Analisis Kebijakan Analisis kebijakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di kawasan pesisir barat kabupaten Serang Provinsi Banten

34 khas. 3. Symbolic Model model matematik, menyajikan format dalam bentuk angka, simbol dan rumus. Pada dasarnya ilmu sistem lebih terpusat pada penggunaan model simbolik, dengan jenis yang umum dipakai adalah persamaan matema- tik equation. Dalam pendekatan sistem, pengembangan model merupakan titik kritis yang akan menentukan keberhasilan dalam mempelajari sistem secara keseluru- han. Dalam hubungannnya dengan fenomena komplek yang bersifat multidimensi maka secara hipotetik dapat dikatakan bahwa pemilihan simbolik model akan le- bih cepat untuk mengkaji sistem tersebut. Pemodelan akan melibatkan tahap-tahap yang meliputi seleksi konsep, rekayasa model, implementasi komputer, validasi, analisis sensitivitas, analisis stabilitas, dan aplikasi model. Dinamik sistem berbasis pada persamaan difference dan diferensial. Persamaan difference adalah persamaan yang menyatakan bahwa keadaan masa nanti the future state tergantung pada keadaan sekarang the current state dan faktor-faktor lainnya. Tujuan pemodelan adalah membuat sebuah model dinamik sistem yang mampu mengintegrasikan ragam kepentingan banyak pihak. Mela- lui model tersebut dapat dibuat skenario untuk mengakomodasikan kepentingan banyak pihak serta menjaga dan meningkatkan kelestarian alam. Model dinamik sistem yang dikembangkan dibatasi pada hal-hal yang terkait dengan interaksi antara ekologi, sosial dan ekonomi serta kebijakan pengelolaan lahan oleh pe- merintah, model yang dibuat ada dalam interseksi dari ketiganya Forrester, 1999. Pendekatan sistem terdiri dari tahapan analisis kebutuhan, formulasi ma- salah, identifikasi sistem, simulasi sistem, dan validasi sistem. Sistem yang diban- gun perlu ditindaklanjuti dengan melakukan uji sensitivitas untuk melihat batas- batas sejauh mana sistem tersebut masih bisa memenuhi tujuan yang telah dite- tapkan Hartrisari, 2007.

2.10 Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan merupakan sebuah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan 35 memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat politik dalam rangka memecahkan masalah-masalah kebijakan. Oleh karenanya Dunn 1998 menjelaskan bahwa analisis kebijakan tidak membatasi diri pada pembangunan dan pengujian teori-teori deskriptif umum, misalnya pada politik dan sosiologi mengenai elit-elit pengambil kebijakan, atau pada teori-teori ekonomi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pembelanjaan publik. Analisis kebijakan menerobos pagar disiplin tradisional yang hanya menjelaskan keajegan-keajegan empiris dengan tidak hanya menggabungkan dan memindahkan isi dan metode dari beberapa disiplin, tetapi juga menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pada tingkat politik khusus. Lebih dari itu, tujuan analisis kebijakan lebih dari sekedar menghasilkan fakta-fakta, seorang analis juga mencari untuk menghasilkan informasi mengenai nilai-nilai dan arah tindakan yang lebih baik. Dengan begitu analisis kebijakan meliputi baik evaluasi kebijakan maupun anjuran kebijakan. Salah satu karateristik penting dari metode analisis kebijakan adalah hubungan hirarkis, tidak mungkin menggunakan suatu metode sebelum metode yang terletak di atasnya digunakan. Pendekatan normatif dalam analisis kebijakan perlu menyertakan baik premis faktual maupun premis nilai. Hanya pendekatan empiris dalam analisis kebijakan, yang pada dasarnya bersifat bebas. Masalah kebijakan merupakan kebutuhan dan kesempatan yang belum terpenuhi, tetapi yang dapat diidentifikasikan dan dicapai melalui tindakan publik. Informasi mengenai sifat masalah dan potensi pemecahannya, seperti yang telah dijelaskan di atas, dihasilkan melalui penerapan prosedur analisis kebijakan dalam perumusan masalah. Oleh karena itu Dunn 1999 menjelaskan bahwa perumusan masalah merupakan tahap paling kritis dalam analisis kebijakan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa analisis yang dilakukan terhadap suatu kebijakan pada hakekatnya adalah merumuskan, mengevaluasi dan menciptakan alternatif perbaikan terhadap masalah yang timbul dalam suatu kebijakan. Dengan kata lain tidak seluruh aspek kebijakan yang harus di analisis, namun tergantung pada permasalahan yang berhasil dirumuskan. 36 Selanjutnya setelah masalah-masalah kebijakan dirumuskan, maka dilakukan langkah evaluatif untuk mendapatkan informasi mengenai nilai atau harga dari kebijakan masa lalu dan di masa datang. Dengan demikian dapat dilakukan evaluasi dengan berbagai metode penelitian sosial yang tersedia. Hirarki metode analisis kebijakan secara rinci disajikan pada Gambar 3 sebagai berikut: PERUMUSAN MASALAH PELIPUTAN PENYIMPULAN PRAKTIS PERAMALAN REKOMENDASI EVALUASI Modus EmpiriK Modus Evaluatif Modus Anjuran Gambar 3 Hirarki dalam Metode Analisis Kebijakan Dunn 1998 Analisis kebijakan adalah suatu bentuk tahapan analisis perumusan masa- lah sampai penyimpulan, menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberikan landasan bagi para pembuat kebijakan. Dengan demikian analisis kebijakan penting untuk mendapatkan alternatif dalam membuat keputusan. 37 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran