frks_Kenaiakan_Hrg_Lhn_Prwst_Invlasi100+Frks_Kenaikan_Lhn_Prwst_Nor100Efek_Pmft_Lhn_th d_Hrg_Lhn_Prwst Frks_Kenaikan_Lhn_Prwst_Nor = 1 G_Prwst = Rasio_G_thd_G_PrwstFD_Prwst+M_Prwst-C_Prwst+Inv_Prwst G_Prwst_Awal = Output_Prwst_2002Rasio_G_Prwst_thd_Output Hrg_Lhn_Prwst_Awal = 1 Hrg_Lhn_Prwst_Sktr_Awal = 1 Inv_Prwst_Ydkh = MAX0,Pert_Kap_Prwst+Rata2_Depr_Prwst Kap_Prwst_2002 = Output_Prwst_2002KOR_Prwst Koef_a41 = 0.005916441 KOR_Prwst = 1.585 Lj_Kenaikan_Hrg_Lhn_Prwst = 6.5 Lj_Pert_G_Prwst_Hist = 4.69 Lj_Pert_G_Prwst_Ydkh = IFTIME=Wk_Sken_G_PrwstTHENLj_Pert_G_Prwst_Hist100ELSELj_Pert_G_Prwst_Ydkh_Sken100 Lj_Pert_G_Prwst_Ydkh_Sken = 5 Lj_Pert_Output_Prwst = 6.49 Lj_Pmft_Lhn_Prwst_Normal = INITTren_Lj_Pmft_Lhn_Prwst M_Prwst = M_Prwst_YdkhPengali_M_Prwst_Ydkh M_Prwst_Awal = Output_Prwst_2002Rasio_M_Prwst_thd_Output_Awal M_Prwst_Ydkh = MAX0,C_Prwst+Inv_Prwst+G_Sektor_Prwst__Ydkh-FD_Prwst Nilai_Inv_Prwst_Awal = Depresi_Prwst_2002Pengali_Inv_Prwst Nilai_Perub_Output_Prwst_Awal = Output_Prwst_2002Lj_Pert_Output_Prwst Output_Prwst = Kapital_PrwstKOR_Prwst Output_Prwst_2002 = PDRB_Prwst_awalRasio_NT_thd_Output_Prwst PDRB = PDRB_Ind_PrtN+PDRB_Jasa+PDRB_Prdg+PDRB_PrtMBG+PDRB_Prwst PDRB_Ind_PrtN = Output_PrtnRNT_PD_OUTPUT_PRTN-FD_Prtn PDRB_Jasa = Output_JasaRNT_PD_OUTPUT_JASA-FD_Jasa PDRB_Perkapita = PDRBPOPULASI_PENDUDUK PDRB_Perkapita_Normal = INITPDRB_Perkapita PDRB_Prdg = Output_PrdgRNT_PD_OUTPUT_PERDAG-FD_Prdg PDRB_PrtMBG = Output_Ind_PrtmbgRNT_PD_OUTPUT_IND-FD_Ind_Prtmbg PDRB_Prwst = Output_PrwstRasio_NT_thd_Output_Prwst PDRB_Prwst_awal = 370303 Pengali_Inv_Prwst = 1 161 Lampiran 5 Lanjutan Pengali_M_Prwst_Ydkh = IFTIME=Wk_Sken__M_PrwstTHENPengali_M_Prwst_HistELSEPengali_M_Prwst_Sken Pert_Inv_Prwst_Hist = 6.49 Pert_Inv_Prwst_Sken = 6.49 Pert_Inv_Prwst_Ydkh = IFTIME=Wk_Sken_Inv_PrwstTHENPert_Inv_Prwst_Hist100ELSEPert_Inv_Prwst_Sken100 Pert_Kap_Prwst = KOR_PrwstPerub_Output_Prwst Perub_C_Prwst = Tambahan_populasiRasio_C_Prwst_thd_Populasi Perub_FD_Prwst = Perub_M_Prwst+Perub_C_Prwst+Perub_G_Prwst+Perub_Inv_Prwst Perub_Inv_Prwst = Rata2_Inv_PrwstPert_Inv_Prwst_Ydkh Perub_M_Prwst = Rasio_M_Prwst_thd_OutputRata2_Output_Prwst Perub_Output_Prwst = Koef_a41Perub_FD_Prwst Rasio_C_Prwst_thd_Output = 0.70716737 Rasio_C_Prwst_thd_Populasi = C_Prwst_AwalPOPULASI_PENDUDUKHari_Puncak_Kunjungan_Wisata Rasio_G = G_PrwstG_Sektor_Prwst__Ydkh Rasio_G_Prwst_thd_Output = 0.014021355 Rasio_G_thd_G_Prwst = G_Sektor_Prwst__YdkhG_Sektor_Prwst__Ydkh Rasio_Hrg_Lhn_Prwst_Awal = Hrg_Lhn_Prwst_AwalHrg_Lhn_Prwst_Sktr_Awal Rasio_Hrg_Lhn_Prwst_dg_Sktr = Hrg_Lhn_PrwstHrg_Lhn_Prwst_Sktr Rasio_Lj_Pmft_Lhn_Prwst = Tren_Lj_Pmft_Lhn_PrwstLj_Pmft_Lhn_Prwst_Normal Rasio_M_Prwst_thd_Output = M_Prwst_AwalOutput_Prwst_2002 Rasio_M_Prwst_thd_Output_Awal = 0.046386256 Rasio_NT_thd_Output_Prwst = 0.636704923 Rasio_PDRB_Perkapita = PDRB_PerkapitaPDRB_Perkapita_Normal Rasio_Tren_PDRB_Perkapita = Tren_PDRB_PerkapitaTren_PDRB_Perkapita_Normal Rata2_Depr_Prwst = DELAYDepr_Prwst,Wk_Rata2_Prwst,1 Rata2_G_Prwst = DELAYG_Prwst_Awal,Wk_Peny_Rata2_G_Prwst,1 Rata2_Inv_Prwst = DELAYNilai_Inv_Prwst_Awal,Wk_Rata2_Inv_Prwst,1 Rata2_Output_Prwst = DELAYNilai_Perub_Output_Prwst_Awal,Wk_Rata2_Output_Prwst,Nilai_Perub_Output_Prwst_Awal Rata2_Rasio_G = DELAYRasio_G,Wkt_Rata2_Rasio_G,1 Rata2_Rasio_Hrg_Lhn_Prwst = DELAYDaya_Tarik_Lhn_Prwst,Wk_Rata2_Rasio_Hrg_Lhn_Prwst,1 Rata2_Rasio_Pndptn = DELAYRasio_PDRB_Perkapita,Wkt_Rata2_Rasio_Pndptn,1 RNT_PD_OUTPUT_IND = 0.860811056 RNT_PD_OUTPUT_JASA = 0.786248208 RNT_PD_OUTPUT_PERDAG = 0.768294359 RNT_PD_OUTPUT_PRTN = 0.553238014 Tren_Lj_Pmft_Lhn_Prwst = TRENDLhn_Prwst_Trpk,Wkt_Tren_Lj_Pmft_Lhn_Prwst,Lhn_Prwst_Trpk0.9 Tren_PDRB_Perkapita = TRENDPDRB_Perkapita,Wkt_Tren_PDRB__Perkapita,0.95PDRB_Perkapita Tren_PDRB_Perkapita_Normal = INITTren_PDRB_Perkapita Umur_Kap_Prwst = 2 Wkt_Rata2_Rasio_G = 1 Wkt_Rata2_Rasio_Pndptn = 1 Wkt_Tren_Lj_Pmft_Lhn_Prwst = 5 Wkt_Tren_PDRB__Perkapita = 2 Wk_Peny_Rata2_G_Prwst = 1 Wk_Rata2_Inv_Prwst = 2002 Wk_Rata2_Output_Prwst = 1 Wk_Rata2_Prwst = 1 Wk_Rata2_Rasio_Hrg_Lhn_Prwst = 1 Wk_Sken_G_Prwst = 2002 Wk_Sken_Inv_Prwst = 2005 Wk_Sken__M_Prwst = 2025 Efek_G_Thd_Pariwisata = GRAPHRata2_Rasio_G 0.00, 0.00, 0.00833, 0.18, 0.0167, 0.3, 0.025, 0.42, 0.0333, 0.53, 0.0417, 0.63, 0.05, 0.73, 0.0583, 0.82, 0.0667, 0.89, 0.075, 0.95, 0.0833, 1.00, 0.0917, 1.00, 0.1, 1.00 Efek_Hrg_Lhn_Prwst_thd_Inv = GRAPHRata2_Rasio_Hrg_Lhn_Prwst 0.00, 1.00, 0.0125, 1.00, 0.025, 1.00, 0.0375, 1.00, 0.05, 1.00, 0.0625, 0.99, 0.075, 0.985, 0.0875, 0.97, 0.1, 0.93, 0.112, 0.89, 0.125, 0.8, 0.137, 0.57, 0.15, 0.39, 0.163, 0.29, 0.175, 0.23, 0.188, 0.17, 0.2, 0.12, 0.213, 0.08, 0.225, 0.05, 0.238, 0.03, 0.25, 0.00 162 Lampiran 5 Lanjutan Efek_Pemenuhan_Lhn_Prwst = GRAPHRasio_Prwst_Trpk_thd_Normalnya 0.00, 0.00, 0.01, 0.03, 0.02, 0.07, 0.03, 0.14, 0.04, 0.26, 0.05, 0.42, 0.06, 0.64, 0.07, 0.84, 0.08, 0.94, 0.09, 0.99, 0.1, 1.00 Efek_Pmft_Lhn_thd_Hrg_Lhn_Prwst = GRAPHRasio_Lj_Pmft_Lhn_Prwst 0.00, 0.00, 0.002, 0.04, 0.004, 0.12, 0.006, 0.3, 0.008, 0.55, 0.01, 1.00, 0.012, 1.46, 0.014, 1.75, 0.016, 1.88, 0.018, 1.94, 0.02, 2.00 Pengali_M_Prwst_Hist = GRAPHTIME 0.00, 1.00, 0.4, 1.00, 0.8, 1.00, 1.20, 1.00, 1.60, 1.00, 2.00, 1.00, 2.40, 1.00, 2.80, 1.00, 3.20, 1.00, 3.60, 1.00, 4.00, 1.00 Pengali_M_Prwst_Sken = GRAPHTIME 0.00, 1.00, 0.4, 1.00, 0.8, 1.00, 1.20, 1.00, 1.60, 1.00, 2.00, 0.6, 2.40, 0.6, 2.80, 0.6, 3.20, 0.6, 3.60, 0.6, 4.00, 0.6 163 Lampiran 6 Formulasi Submodel Sosial Angkatan_Kerja_Mencari_Kerjat = Angkatan_Kerja_Mencari_Kerjat - dt + Pert_Angkatan_Kerja + PHK - Pengangkatan_Tenaga_Kerja_2 dt INIT Angkatan_Kerja_Mencari_Kerja = AK_MK_Awal INFLOWS: Pert_Angkatan_Kerja = Tambahan_populasiTingkat_Partisipasi_AK100 PHK = Tenaga_KerjaEfek_Keb_TK_PHKFraksi_PHK_Normal OUTFLOWS: Pengangkatan_Tenaga_Kerja_2 = Efek_Keb_TK_PengangkatanFraksi_Pengktn_TK_NorAngkatan_Kerja_Mencari_Kerja100 POPULASI_PENDUDUKt = POPULASI_PENDUDUKt - dt + Tambahan_populasi - Pengurangan_populasi dt INIT POPULASI_PENDUDUK = 1920021 INFLOWS: Tambahan_populasi = POPULASI_PENDUDUKFraksi_Kelahiran OUTFLOWS: Pengurangan_populasi = POPULASI_PENDUDUKHarapan_hidup Tenaga_Kerjat = Tenaga_Kerjat - dt + Pengangkatan_Tenaga_Kerja_2 - PHK dt INIT Tenaga_Kerja = 729682 INFLOWS: Pengangkatan_Tenaga_Kerja_2 = Efek_Keb_TK_PengangkatanFraksi_Pengktn_TK_NorAngkatan_Kerja_Mencari_Kerja100 OUTFLOWS: PHK = Tenaga_KerjaEfek_Keb_TK_PHKFraksi_PHK_Normal Akngkatan_Kerja = Angkatan_Kerja_Mencari_Kerja+Tenaga_Kerja AK_MK_Awal = 189721 Fraksi_Kelahiran = Fraksi_Kelahiran_Normal100Efek_Pndptn_pd_Kelahiran Fraksi_Kelahiran_Normal = 4 Fraksi_Pengktn_TK_Nor = TK_AwalAK_MK_Awal Fraksi_PHK_Normal = 0.125 Harapan_hidup = Efek_Pndptn_pd_Harapan_HidupHarapan_Hidup_Normal Harapan_Hidup_Normal = 65 Keb_TK_Prwst = Prak_PDRB_PrwstPrak_Prodv_TK_PrwstHari_Puncak_Kunjungan_Wisata Ketersediaan_AK = Rasio_TK_thd_Pddk_AwalRasio_TK_thd_Pddk Lj_Pert_Prodv_TK_Prwst_Hist = 5 Lj_Pert_Prodv_TK_Prwst_Sken = 5 Lj_Pert_Prodv_Tk_Prwst_Ydkh = IFTime=Wk_Sken_Prodv_TK_PrwstTHENLj_Pert_Prodv_TK_Prwst_Hist100ELSELj_Pert_Prodv_T K_Prwst_Sken100 Prakiraan_Penduduk = POPULASI_PENDUDUK1+Wk_Prak_PddkTren_Pddk Prak_PDRB_Prwst = Rata2_PDRB_Prwst1+Wk_Prak_Koreksi_PDRB_PrwstTren_PDRB_Prwst Prak_Prodv_TK_Prwst = Rata2_Prodv_TK_Prwst1+Wk_Prak_Koreksi_Prodv_TK_PrwstTren_Prodv_TK_Prwst Prodv_Tk_Prwst = Prodv_Tk__Prwst_AwalEXPLj_Pert_Prodv_Tk_Prwst_Ydkh Prodv_Tk__Prwst_Awal = PDRB_Prwst_awalTK_Prwst_Awal Rasio_Keb_TK_Prwst_thd_TK_2 = Keb_TK_PrwstTenaga_Kerja Rasio_Tkt_Penggrn_thd_Penggrn_Awal = Tkt_PenganggruranTkt_Pengangguran_Awal Rasio_TK_thd_Pddk = TKPOPULASI_PENDUDUK Rasio_TK_thd_Pddk_Awal = INITRasio_TK_thd_Pddk Rata2_Kersediaan_AK = DELAYRasio_TK_thd_Pddk_Awal,Wk_Rata2_Kersediaan_AK,1 Rata2_PDRB_Prwst = DELAYPerub_Output_Prwst,Wk_Rata2_PDRB_Prwst,1 Rata2_Prodv_TK_Prwst = DELAYProdv_Tk_Prwst,Wk_Rata2_Prodv_TK_Prwst,1 Rata2_Rasio_Tkt_Penggrn = DELAYRasio_Tkt_Penggrn_thd_Penggrn_Awal,Wk_Rata2_Tk_Penggrn,1 Tingkat_Partisipasi_AK = 0.2 TK = TK_Ind_Pertamb+TK_Jasa+TK_Prwst+TK_Perdag+TK_Pertanian Tkt_Penganggruran = Angkatan_Kerja_Mencari_KerjaAkngkatan_Kerja Tkt_Pengangguran_Awal = INITTkt_Penganggruran TK_Awal = 729682 TK_Ind_Pertamb = 5977+209433 TK_Jasa = 436+30393+53817+2611+72114 TK_Perdag = 150594-985 TK_Pertanian = 204307 164 Lampiran 6 Lanjutan TK_Prwst = Perub_Output_PrwstProdv_Tk_Prwst TK_Prwst_Awal = 985 Tren_Pddk = TRENDPOPULASI_PENDUDUK,Wk_Prakiraan_Tren,POPULASI_PENDUDUK0.8 Tren_PDRB_Prwst = TRENDPerub_Output_Prwst,Wk_Tren_PDRB_Prwst,Perub_Output_Prwst0.8 Tren_Prodv_TK_Prwst = TRENDProdv_Tk_Prwst,Wk_Tren_Prodv_TK_Prwst,Prodv_Tk_Prwst0.8 Wk_Prakiraan_Tren = 5 Wk_Prak_Koreksi_PDRB_Prwst = Wk_Prak_PDRB_Prwst+Wk_Rata2_PDRB_Prwst Wk_Prak_Koreksi_Prodv_TK_Prwst = Wk_Prak_Prodv_TK_Prwst+Wk_Rata2_Prodv_TK_Prwst Wk_Prak_Pddk = 5 Wk_Prak_PDRB_Prwst = 1 Wk_Prak_Prodv_TK_Prwst = 0.5 Wk_Rata2_Kersediaan_AK = 1 Wk_Rata2_PDRB_Prwst = 1 Wk_Rata2_Prodv_TK_Prwst = 1 Wk_Rata2_Tk_Penggrn = 1 Wk_Sken_Prodv_TK_Prwst = 2002 Wk_Tren_PDRB_Prwst = 2 Wk_Tren_Prodv_TK_Prwst = 2 Efek_Keb_TK_Pengangkatan = GRAPHRasio_Keb_TK_Prwst_thd_TK_2 0.00, 0.01, 0.02, 0.04, 0.04, 0.14, 0.06, 0.3, 0.08, 0.6, 0.1, 1.00, 0.12, 1.40, 0.14, 1.70, 0.16, 1.86, 0.18, 1.96, 0.2, 2.00 Efek_Keb_TK_PHK = GRAPHRasio_Keb_TK_Prwst_thd_TK_2 0.00, 2.00, 0.02, 1.60, 0.04, 1.30, 0.06, 1.10, 0.08, 1.02, 0.1, 1.00, 0.12, 0.98, 0.14, 0.9, 0.16, 0.7, 0.18, 0.4, 0.2, 0.01 Efek_Pndptn_pd_Harapan_Hidup = GRAPHRata2_Rasio_Pndptn 0.00, 0.00, 0.05, 0.74, 0.1, 1.00, 0.15, 1.08, 0.2, 1.15, 0.25, 1.21, 0.3, 1.25, 0.35, 1.27, 0.4, 1.28, 0.45, 1.29, 0.5, 1.30 Efek_Pndptn_pd_Kelahiran = GRAPHRata2_Rasio_Pndptn 0.00, 1.20, 0.05, 1.10, 0.1, 1.00, 0.15, 0.89, 0.2, 0.74, 0.25, 0.59, 0.3, 0.46, 0.35, 0.36, 0.4, 0.32, 0.45, 0.31, 0.5, 0.3 Sub Sektor Final Demen FD_Ind_Prtmbg = Koef_11Output_Ind_Prtmbg+Koef_12Output_Jasa+Koef_13Output_Prdg+Koef_14Output_Prwst +Koef_15Output_Prtn FD_Jasa = Koef_21Output_Ind_Prtmbg+Koef_22Output_Jasa+Koef_23Output_Prdg+Koef_24Output_Prwst +Koef_25Output_Prtn FD_Prdg = Koef_31Output_Ind_Prtmbg+Koef_32Output_Jasa+Koef_33Output_Prdg+Koef_34Output_Prwst +Koef_35Output_Prtn FD_Prtn = Koef_51Output_Ind_Prtmbg+Koef_52Output_Jasa+Koef_53Output_Prdg+Koef_54Output_Prwst +Koef_55Output_Prtn FD_Prwst = Koef_41Output_Ind_Prtmbg+Koef_42Output_Jasa+Koef_43Output_Prdg+Koef_44Output_Prwst +Koef_45Output_Prtn Koef_11 = 0.074978851 Koef_12 = 0.040603388 Koef_13 = 0.010360054 Koef_14 = -4.50406E-05 Koef_15 = -0.152368843 Koef_21 = -0.018933045 Koef_22 = 0.894756138 Koef_23 = -0.0260024 Koef_24 = -0.290546434 Koef_25 = -0.162772358 Koef_31 = -0.020113004 Koef_32 = -0.045334739 Koef_33 = 0.902528668 165 Lampiran 6 Lanjutan Koef_34 = -0.063205531 Koef_35 = -0.080943454 Koef_41 = -0.024718451 Koef_42 = -0.020242462 Koef_43 = -0.095103421 Koef_44 = 0.994083559 Koef_45 = -0.037380662 Koef_51 = -0.000445593 Koef_52 = -0.002327342 Koef_53 = -0.002768434 Koef_54 = -0.00358163 Koef_55 = 0.986703331 Output_Ind_Prtmbg = 2959329.472 Output_Jasa = 4909595.378 Output_Prdg = 848489.995 Output_Prtn = 356060.5989 Not in a sector 166 Lampiran 7 Struktur Model Eksisting 167 Lampiran 8 Komposisi dan Ketergantungan Penduduk per Desa di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka Tahun 2005 No Kecamatan Anyer Desa Penduduk Kelompok umur Sex Rasio Rasio Keter gantungan L P 0-14 thn 15-64 thn 65 thn 1 Anyer 5579 4566 1415 8259 471 22,84 2 Cikoneng 1924 3210 1250 3099 785 122 65,67 3 Bandulu 2458 2278 985 3230 521 60 46,63 4 Kosambironyok 1561 1025 1035 1492 58 108 73,26 5 Banjarsari 2541 1140 1261 2022 398 152 82,05 6 Bunihara 1212 1023 892 1295 48 223 72,59 7 Tajukmanis 1024 1910 936 1900 98 118 54,42 8 Sindangkarya 1210 2140 489 2536 325 54 32,17 9 Mekarsari 1352 1254 562 1165 879 57 12,37 10 Sindangmandi 1204 1325 839 1500 190 108 56,70 Jumlah 20065 19871 9665 26498 3773 91 50,71 Persentase 50,24 49,76 24,20 66,35 9,45 101 1 Kecamatan Cinangka Cinangka 2498 2270 1050 3293 425 44,82 2 Karangsuraga 2770 2592 985 3752 625 110 42,91 3 Bulakan 2068 1953 1125 2171 725 107 85,21 4 Umbul Tanjung 2609 2453 899 3838 325 106 31,92 5 Pasauran 1445 1352 789 1752 256 106 59,65 6 Bantarwaru 2121 1982 589 3325 189 107 23,48 7 Bantarwangi 1069 1013 456 1387 239 107 50,11 8 Kubangbaros 2706 2587 589 4515 189 106 17,23 9 Ranca Sanggal 1759 1622 468 2667 246 105 26,77 10 Cikolelet 2355 2185 1040 3171 329 108 43,17 11 Sindanglaya 2112 1980 987 2564 541 108 59,59 12 Mekarsari 1408 1313 625 1671 425 107 62,84 13 Kamasan 3224 3014 1256 4503 389 107 36,53 Jumlah 28074 26316 10858 38609 4903 107 40,82 Persentase 51,62 48,38 19,94 71,01 9,05 107 168 Lampiran 9 Hasil Analisis Pendapatan Pelaku Wisata di Kawasan Pesisir Barat Serang Banten Masyarakat yang terkait dengan pariwisata seperti nelayan, tukang asongan, tukang parkir dan pedagang kaki lima yang ada di sekitar lokasi wisata. No Kelompok Bidang KegiatanUsaha Pendapatan 1 Pemerintah Dinas Pariwisata Provinsi Banten ≥ Rp. 1500.000,- Kepala Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan ≥ Rp. 1500.000,- Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten ≥ Rp. 1500.000,- 2 Swasta Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia ≥ Rp. 1500.000,- Pengelola Jasa Wisata ≥ Rp. 1500.000,- Tokoh Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat ≥ Rp. 1500.000,- 3 Masyarakat Masyarakat lainnya ≤ Rp. 1000.000,- Wisatawan ≥ Rp. 1500.000,- 169 Lampiran 10 Hasil Kesesuaian Lahan Untuk Wisata Pesisir Kategori Rekreasi No Parameter Bobot Anyer Skor Cinangka Skor 1 Kedalaman perairanm 5 N 1 N 1 2 Tipe pantai 5 S1 3 S2 2 3 Lebar pantai m 5 S1 2 S1 2 4 Material dasar peraian 3 S1 3 S2 2 5 Kecepatan arusmdt 3 N 1 N 1 6 Kemiringan pantai0 3 S1 3 S1 3 7 Kecerahan perairanm 1 S2 3 S2 3 8 Penutupan lahan pantai 1 S1 3 S1 3 9 Biota berbahaya 1 S1 3 S1 3 10 Ketersedian air tawar jarak Km 1 S1 3 S2 3 Total Skor 63 55 Sumber: Hasil Survei 2007 Indeks kesesuaian untuk Kecamatan Anyer adalah : IKW = ∑ [ Ni N maks ] x 100 = 63156 x 100 = 40,38 Indeks kesesuaian untuk Kecamatan Cinangka adalah : IKW = ∑ [ Ni N maks ] x 100 = 55156 x 100 = 35,26 170 Lampiran 11 Hasil Perhitungan Daya dukung di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka 9 Daya dukung untuk Kecamatan Anyer: DDK = K x LpLt x WtWp = 1 x 3038050 m x 63 = 1.215 orang hari kawasan. 9 Daya dukung untuk Kecamatan Cinangka adalah: DDK = K x LpLt x WtWp = 1 x 10945050 m x 63 = 4.378 oranghari kawasan. 171 Lampiran 12 Hasil Perhitungan Kemampuan Pemanfaatan dan Daya Dukung Wisata di Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten Perhitungan Perbandingan Ecological Footprint dengan Biocapacity Anyer CC 1.215 Kapita Pengunjung 717876 EF 1.6928 BC 2.9348 Cinangka CC 4.378 Kapita Pengunjung 146425 EF 0.0943 BC 2.9899 Kecamatan EFhakapita BC hakapita Luas lahan Sesuai Bersyarat Anyer 1.6928 2.9348 3.038 Cinangka 0.0943 2.9899 10.945 Perhitungan Perbandingan Ecological Footprint dengan Biocapacity Anyer CC 1.215 Kapita Pengunjung 717876 EF 1.6928 BC 2.9348 Cinangka CC 4.378 Kapita Pengunjung 146425 EF 0.0943 BC 2.9899 Kecamatan EFhakapita BC hakapita Luas lahan Sesuai Bersyarat Anyer 1.6928 2.9348 3.038 Cinangka 0.0943 2.9899 10.945 Output Sektor Output Antara FD Keb.Air Bersih Output Total Input Ind Jasa Perd Prwst Prtn Sektor Input antara Industri 221887,1243 199346,2066 8790,402072 17,48997157 54252,54138 4437852,224 4922145,989 2959329,472 Jasa 56029,11732 516704,7772 22062,77609 112823,6844 57956,82334 352554,7019 1118131,88 4909595,378 Perdagangan 59521,00485 222575,2229 82703,4501 24543,68757 28820,77458 2953558,42 3371722,56 848489,995 Pariwisata 73150,04104 99382,29574 80694,30134 2297,445873 13309,78081 346646,4748 615480,3396 388315,5025 Pertanian 1318,656984 11426,30678 2348,988403 1390,802553 4734,420084 55643,45206 76862,62686 356060,5989 Nilai Tambah TK 366962,6627 363198,0225 145361,1368 16920,3723 39700,76963 932142,9639 Impor 173103,4721 475397,3778 163854,995 18012,50248 73532,59885 903900,9461 Upah Gaji 7231646 2507760 1298872 824908 2224014 14087200 Laba 2007357,393 3021565,168 342673,9452 212309,5173 83752,89018 5667658,914 Air Bersih 421443 69250 129871,2 835498 212905 1668967,2 Total Input 2959329,472 4909595,378 848489,995 388315,5025 356060,5989 9461790,946 PDRB 2002 2786226 4434198 684635 370303 282528 8557890 Koefisien Masing‐Masing Sektor Matrix A Output Keterkaitan Langsung ke Depan Rangking Input Ind Jasa Perd Prwst Prtn Industri 0,074978851 0,040603388 0,010360054 4,50406E-05 0,152368843 0,278356177 3 Jasa 0,018933045 0,105243862 0,0260024 0,290546434 0,162772358 0,603498098 1 Perdagangan 0,020113004 0,045334739 0,097471332 0,063205531 0,080943454 0,307068059 2 Pariwisata 0,024718451 0,020242462 0,095103421 0,005916441 0,037380662 0,183361437 4 Pertanian 0,000445593 0,002327342 0,002768434 0,00358163 0,013296669 0,022419669 5 Keterkaitan Langsung ke Blkng 0,139188944 0,213751792 0,231705641 0,363295077 0,446761986 165 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN ZEINYTA AZRA HAROEN PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata Yang Berkelanjutan Di Kawasan Pesisir Barat Kabupaten Serang,Provinsi Banten adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Juli 2010 Zeinyta Azra Haroen NIM C 226010121 ABSTRACT ZEINYTA AZRA HAROEN. Policy Analysis of Sustainable Tourism Development in the West Coast Regions of Serang, Banten Province, Directed by TRIDOYO KUSUMASTANTO, SUGENG BUDIHARSONO and AHMAD FAHRUDIN. The purpose of this study are 1 to assess land suitability and carrying capacity of coastal tourism, 2 develop a planning zone of space utilization for coastal tourism, 3 analyze the policy to achieve sustainable coastal tourism. A survey method was used, data were collected by using questionnaires and field surveys. The method of data analyses consisted of visitor tourism trend, land suitability, carrying capacity, socio economic, ecological footprint. Input-output and dynamic models are used to analyze the planning development of coastal tourism. The results showed that in the subdistrict of Anyer the sustainable type of coastal tourism is beach recreational tourism total area for appropriate zone S3 is 3.038 ha with carrying capacity of 1.215 people per day. Appropriate tourism activities are to enjoy the natural beauty of the panorama, sunbathing, swimming and fishing, and area of 56.326 ha is not sustainable public tourism which can be developed for residential use, hotels, resorts, cottages. Meanwhile, the subdistrict of Cinangka, total area appropriate zone S3 with total area is 10.945 ha with carrying capacity of 4.378 people per day. Appropriate tourism activities is to enjoy the natural beauty of the panorama and beach, beach sports like beach volleyball, jogging, throwing discs and camping. Total area which is not appropriate N is 82,760 ha, that can be used for residential, hotels, resorts, and cottages. Sustainability of coastal tourism is shown by the index distribution of power degree 0,92 and 1,08, it is meant that the tourism sector more strongly influenced by the provider sector output than the corresponding user input. Therefore the coastal tourism sector is an important economic activities which can be developed in sustainable way and the tourism sector is one of the main sector for sustainable development. The results of simulation scenarios as a basis for development policies showed that the existing scenario of tourism investment around Rp. 5.31 billion until the end of the simulation year 20 2025 provide employment of about 64.110 people per year. The best scenario for the sustainable coastal tourism policy based on ecology, social and economic parameter is to increase demand of tourism at 15 per year and investment at Rp.17.74 billion, this policy will improve per capita income from Rp. 4.41 billion to Rp. 12.40 billion per year and provide employment for 870.780 people per year at the end year 2025. Keywords: development, sustainable coastal tourism, policy analysis. RINGKASAN ZEINYTA AZRA HAROEN. Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata Yang Berkelanjutan Di Kawasan Pesisir Barat Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO, SUGENG BUDIHARSONO dan AHMAD FAHRUDIN. Tujuan penelitian ini adalah 1 mengkaji kesesuaian dan daya dukung pariwisata pesisir; 2 merencanakan pola pemanfaatan ruang pariwisata pesisir; 3 mengkaji kebijakan pengembangan pariwisata pesisir berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, data dikumpulkan berdasarkan kuesioner dan survei lapangan. Metode analisis data terdiri dari analisis trend pengunjung wisata, analisis kesesuaian lahan, analisis daya dukung, analisis sosial ekonomi, analisis ecological footprint dan analisis input-output serta model dinamik dilakukan untuk menganalisis kebijakan pengembangan pariwisata pesisir berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan pesisir barat Serang Banten yang terdiri dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka didapat kesesuaian lahan untuk pariwisata pesisir kategori rekreasi. Kecamatan Anyer tipe yang ditemui adalah sesuai bersyarat S3 dengan luasan 3,038 ha dan aktivitas pariwisata yang sesuai adalah menikmati panorama dan keindahan alam pantai, berjemur, berenang dan memancing dengan daya dukung sebanyak 1.215 oranghari dan kebutuhan air bersih sebanyak 243 m 3 hari.Tipe lahan tidak sesuai N dengan luasan 56,326 ha, lahan ini dapat digunakan untuk pengembangan fasilitas pariwisata seperti hotel, resort, villa dan cottage. Kecamatan Cinangka tipe yang ditemui adalah sesuai bersyarat S3 dengan luasan 10,945 ha dan aktivitas pariwisata yang sesuai adalah menikmati panorama alam dan keindahan pantai, olah raga pantai seperti volley pantai, jalan pantai, rekreasi dan berkemah, dengan daya dukung sebanyak 4.378 oranghari dan kebutuhan air bersih sebanyak 876 m 3 hari. Tipe lahan yang tidak sesuai N dengan luasan 82,760 ha, yang dapat dimanfaatkan untuk pemukiman, hotel, resort, cottage, villa. Melalui pendekatan analisis ecological footprint keberlanjutan pariwisata secara lestari masih dapat dilakukan karena ecological footprint EF lebih kecil dari biocapacity BC artinya kemampuan daya tampung masih rendah bila dibandingkan dengan pemanfaatannya. Keberlanjutan pariwisata pesisir ditunjukkan oleh indeks daya penyebaran sebesar 0.92 dan derajad kepekaan sebesar 1.08, hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata lebih kuat dipengaruhi oleh sektor-sektor penyedia output dari pada pengguna input yang bersangkutan. Peran sektor pariwisata dapat ditingkatkan menjadi sektor andalan melalui dorongan peningkatan kunjungan wisata menginap sehingga dapat mendorong sektor penyedia output. Tingginya nilai koefisien pengganda tenaga kerja tipe I sektor pariwisata menunjukkan bahwa sektor tersebut dapat diandalkan untuk peningkatan pendapatan masyarakat. Selain sektor pariwisata, sektor-sektor lainnya yang juga merupakan prioritas untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat seperti sektor jasa, sektor perdagangan dan sektor pertanian. Kebijakan pengembangan pariwisata pesisir yang berkelanjutan di kawasan pasisir barat Serang, Banten belum optimal. Oleh karena itu pariwisata pesisir merupakan suatu kegiatan ekonomi penting, yang dapat dikembangkan untuk mendukung sektor pariwisata. Hasil skenario eksisting pengembangan pariwisata menunjukkan investasi sekitar Rp. 5,31 milyar dan menyediakan tenaga kerja sekitar 64.110 orang per tahun. Skenario yang terbaik untuk kebijakan pengembangan pariwisata pesisir di kawasan barat Serang, Banten adalah berdasar pada aspek ekologi, sosial dan ekonomi untuk meningkatkan permintaan pariwisata 15 per tahun dan investasi meningkat menjadi Rp.17,74 milyar, dan meningkatkan pendapatan per kapita dari Rp. 4,41 juta menjadi Rp. 12,40 juta per tahun serta menyediakan tenaga kerja sebanyak 870.780 orang per tahun pada akhir kurun waktu 20 tahun kedepan atau pada tahun 2025. Kata kunci: analisis kebijakan, pengembangan, pariwisata pesisir berkelanjutan. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad 21 industri pariwisata diperkirakan akan menjadi andalan perolehan devisa negara dan perkembangannya dapat memacu perekonomian suatu negara. Industri pariwisata akan tumbuh secara berlanjut rata-rata sebesar 4,6 per tahun dan pertumbuhan pasar pariwisata rata-rata 10 per tahun WTTC, 2004. Industri pariwisata pada tahun 2010 diperkirakan akan memberikan kontribusi devisa pada gross domestic product GDP sebesar 12. Pertumbuhan pariwisata pada tahun yang sama diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja sebanyak 2,5 juta orang di Indonesia WTO, 2002 diacu dalam Cabrini, 2002. World Tourism Organization WTO memperkirakan pada tahun 2020 jumlah wisatawan akan meningkat hingga 1.600 juta orang. Para wisatawan tersebut akan berwisata ke berbagai negara di dunia. Negara-negara yang diperkirakan menjadi tujuan wisata meliputi Eropa 816 juta orang 51, Amerika 304 juta orang 19, Asia Timur 240 juta orang 15, Asean 96 juta orang 6, Afrika 80 juta orang 5, dan Asia Selatan 64 juta orang 4, WTO and UNEP, 2002; WTO, 2000. Jumlah wisatawan mancanegara wisman yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2006 mencapai 4.833.507 orang, sedangkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Banten sebanyak 1.123.000 orang BPS, 2006. Selanjutnya wilayah pesisir barat Kabupaten Serang meliputi dua Kecamatan yaitu Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka dengan luas ± 1.734,09 Km² sangat potensial untuk dimanfaatkan, karena bentuk alam yang indah, struktur adat dan budaya yang khas. Kawasan pesisir barat Serang Banten memiliki panjang pantai ± 18,674 km berpotensi ekonomi yang besar. Khususnya pantai Anyer sudah terkenal sampai ke mancanegara karena memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati dalam berbagai bentuk alam pariwisata, historis, adat dan budaya Pemda Banten, 2006. Laporan Statistik Provinsi Banten 2005 menunjukkan peningkatan sektor pariwisata serta kontribusi ekonomi yang cukup besar dibandingkan dengan sektor 2 lain. Pendapatan sektor pariwisata berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB berkisar 11 dari total nilai PDRB Kabupaten Serang. Kontribusi hotel dan restoran sekitar 2,9 dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Pajak dan retribusi hotel serta hiburan tahun 2001 mencapai Rp. 4,6 milyar sampai akhir tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 6,5 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki potensi untuk dikembangkan secara berkelanjutan, dan akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah PAD serta sumber pertumbuhan perekonomian baru di Kabupaten Serang. Namun demikian pengembangan pariwisata tersebut nampak memberikan dampak yakni kerusakan lingkungan pesisir. Kecenderungan kerusakan pesisir lebih disebabkan oleh paradigma dan praktek pembangunan yang selama ini diterapkan belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sustainable development. Pembangunan di wilayah pesisir cenderung bersifat ekstraktif serta didominasi kepentingan ekonomi dari pada kepentingan ekologi dan masyarakat. Khususnya dalam pengembangan pariwisata pesisir seharusnya bersifat partisipatif, transparan, dapat dipertanggung-jawabkan accountable, efektif, efisien, merata serta mendukung supremasi hukum. Dalam rangka mencapai tujuan pengembangan sumberdaya wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan termasuk pariwisata maka perlu dirumuskan suatu kebijakan mengintegrasikan setiap kepentingan dalam keseimbangan proportionality antar aspek ekologis, aspek sosial dan aspek ekonomi segenap pelaku stakeholders pembangunan industri wisata. Pengembangan pariwisata, peningkatan ekonomi, kesempatan kerja, perubahan gaya hidup akan sangat mempengaruhi perubahan lingkungan fisik. Kegiatan yang bersifat eksploitasi berlebihan akan berdampak pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan di wilayah Provinsi Banten. Sehingga pengembangan pariwisata harus mempertimbangkan aspek daya dukung ekologi maupun daya dukung sosial dan ekonomi. Oleh karena itu pengembangan pariwisata kawasan pantai barat Serang, Banten harus dikaji secara seksama untuk menuju kegiatan ekonomi yang berkelanjutan. Kemampuan daya dukung sumberdaya dan lingkungan merupakan langkah awal yang penting untuk diketahui guna mendukung pengembangan 3 pariwisata berkelanjutan. Pengembangan pariwisata yang tidak terkendali akan mengarah kepada kerusakan sumberdaya dan lingkungan sekitarnya. Selain hal tersebut aspek sosial ekonomi dalam kaitannya dengan pengembangan kepariwisataan perlu diatur secara komprehensif dan terpadu dengan aspek sumberdaya dan lingkungan. Pengaturan ini dimaksudkan untuk dapat menciptakan suatu keadaan yang tertib, aman, nyaman, menarik bagi wisatawan maupun penduduk setempat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka diperlukan kebijakan yang komprehensif dan terpadu dalam pengembangan pariwisata sehingga menjamin keberlanjutan pembangunan pariwisata di kawasan pesisir barat Kabupaten Serang. Penelitian ini mengkaji kebijakan pengembangan pariwisata pesisir yang terintegratif yakni melakukan analisis daya dukung, pola pemanfaatan ruang, maupun kebijakan yang mempertimbangkan aspek ekologi, sosial dan ekonomi dalam pengembangan wisata pesisir. Kajian komprehensif tersebut merupakan pendekatan baru dan penting dalam mencapai pengembangan pariwisata pesisir berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah

Wisata pesisir barat Serang masih memiliki potensi untuk dikembangkan. Namun demikian nampak adanya kecenderungan pembangunan pariwisata yang tidak didasarkan pada kaidah keberlanjutan serta rendahnya peran masyarakat lokal maupun manfaat yang terbatas dari pengembangan pariwisata. Permasalahan yang masih dihadapi tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut: • Rendahnya optimasi pemanfaatan potensi pesisir yang diakibatkan pembangunan fasilitas wisata hotel, resort, villa yang tidak mengindahkan aspek ekologi dalam penataan ruang sempadan pantai, daya dukung dan lain sebagainya. Kondisi estetika lingkungan yang buruk terutama di wilayah pemukiman masyarakat Pemda Banten, 2005. • Rendahnya tingkat kontribusi ekonomi dari aktifitas wisata dibandingkan dengan potensi yang dimiliki oleh pesisir barat Kabupaten Serang. • Tingkat pendidikan yang belum mendukung pengembangan kepariwisataaan yang diindikasikan dengan jenis pendidikan bersifat umum seperti Sekolah 4 Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas serta belum tersedianya pendidikan lanjutan khususnya dalam bidang kepariwisataan secara memadai. • Terbatasnya penyerapan tenaga kerja pada sektor pariwisata. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Anyer dan Cinangka bermata pencarian petani 33,92 dan nelayan 17,29 dari 729.682 orang jumlah tenaga kerja di Kabupaten Serang Pemda Banten, 2005. • Terbatasnya infrastruktur dalam mendukung pengembangan pariwisata di wilayah pesisir barat Serang. Dari permasalahan tersebut terlihat belum tersedia kebijakan pariwisata yang terintegrasi yakni dari aspek ekologi, sosial maupun ekonomi dalam rangka pengembangan pariwisata pesisir di Kabupaten Serang.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menyusun kebijakan pengembangan pariwisata pesisir secara terpadu dan berkelanjutan, yang meliputi: 1 Mengkaji kesesuaian dan daya dukung pariwisata pesisir. 2 Merencanakan pola pemanfaatan ruang pariwisata pesisir. 3 Menganalisis kebijakan pengembangan pariwisata pesisir berkelanjutan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bahan masukan dan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan pengembangan pariwisata berkelanjutan. 2. Memberikan informasi dan gambaran yang jelas bagi berbagai pihak mengenai kegiatan yang dilaksanakan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir sebagai kawasan pariwisata. 3. Bagi para peneliti dan perguruan tinggi, sebagai salah satu bahan kajian ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai pariwisata pesisir berkelanjutan.