dan biologi di kawasan Krui, sehingga dapat diketahui kondisi fisik dan biologiapa yang menjadi bahaya pada kegiatan selancar dan resiko apa yang
ditimbulkan oleh bahaya tersebut. Dengan demikian dapat diketahui dan ditentukan rekomendasi pengelolaan bahaya dan resiko yang sesuai untuk
kawasan selancar di Krui, Lampung Barat.
1.2 Perumusan Masalah
Bahaya dan resiko merupakan hal yang penting dalam kegiatan wisata alam seperti kegiatan selancar, hal ini merupakan masalah sekaligus daya tarik bagi
kegiatan tersebut. Peselancar secara sengaja berhadapan dengan bahaya dan resiko yang ada dalam kegiatan selancar untuk mendapatkan kesenangan tersendiri saat
adrenalin mereka dipacu ketika berhadapan dengan bahaya dan resiko yang ada di air.
Hal ini bukan berarti bahwa resiko dan bahaya tersebut dapat diabaikan tanpa perlu diidentifikasi dan diketahui tingkatannya. Tetap ada keharusan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui bahaya dan resiko di lokasi selancar untuk menghindari adanya suatu insiden tertentu baik yang berkenaan dengan fisik
maupun dengan kesehatan peselancar yang diakibatkan oleh ketidaktahuan atas bahaya dan resiko yang berada di suatu kawasan tersebut.
Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri sebagai dua kawasan selancar di daerah Krui memiliki bahaya dan resiko yang berbeda dengan pantai yang berada
di daerah lain. Perbedaan tersebut terbentuk oleh adanya kondisi fisik dan biologi kawasan yang juga berbeda dengan kawasan selancar lainnya. Kondisi fisik dan
biologi kawasan yang memiliki resiko dan bahaya bagi peselancar dalam kegiatan selancar memiliki keterkaitan utama dengan keadaan perairannya.
Keadaan perairan seperti ombak, arus, pasang surut, suhu dan kelembaban, materi pembentuk pantai, dan fauna laut memberikan bahaya dan resiko tersendiri
yang bergantung pada karakteristik masing-masing hal tersebut. Pengetahuan mengenai keadaan atau kondisi fisik dan biologi suatu perairan merupakan hal
yang dibutuhkan untuk menentukan pengelolaan bahaya dan resiko yang ada di suatu kawasan perairan. Sedikitnya informasi atau bahkan ketidaktahuan
mengenai hal ini dapat menyebabkan peselancar yang berada di suatu kawasan
selancar berhadapan dengan bahaya dan resiko yang melebihi kemampuannya. Hal ini mengharuskan adanya kegiatan pengukuran terhadap kondisi fisik dan
bahaya di suatu kawasan untuk mengetahui resiko dan bahaya tersebut. Keharusan tersebut tidak memberikan pengecualian untuk daerah manapun,
selama kawasan tersebut digunakan untuk kegiatan selancar, maka bahaya dan resikonya harus diketahui namun, Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri
yang merupakan dua kawasan selancar yang berada di Krui, Lampung Barat hingga saat ini belum melaksanakan keharusan yang berkaitan dengan
pengelolaan terhadap bahaya dan resiko tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah:
a. Kondisi fisik dan biologi apa yang menjadi bahaya pada kegiatan wisata
selancar di Krui, Lampung Barat? b.
Resiko apa yang ditimbulkan oleh bahaya tersebut terhadap peselancar? c.
Pengelolaan bahaya dan resiko apa yang sesuai untuk kawasan selancar di Krui, Lampung Barat?
1.3 Pendekatan Masalah
Krui merupakan suatu daerah yang berada di Lampung Barat yang memiliki penekanan daya tarik pada daerah pesisirnya. Daya tarik kawasan pesisir Krui
telah dikenal hingga tingkat internasional dalam hal lokasi selancar. Kawasan selancar yang berada di daerah Krui adalah Pantai Labuhan Jukung dan Pantai
Mandiri. Selancar sebagai suatu bentuk wisata alam merupakan kegiatan yang
memiliki interaksi secara langsung dengan bahaya dan resiko di kawasan selancar, terutama bahaya dan resiko yang berasal dari perairan water hazard. Bahaya dan
resiko selancar untuk setiap kawasan ditentukan oleh kondisi fisik dan biologi dari masing-masing kawasan tersebut.
Bahaya dan resiko pada kegiatan selancar di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri sampai saat ini belum pernah ditinjau secara khusus. Peninjauan
ini dapat dilakukan dengan mengukur kondisi fisik dan biologi dari masing- masing pantai tersebut.