48
Pengembangan aktivitas wisata diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga dalam analisis ekonomi dilakukan analisis Produk Domestik
Regional Bruto PDRB, pendapatan masyarakat, tingkat kesejahteraan, PDRB per kapita yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pengembangan pariwisata
pesisir. • Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu region pada suatu jangka waktu tertentu pendekatan produksi.
• Pendapatan masyarakat adalah pendapatan yang diterima penduduk dari aktivitas produksi atau jasa yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
Pendapatan tersebut sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan. • Sedangkan tingkat kesejahteraan dapat diukur dengan standar batas
kemiskinan melalui pendekatan metode perhitungan berdasarkan kriteria BPS 1999 yang diacu Suryanto 2000 yaitu:
9 Tingkat pendapatan tinggi, jika pendapatan per kapitatahun ≥
Rp.1.500.000,- 9 Tingkat pendapatan sedang, jika pendapatan per kapitatahun Rp
300.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- 9 Tingkat pendapatan rendah, jika pendapatan per kapitatahun
≤ Rp 300.000,-
• PDRB Per kapita adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
3.5.3 Analisis Kesesuaian Untuk Pariwisata Pesisir
Dalam rangka melakukan analisis kesesuaian pariwisata pesisir maka dilakukan analisis ketersediaan ruang biocapacity didasarkan pada kesesuaian
lahan yang mendukung pariwisata pesisir dan kesesuaian ruang wisata untuk rekreasi pesisir secara spasial menggunakan konsep evaluasi lahan. Konsep ini
didasarkan pada sepuluh parameter untuk wisata pesisir dengan jenis rekreasi yang secara ekologi merupakan prasyarat kelayakan dalam pariwisata pesisir. Teknik
49
analisis Sistem Informasi Geografis SIG, digunakan untuk melihat luas lahan yang sesuai untuk wisata pesisir di kawasan barat Serang, Banten. Dalam menentukan
tingkat kesesuaian lahan untuk pariwisata pesisir dilakukan dengan metode skoring dan beberapa parameter serta menggunakan teknik tumpang susun overlay
bertingkat. Selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kelayakan dengan memberikan bobot pada setiap parameter yang terukur berdasarkan hasil studi
pustaka dan informasi dari para pakar dan pengamatan di lapang. Analisis kesesuaian lahan pesisir untuk pariwisata di kawasan pesisir barat
Serang dilakukan dengan teknik yang dikemukakan oleh Yulianda 2007. Tahapan
analisis tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, penetapan
persyaratan parameter dan kriteria, pembobotan dan skoring. Nilai masing-masing peruntukkan, dan penetapan persyaratan tidak sama. Parameter yang menentukan
diberi bobot terbesar sedang kriteria batas-batas yang sesuai diberi skor tertinggi.
Kedua, perhitungan nilai peruntukkan lahan. Nilai suatu lahan ditentukan
berdasarkan total hasil perkalian bobot B dan skor S dibagi dengan total nilai
bobot-skor dikali 100. Ketiga, pembagian kelas lahan dan nilainya. Keempat,
kriteria tidak sesuai untuk wisata pesisir digunakan untuk lahan pemanfaatan. Dalam penelitian ini kelas lahan dibagi dalan empat kelas yang didefinisikan
sebagai berikut:
Kelas S1 : Sangat Sesuai Highly Suitable
Pada kelas ini lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk pengembangan yang diberikan, atau hanya mempunyai pembatas yang
tidak secara nyata berpengaruh terhadap kegiatan wisata.
Kelas S2 : Sesuai Moderately Suitable
Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengembangan yang harus diterapkan.
Pembatas akan mengurangi aktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas S3 : Sesuai Bersyarat Marginally Suitable
Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas lebih besar untuk mempertahankan tingkat pengembangan yang harus diterapkan.
Pembatas akan mengurangi aktivitas wisata atau keuntungan.
50
Kelas N : Tidak Sesuai Not Suitable
Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala kemungkinan penggunaan lahan wisata yang lestari dalam
jangka panjang. Sesuai dengan faktor pembatas dan tingkat keberhasilan yang dimiliki oleh
masing-masing lahan, lahan S1 dinilai sebesar 83–100; S2 dinilai sebesar 50- 83; S3 dinilai sebesar 17–50 dan N dinilai sebesar 17. Semakin kecil faktor
pembatas dan peluang keberhasilan suatu lahan, semakin besar pula nilainya. Pariwisata alam dengan kategori wisata pesisir untuk jenis rekreasi
mempertimbangkan sepuluh 10 parameter dengan empat 4 klasifikasi. Parameter kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi antara lain;
kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan
air tawar selanjutnya disajikan pada Tabel 4. Kegiatan wisata yang akan
dikembangkan disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukkannya karena kegiatan tersebut memerlukan persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai
dengan obyek wisata yang akan dikembangkan. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pesisir adalah sebagai berikut:
...........................................................4 Yulianda, 2007
Keterangan : IKW
: Indeks Kesesuaian Wisata Ni
: Nilai parameter ke-i Bobot x Skor N
maks
: Nilai maksimum dari suatu kategori wisata i
: Parameter kesesuaian n
: Jumlah jenis parameter
51
Tabel 4 Matrik Kesesuaian Lahan Untuk Wisata Pesisir Kategori Rekreasi
No Parameter
Bobot Kategori SI
Skor Kategori S2
Skor Kategori S3
Skor Kategori N
Skor 1 Kedalaman
perairanm 5 0-3
3 3,6 2
6-10 1
10 2 Tipe
pantai 5
Pasir putih 3
Pasir putih sedikit
karang 2
Pasir hitam berkarang
sedikit terjal 1
Lumpur, berbatu,
terjal 3 Lebar
pantai m
5 15 3 10-15
2 3 - 10
1 3
4 Material dasar
peraian 3
Pasir 3
Karang berpasir
2 Pasir berlumpur
1 Lumpur
5 Kecepatan arusmdt
3 0-0,17 3 0,17-0,34
2 0,34-0,51
1 0,51
6 Kemiringan pantai0
3 10 3 10-25
2 25 - 45
1 45
7 Kecerahan perairanm
1 10 3 4-10
2 3 3 - 5 1
2 8
Penutupan Lahan pantai
1 Kelapa,
Lahan terbuka
3 Semak
belukar,re ndah
savanna 2 Belukar
tinggi 1
Hutan bakau,
pemuki man
9 Biota
berbahaya 1
Tidak ada
3 Bulu babi
2 Bulu
babi,ikan pari
1 Bulu
babi, ikan
pari, lepu, hiu
10 Ketersedian air tawar
jarak km 1
0,5 km
3 0,5-1
km 2
1 - 2 1
2 Sumber: Yulianda 2007
Keterangan : Nilai maksimum : 156
S1 : Sangat Sesuai, dengan nilai 83-100
S2 : Sesuai, dengan nilai 50-83
S3 : Sesuai Bersyarat, dengan nilai 17–50
N : Tidak Sesuai, dengan nilai 17
52
3.5.4 Analisis Daya Dukung untuk Pariwisata Pesisir