Panas dan Sinar Matahari

Hari Suhu Udara C o Kelembaban Relatif Indeks Panas Hari Suhu Udara C o Kelembaban Relatif Indeks Panas 1 30 80 100 16 30 84 100 2 31 83 100 17 31 80 106 3 30 82 100 18 29 80 94 4 28 81 89 19 31 80 106 5 29 81 94 20 31 80 106 6 29 85 96 21 30 85 102 7 28 83 89 22 30 85 102 8 29 80 94 23 29 83 94 9 28 80 89 24 29 84 94 10 31 82 106 25 31 84 106 11 31 82 106 26 31 80 106 12 31 80 106 27 31 80 106 13 30 84 100 28 30 84 100 14 31 84 106 29 29 80 94 15 30 84 100 30 30 80 100 Hasil pengukuran terhadap kelembaban menunjukkan bahwa rata-rata kelembaban di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri adalah sebesar 82. Kelembaban tertinggi sebesar 85, sedangkan kelembaban terendahnya adalah sebesar 80. Pengambilan data dilakukan antara pukul 13.00 sampai 14.00 karena sensible heat panas terasa tertinggi terjadi setelah puncak pemanasan terjadi yaitu sekitar pukul 12.00, selain itu puncak radiasi dari sinar UV juga terjadi pada jam 13.00 Leatherman 2003. Sensible heat ditimbulkan bukan dari panas yang dipancarkan oleh matahari melainkan pancaran radiasi kembali dari bumi berupa gelombang pendek yang merupakan hasil konversi gelombang panjang yang dipancarkan oleh matahari, dengan begitu dapat diketahui bahwa bentuk bahaya yang diberikan oleh panas matahari berasal dari perpaduan suhu dan kelembaban yang terbentuk pada masa panas terasa tertingginya. Bahaya dari panas terasa timbul karena tubuh memiliki batas toleransi tertinggi untuk berubah sesuai kondisi panas lingkungannya dan aktivitas yang dilakukannya Zhao-Gui et al 2009. Batas tertinggi panas tubuh yang diakibatkan oleh panas lingkungannya adalah sebesar 41.6-42 o C, sedangkan diketahui bahwa suhu normal dari tubuh manusia berkisar antara 34-37 o C Kosaka et al 2004. Kondisi suhu tubuh diatas 41 o C dengan kelembaban relatif mendekati 100 dapat mendorong seseorang untuk mengalami gejala hipertermia dan beberapa gangguan funsional lainnya Roth et al 1996 yang terbentuk akibat suhu Tabel 12. Suhu dan kelembaban udara relatif di Pantai Mandiri lingkungan yang berada disekitarnya dan aktivitas yang sedang dilakukan. NOAA 2010 memaparkan bahwa pada saat suhu lingkungan diatas 28 o C dengan kelembaban 40 maka dapat menyebabkan sunstroke, kram otot, dehidrasi dan hipertermia bila seseorang melakukan aktivitas tertentu seperti olahraga dan pada saat suhu udara diatas 40 o C maka disarankan untuk menghentikan seluruh kegiatan olahraga diluar ruangan. Peselancar dalam melakukan kegiatan selancar dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat karena aktivitasnya yang dilakukan langsung dibawah matahari ditambah dengan panas yang timbul akibat pembakaran kalori yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan bagi kegiatannya. Bahaya yang ditimbulkan oleh matahari selain dari panas terasanya juga dari radiasi sinar UV yang berada didalamnya. Kedua jenis bahaya ini merupakan bahaya yang terpapar bagi kulit peselancar dan berkaitan dengan kesehatan peselancar tersebut yang berada di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri. Radiasi sinar UV yang berada dalam sinar matahari yang dapat menyebabkan kulit terbakar yang juga merupakan bentuk pemicu awal terjadinya kanker kulit Peattie et al 2005. Resiko radiasi sinar UV lebih besar di kawasan pantai dibandingkan dikawasan lain karena didorong oleh adanya refleksi sinar matahari dari pasir pantai dan air yang dapat memperbesar refleksi dari radiasi sinar UV pada kulit. Variasi topografi lokal juga dapat memberikan pengaruh terhadap paparan radiasi sinar UV karena pengaruh materi pembentuk suatu permukaan pantai yang reflektif Peattie et al 2005. Kanker kulit merupakan jenis kanker yang paling umum ditemui di dunia, lebih banyak tiga kali lipat dibandingkan kanker paru-paru Armstrong dan Kricker 1995. Ketika seseorang berada dibawah paparan sinar matahari dan menerima radiasi UV yang berlebihan 300 nm maka hal tersebut akan memicu terjadinya reaksi foto-kimia pada kulit yang mengakibatkan gangguan epigenetik pada kulit Gruijl et al 2001. Kanker ini memiliki kecenderungan menyerang orang-orang berkulit putih dibandingkan orang yang berkulit gelap. Hal ini disebabkan oleh kandungan melanosit yang berada di bawah lapisan epidermal kulit mampu untuk menghasilkan warna kulit yang lebih gelap yang juga memberikan perlindungan alami bagi kulit terhadap bahaya dari efek paparan radiasi sinar UV Arthey dan Clarke 1995. Semakin lama kulit berada di bawah paparan radiasi UV, maka resiko yang diperoleh dari radiasi tersebut akan semakin besar. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Peattie et al 2005 diketahui bahwa resiko seseorang terkena kanker kulit akan menjadi lebih besar apabila pernah mengalami kulit terbakar. Terdapat dua faktor yang cukup rumit dalam mengelola bahaya dan resiko radiasi sinar UV dalam kegiatan selancar. Pertama, adanya jeda waktu antara saat terjadinya kulit terbakar dengan waktu dimana kanker kulit dapat terdiagnosis yang dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun hingga mencapai lebih dari 30 tahun. Walaupun bahaya dan resiko ini memiliki posisi yang signifikan bagi kesehatan pengunjung, namun lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkannya menyebabkan adanya kecenderung pengabaian resiko yang diberikan Peattie et al 2005. Kedua adalah adanya anggapan bahwa penghitaman kulit akibat paparan sinar matahari merupakan suatu hal yang berkelas juga menyebabkan terjadinya kecenderungan pengabaian terhadap resiko dan bahaya tersebut Carter 1997. Pengunjung wisata selancar di kedua pantai telah memiliki perhatian yang cukup baik terhadap bahaya matahari tersebut. Hal ini disebabkan karena pengetahuan yang mereka peroleh dari berbagai himbauan yang didapatkannya dari negara asalnya atau daerah lain yang pernah dikunjunginya. Namun, hal ini tidak menjadikan bahaya dan resiko matahari menjadi suatu hal yang dapat diabaikan, hasil penelitian yang dilakukan oleh Peattie et al. 2005 menunjukkan bahwa pengunjung suatu daerah wisata masih sering mengabaikan resiko bagi kesehatan mereka yang disebabkan oleh bahaya sinar matahari. Kenyataan tersebut menyebabkan adanya keharusan bagi kawasan selancar sebagai suatu daerah wisata terbuka untuk memperhatikan tentang pengelolaan terhadap bahaya dan resiko yang diberikan oleh sinar matahari tersebut. Krui sebagai lokasi selancar sayangnya masih mengabaikan keharusan tersebut, pentingnya himbauan atau informasi terhadap bahaya tersebut sama sekali tidak diperhatikan di daerah ini. Penyediaan himbauan atau informasi tentang bahaya dan resiko yang berasal dari matahari ini tidak hanya dapat dibebankan pada agen pemerintah saja, pihak industri wisata juga memainkan peran yang penting dalam hal ini.

5.1.2. Ombak dan Materi Pembentuk Pantai

Perhitungan bahaya ombak berdasarkan tinggi gelombang H untuk daerah Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri mengacu pada data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika untuk kurun waktu selama 30 hari yaitu sejak 23 April hingga 22 Mei 2011 ditunjukkan pada Tabel 13. Untuk aplikasi penelitian gelombang, maka gelombang yang digunakan adalah gelombang signifikan. Penggunaan gelombang signifikan dikarenakan gelombang tersebut menggambarkan karakteristik dari kondisi laut yaitu gelombang rata-rata dari 13 tinggi gelombang yang tertinggi dari semua gelombang yang terjadi dalam perioda tertentu Supangat dan Susanna 2003. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tinggi gelombang di kedua daerah tersebut tidak terlalu jauh berbeda. Keadaan tersebut diduga dikarenakan oleh jaraknya yang berdekatan dan berada pada garis pantai yang sama. Tinggi gelombang yang diperoleh ditunjukkan dalam bentuk kisaran. Hal ini disebabkan oleh mekanisme pembentukan gelombang yang masih belum dipahami sepenuhnya karena pengamatan karakteristik gelombang di laut sulit dilakukan dan sebagian karena model matematika tentang perilaku gelombang didasarkan pada dinamika fluida ideal, sedangkan perairan laut tidak sepenuhnya ideal Supangat dan Susanna 2003. Terdapat dua jenis gelombang yang ada di laut yaitu gelombang internal dan gelombang permukaan. gelombang permukaan dipengaruhi dan dibentuk oleh gaya-gaya dari gerakan relatif antara dua lapisan seperti angin dan oleh gaya eksternal yang mengganggu fluida seperti gaya tarik gravitasi bulan dan matahari Supangat dan Susanna 2003. Selama waktu penelitian kisaran tinggi gelombang sebesar 0.61-2.9 meter. Kisaran gelombang terendah terjadi pada tanggal 06 Mei. Sedangkan kisaran gelombang tertinggi terjadi pada tanggal 28 dan 30 April. Penyebab tingginya gelombang yang terbentuk di daerah Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri dibandingkan di daerah lain pada masa yang sama terutama disebabkan oleh posisinya yang menghadap langsung ke Samudera Hari Pantai Labuhan Jukung m Pantai Mandiri m Hari Pantai Labuhan Jukung m Pantai Mandiri m 1 1.4-1.5 1.4-1.7 16 1.5-1.7 1.5-2 2 0.9-1.2 0.9-4 17 1.5-1.7 1.7-2 3 1.2-1.4 1.2-1.4 18 1.1-2.4 1.1-2.3 4 0.9-1.1 1.1-1.2 19 2.3-2.4 2.6-2.7 5 0.9-2 0.9-2 20 1.8-2 2-2.3 6 2.4-2.7 2.6-2.9 21 1.1-1.5 1.2-1.7 7 2.3-2.4 2.3-2.6 22 1.1-1.2 0.9-1.1 8 2.6-2.7 2.7-2.9 23 1.1-1.2 1.2-1.4 9 2.3-2.4 2.4-2.6 24 1.2-1.5 1.4-1.7 10 1.7-2.6 1.7-2.7 25 1.4-1.5 1.5-1.7 11 2-2.3 2.1-2.4 26 1.4-1.5 1.5-1.7 12 1.5-1.8 1.7-2 27 1.2-1.4 1.4-1.5 13 0.6-1.2 0.8-1.4 28 1.1-1.2 1.2-1.4 14 0.8-0.9 0.9-1.1 29 0.9-1.1 1.1-1.2 15 0.9-1.1 0.9-1.1 30 1.2-1.7 1.5-2 Sumber: BMKG, 2011 Hindia tanpa ada halangan dari daratan lain. Keadaan tersebut menyebabkan jarak angin tanpa rintangan fetch menjadi besar yang akhirnya membentuk gelombang yang tinggi Hutabarat dan Evans 1984; Wibisono 2005. Gelombang tersebut akan pecah pada saat mencapai pantai. Terdapat dua jenis ombak yang ditemui di Pantai Labuhan Jukung dan juga di Pantai Mandiri berdasarkan pecah gelombangnya selama waktu 30 hari pengamatan yaitu spilling breaker dan plunging breaker untuk kawasan Pantai Labuhan Jukung dan plunging breaker dan surging breaker untuk kawasan Pantai Mandiri. Spilling breaker memiliki bentuk yang curam menyerupai gunungan yang dihasilkan oleh slope permukaan laut yang landai, yang menyebabkan massa turbulensi udara dan air bergerak ke bawah, berbeda halnya dengan plunging breaker yang memiliki bentuk pecah ombak cembung ke belakang dan puncak gelombang yang melengkung ke depan berbentuk cekung ke arah muka, lengkungan tersebut terbentuk oleh partikel air yang ada pada bagian puncak gelombang berada di depan gelombang tersebut dan tidak ada partikel lain yang menahan tumpahannya Tabel 13. Tinggi gelombang di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri