Sistem Pemodelan Dinamik Analisis kebijakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di kawasan pesisir barat kabupaten Serang Provinsi Banten

33 mintaan akhir pada besarnya kebutuhan input setiap sektor, sehingga dampaknya pada degradasi lingkungan dapat diperkirakan KMNLH dan BPS 2000.

2.9 Sistem Pemodelan Dinamik

Sistem pemodelan merupakan suatu gugus aktivitas pembuatan model. Secara umum pemodelan didefinisikan sebagai suatu abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual Eriyatno,1999. Salah satu dasar utama untuk pengembangan model adalah menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat. Penemuan peubah tersebut erat hubungannya dengan pengkajian hubungan-hubungan yang terdapat diantara perubah tersebut. Teknik kuantitatif dan simulasi digunakan untuk mengkaji keterkaitan antar peubah dalam sebuah model. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari komponen-komponen yang berkaitan satu sama lainnya yang berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam lingkungan yang kompleks. Pendekatan sistem merupakan pen- dekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik to- lak analisis. Pendekatan sistem akan memberikan penyelesaian masalah yang kompleks dengan metode dan alat yang mampu mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi, dan mendisain sistem dengan komponen-komponen yang saling ter- kait, yang diformulasikan secara lintas disiplin dan komplementer untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan Eriyatno, 1999. Selanjutnya Eriyatno 1999 menyatakan bahwa model dapat dikategori- kan menurut jenis, dimensi, fungsi, tujuan pokok kajian, atau derajat keabstrakan- nya. Pada dasarnya jenis model dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1. Iconic Model model fisik, merupakan perwakilan fisik dari beberapa hal baik dalam bentuk ideal ataupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik da- pat berdimensi dua seperti foto, peta, atau cetak biru atau berdimensi tiga se- perti prototype mesin dan alat. Model yang berdimensi lebih dari tiga, tidak dapat lagi dikonstruksikan secara fisik ikonik, sehingga diperlukan model lainnya. 2. Analogy Model model diagramatik, menyajikan transformasi sifat menjadi analoginya kemudian mengetengahkan karateristik dari kejadian yang dikaji. Model ini besifat sederhana namun efektif dalam menggambarkan situasi yang 34 khas. 3. Symbolic Model model matematik, menyajikan format dalam bentuk angka, simbol dan rumus. Pada dasarnya ilmu sistem lebih terpusat pada penggunaan model simbolik, dengan jenis yang umum dipakai adalah persamaan matema- tik equation. Dalam pendekatan sistem, pengembangan model merupakan titik kritis yang akan menentukan keberhasilan dalam mempelajari sistem secara keseluru- han. Dalam hubungannnya dengan fenomena komplek yang bersifat multidimensi maka secara hipotetik dapat dikatakan bahwa pemilihan simbolik model akan le- bih cepat untuk mengkaji sistem tersebut. Pemodelan akan melibatkan tahap-tahap yang meliputi seleksi konsep, rekayasa model, implementasi komputer, validasi, analisis sensitivitas, analisis stabilitas, dan aplikasi model. Dinamik sistem berbasis pada persamaan difference dan diferensial. Persamaan difference adalah persamaan yang menyatakan bahwa keadaan masa nanti the future state tergantung pada keadaan sekarang the current state dan faktor-faktor lainnya. Tujuan pemodelan adalah membuat sebuah model dinamik sistem yang mampu mengintegrasikan ragam kepentingan banyak pihak. Mela- lui model tersebut dapat dibuat skenario untuk mengakomodasikan kepentingan banyak pihak serta menjaga dan meningkatkan kelestarian alam. Model dinamik sistem yang dikembangkan dibatasi pada hal-hal yang terkait dengan interaksi antara ekologi, sosial dan ekonomi serta kebijakan pengelolaan lahan oleh pe- merintah, model yang dibuat ada dalam interseksi dari ketiganya Forrester, 1999. Pendekatan sistem terdiri dari tahapan analisis kebutuhan, formulasi ma- salah, identifikasi sistem, simulasi sistem, dan validasi sistem. Sistem yang diban- gun perlu ditindaklanjuti dengan melakukan uji sensitivitas untuk melihat batas- batas sejauh mana sistem tersebut masih bisa memenuhi tujuan yang telah dite- tapkan Hartrisari, 2007.

2.10 Analisis Kebijakan