Analisis Kebijakan Meningkatkan Laju Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pariwisata Analisis Kebijakan Meningkatkan Laju Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja

135 Aspek perizinan, tarif dan harga ditetapkan berdasarkan kriteria mutu yang dievaluasi secara terus-menerus. Dengan demikian wisatawan dapat memperoleh kepuasan dan kenyamanan selama berkunjung di kawasan pariwisata Kabupaten Serang, Banten. Dalam rangka untuk meningkatkan kunjungan wisata, adalah skenario dasareksisting yang diperkuat dengan adanya kebijakan peningkatan bangkitan kunjungan menginap yang sesuai daya dukung. Kebijakan ini dilakukan dengan mengubah beberapa komponen yang berhubungan dengan pergeseran kunjungan menginap wisata, PDRB pariwisata dan PDRB per kapita pada skenario ini, laju pertumbuhan PDRB di awal hampir sama. Tetapi setelah simulasi skenario pertama di aktifkan pada tahun 2005 terlihat bahwa laju pertumbuhan PDRB dalam jangka pendek menurun namun untuk jangka panjang pertumbuhannya signifikan karena PDRB pariwisata mengalami kenaikan sebesar Rp. 15.407 milyar dan PDRB pariwisata per kapita menjadi Rp. 13,4 juta serta daya dukung meningkat dari 1-1,63. Investasi pariwisata menjadi Rp. 7.897 milyar dan tenaga kerja menjadi 868.799 orang pada akhir tahun simulasi 2025 dibanding skenario dasareksisting hanya 64.110 orang.

7.2 Analisis Kebijakan Meningkatkan Laju Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pariwisata

Analisis kebijakan selanjutnya adalah kebijakan skenario 2 yang merupakan skenario 1 diperkuat dengan peningkatan laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah. Perubahan struktur simulasi dilakukan dengan cara mengubah nilai KOR Kapital Output Rasio sehingga semakin tinggi nilai KOR maka investasi juga meningkat seperti investasi pariwisata Rp.7.897 milyar menjadi Rp. 16.760 milyar dan PDRB pariwisata menjadi Rp. 30.889 milyar dengan DCR berkisar 1-1,60 serta PDRB pariwisata per kapita juga ikut meningkat menjadi Rp. 25,9 juta terjadi peningkatan yang signifikan pada akhir kurun waktu simulasi tahun 2025 dengan tenaga kerja yang sama dengan skenario sebelumnya. Estimasi dampak ekonomi yang muncul dari pengembangan pariwisata yang berkelanjutan ternyata cukup handal dalam meningkatkan pendapatan 136 masyarakat sedangkan jumlah tenaga kerja yang diserap sama dengan kebijakan sebelumnya. Peningkatan laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah sebesar 2 sehingga dapat mendorong pengembangan sektor pariwisata dengan asumsi terjadi peningkatan laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang diikuti dengan peningkatan investasi. Laju peningkatan investasi berdampak pada percepatan penyerapan lapangan kerja.

7.3 Analisis Kebijakan Meningkatkan Laju Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja

Kebijakan peningkatan laju produktivitas tenaga kerja diperlukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan akhir yakni meningkatnya permintaan kunjungan wisata. Kebijakan ini ternyata memang berdampak pada percepatan penyerapan lapangan kerja pada tahun ke 10 sebesar 833.368 orang menjadi 870.780 orang pada tahun ke 20. Namun demikian ditinjau dari sisi ekonomi tidak meningkatkan PDRB sektor pariwisata maupun investasi di sektor pariwisata. Dengan kondisi tersebut maka kebijakan peningkatan laju produktivitas kurang signifikan dalam pegembangan pariwisata di Kabupaten Serang. 7.4 Analisis Kebijakan Gabungan terdiri dari Model Eksisting, Submodel Ekologi, Submodel Ekonomi dan Submodel Sosial Selanjutnya kebijakan gabungan yang merupakan integrasi aspek ekologi, sosial dan ekonomi dinyatakan dalam model eksisting, submodel ekologi, submodel ekonomi dan submodel sosial sehingga mencerminkan suatu model pariwisata yang berkelanjutan. Kebijakan tersebut dibangun dari lima parameter yang terdiri dari PDRB pariwisata, DCR, PDRB per kapita, investasi pariwisata dan produktivitas tenaga kerja. Dibandingkan tiga kebijakan sebelumnya, kebijakan gabungan memberikan dampak yang lebih signifikan yakni PDRB pariwisata sebesar Rp.277.442 milyar pada akhir simulasi tahun ke 20 2025. Daya dukung pada tingkat 3 pada tahun ke 20 2025 sedangkan PDRB pariwisata per kapita meningkat sebesar Rp. 225 juta. Peningkatan pengeluaran pemerintah diperoleh 137 keseimbangan antara investasi pariwisata sebesar Rp. 3.477 milyar dengan produktivitas tenaga kerja sebanyak 870.780 orang. Dengan tersusunnya model dinamik Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Kebijakan gabungan merupakan kebijakan yang dapat mencerminkan model pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan pariwisata dan kelestarian wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan PDRB per kapita dan daya dukung sesuai dengan kapasitasnya. Dari hasil analisis kebijakan-kebijakan sebelumnya dapat diketahui bahwa kebijakan skenario gabungan mencerminkan hasil yang terbaik yang dapat meningkatkan PDRB pariwisata, daya dukung, PDRB pariwisata per kapita dan investasi pariwisata serta peningkatan penyerapan tenaga kerja. 8 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan