Ecological Input-Output Analisis kebijakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di kawasan pesisir barat kabupaten Serang Provinsi Banten

32

2.8. Ecological Input-Output

Menurut Rustiadi et al. 2004 model Input-Output telah dikenal semenjak jaman Phsyokrat pada pertengahan abad ke-18, khususnya oleh Quesnay di tahun 1758 dengan Tableu de’economique-nya. Semula Quesnay hanya mengkonstruk- si model makro ekonomi input-output khususnya antara petani dan buruh far- mers and laborers , tuan tanah land owners dan pihak lainnya others, sterile class . Kemudian, oleh Walras di tahun 1877 dengan General Equilibrium-nya dibuatlah model tersebut menjadi lebih terinci dengan pemisahan sektor yang le- bih baik dan jelas. Puncak perkembangan Tabel Input-Output mencapai bentuk yang mendasari tabel-tabel input-output modern adalah tabel input-output yang dikembangkan oleh Leontief 1966. Tujuan Leontief mengembangkan tabel in- put-output adalah untuk menjelaskan besarnya arus interindustri dalam hal tingkat produksi dalam tiap-tiap sektor. Analisis Input-Output saat ini telah berkembang luas menjadi model anali- sis standar untuk melihat struktur keterkaitan perekonomian nasional, wilayah dan antar wilayah, serta dimanfaatkan untuk berbagai peramalan perkembangan struk- tur perekonomian. Ecological input-output merupakan pengembangan dari model input-output I-O konvensional yang telah digunakan sebagai alat analisis peren- canaan pembangunan selama ini KMNLH dan BPS 2000. Satu kekurangan dari model I-O konvensional adalah tidak diikutsertakannya transaksi komoditi ekolo- gi dan output eksternal dari setiap sektor pembangunan. Padahal ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Pengembangan model ecological input-output ini diharapkan dapat menyempurnakan kekurangan tersebut sehingga hasilnya da- pat dijadikan sebagai dasar perencanaan pembangunan berkelanjutan yang ber- wawasan lingkungan. Model ecological input-output dilakukan dengan cara me- masukkan beberapa jenis komoditas ekologi, seperti air dan tanah ke dalam dere- tan sektor produksi dan menambahkan pada kolom-kolom terakhir beberapa out- put yang berupa limbah atau permasalahan lingkunganekologi seperti pencema- ran CO, CO 2 dan sebagainya yang merupakan produk kegiatan ekonomi. Prinsip analisis yang digunakan sama dengan prinsip pada analisis dasar, dimana dengan mengasumsikan koefisien konstan, maka dampak perubahan per- mintaan akhir pada produksi berbagai sektor termasuk produksi limbah akan bi- sa diprediksi. Model ini mencakup parameter ekologi seperti air dan tanah yang dimasukkan sebagai input, sehingga dapat memprediksi dampak perubahan per- 33 mintaan akhir pada besarnya kebutuhan input setiap sektor, sehingga dampaknya pada degradasi lingkungan dapat diperkirakan KMNLH dan BPS 2000.

2.9 Sistem Pemodelan Dinamik