Kesimpulan Analisis kebijakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di kawasan pesisir barat kabupaten Serang Provinsi Banten

8 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis kesesuaian dan daya dukung dalam rangka pengembangan pariwisata yang berkelanjutan untuk jenis pariwisata pesisir adalah sebagai berikut: a Kecamatan Anyer memiliki potensi sebagai kawasan wisata dengan kategori sesuai bersyarat seluas 3,038 hektar dan daya dukung kawasan untuk menampung 1.215 oranghari serta daya dukung kebutuhan air bersih untuk wisata pesisir maksimum sebanyak 73 literharipengunjung. b Kecamatan Cinangka memiliki potensi sebagai kawasan wisata dengan kategori sesuai bersyarat seluas 10,945 hektar dan daya dukung kawasan untuk menampung 4.378 oranghari serta daya dukung kebutuhan air bersih untuk wisata pesisir maksimum sebanyak 263 literharipengunjung. 2. Hasil analisis ecological footprint didapatkan bahwa pola pemanfaatan sumberdaya wisata di kawasan Kabupaten Serang belum optimal karena nilai ecological footprint lebih kecil dari pada biocapacity, sehingga masih terdapat peluang untuk pengembangan wisata pesisir. Kesesuaian dalam pola pemanfaatan ruang pariwisata pesisir kawasan Kabupaten Serang, Banten adalah pariwisata dengan jenis wisata pesisir dengan kategori rekreasi seperti berjemur, olah raga pantai, jalan-jalan pantai dan memancing. 3. Pariwisata merupakan sektor yang layak dikembangkan didukung oleh sektor-sektor ekonomi lainnya. Kebijakan mengembangkan pariwisata memberikan dampak yang besar pada pendapatan masyarakat dan penyerapan lapangan kerja serta relatif lebih ramah lingkungan karena kebutuhan air yang lebih sedikit dibanding sektor lainnya. Dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang maka sektor- sektor yang memberikan dampak kepada peningkatan output relatif besar adalah sektor jasa, perdagangan, pariwisata dan pertanian. Sektor- 140 sektor jasa, perdagangan dan industri memiliki peran dalam mendorong aktivitas ekonomi sektor lainnya, karena memiliki keterkaitan ke depan maupun ke belakang yang relatif lebih tinggi. Kebijakan pengembangan sektor pariwisata dapat dilakukan melalui peningkatan investasi, peningkatan jumlah kunjungan wisata maupun peningkatan pengeluaran pemerintah sesuai dengan daya dukung ekologi wilayah. 4. Analisis kebijakan pengembangan pariwisata pesisir yang berkelanjutan dilakukan melalui simulasi : 1 kebijakan meningkatkan bangkitan hari puncak kunjungan menginap sesuai kapasitas daya dukung, 2 kebijakan meningkatkan laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah terhadap sektor pariwisata, dan kebijakan meningkatkan laju pertumbuhan investasi, 3 kebijakan meningkatkan laju pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 4 kebijakan gabungan yakni integrasi dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Dari keempat kebijakan tersebut ternyata kebijakan yang memberikan alternatif terbaik adalah kebijakan gabungan. Hasil dari kebijakan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan gabungan merupakan faktor utama yang berperan pada PDRB pariwisata sebesar Rp.277.442 milyar pada akhir simulasi tahun ke 20 2025. Daya dukung meningkat menjadi 3 pada tahun ke 20 2025 sedangkan PDRB pariwisata per kapita meningkat sebesar Rp. 225 juta. Peningkatan pengeluaran pemerintah diperoleh keseimbangan antara investasi pariwisata sebesar Rp. 3.477 milyar dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 870.780 orang.

8.2 Saran