5
1.5 Ruang Lingkup Studi
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kajian ekologi yang meliputi kesesuaian untuk wisata pesisir kategori
rekreasi yang terdiri dari sepuluh parameter, sedangkan daya dukung pariwisata pesisir dihitung berdasarkan tingkat kemampuan suatu kawasan
sebagai obyek tujuan wisata pantai dengan rasio luas kawasan dan jumlah pengunjung.
2. Pola pemanfaatan ruang pariwisata pesisir yang terkait aktifitas wisata. 3. Analisis kebijakan pengembangan pariwisata pesisir yang berkelanjutan
berdasarkan kriteria ekologi, sosial dan ekonomi. 4. Studi ini lebih didasarkan tinjauan dan sisi penawaran wisata supply
untuk kebutuhan wisatawan nusantara.
1.6 NoveltyKebaharuan
Kebaharuan keilmuan dalam penelitian ini adalah penyusunan kebijakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan mengintegrasikan analisis
ekologi, sosial dan ekonomi. Hal tersebut dilakukan melalui analisis yang menggabungkan antara aspek biogeofisik dan lingkungan kesesuaian lahan dan
daya dukung ekologi serta ecological footprint, aspek sosial ekonomi analisis input-output dan sistem pemodelan dinamik secara terpadu.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wilayah Pesisir
Dahuri 2001 menyatakan definisi wilayah pesisir secara geografis, sebagai suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan, yang digunakan di
Indonesia adalah pertemuan antara darat dan laut, kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi
oleh sifat-sifat seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mecakup bagian laut yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan dan pencemaran. Definisi wilayah pesisir coastal zone menurut UU No.27 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil menyatakan bahwa wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang sa-
ling berinteraksi, ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu untuk kabupatenkota, dan ke arah darat batas administrasi
kabupatenkota. Scura
et al. 1992 dalam Cicin-Sain and Knecht 1998 mengemukakan
bahwa wilayah pesisir adalah daerah pertemuan daratan dan laut, yang didalamnya terdapat hubungan yang erat antara aktivitas manusia dengan
lingkungan daratan dan lingkungan laut, seperti dinyatakan pada Gambar 1. Wila- yah pesisir mempunyai karateristik sebagai berikut:
1. Memiliki habitat dan ekosistem seperti estuaria, terumbu karang, padang la- mun yang dapat menyediakan suatu seperti ikan, minyak bumi, meneral dan
jasa seperti bentuk perlindungan alam dari badai, arus pasang surut, rekreasi untuk masyarakat pesisir.
2. Dicirikan dengan persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya dan ruang oleh berbagai stakeholders, sehinga sering terjadi konflik yang berdampak pada
menurunnya fungsi sumberdaya.
8 3. Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat
menghasilkan GNP Gross National Product dari kegiatan seperti pengem- bangan perkapalan, perminyakan dan gas, pariwisata pesisir dan lain-lain.
4. Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan merupakan wilayah urbanisasi.
Gambar 1 Hubungan antar Wilayah Pesisir dan Sistem Sumberdaya Wilayah Pesisir Scura et al. 1992 dalam Cicin-Sain and Knecht.1998
2.2 Ekosistem Wilayah Pesisir