Resiko Ombak dan Materi Pembentuk Pantai Resiko Arus Balik Resiko Bulu Babi

5.2.3 Resiko Arus Balik

Resiko arus dari hasil pengamatan terhadap keberadaan arus balik berdasarkan ciri-ciri yang dipaparkan oleh Robison 2000, maka diketahui bahwa arus balik di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri jarang terjadi namun hal tersebut tidak dapat diprediksi waktunya. Dengan melihat adanya resiko arus balik berupa tenggelam hingga berupa kematian, maka arus balik masuk kedalam tingkat sangat parah 16 dalam penilaian keparahan bahaya sedangkan untuk penilaian peluang yang ada disebagian besar waktu maka arus masuk kedalam tingkat sering 4. Sehingga tingkat resiko yang ditimbulkan oleh arus balik masuk kedalam tingkat resiko tinggi 64.

5.2.4 Resiko Bulu Babi

Diantara fauna laut yang ada di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri hanya bulu babi saja yang menjadi bahaya dan memberikan resiko bagi peselancar. Keberadaan bulu babi yang hanya sebatas dibawah karang dan sangat jarang keuar dari karang tersebut menyebabkan bulu babi berada pada tingkat Agak parah 2 untuk penilaian peluang dan pada penilaian keparahan berada pada tingkat jarang 1 karena resiko yang ada hanya berupa luka karena tertusuk. Sehingga, tingkat resiko yang ditimbulkan oleh fauna laut dikedua kawasan berada pada tingkat resiko rendah 2. Gambar 15. Resiko dari bulu babi berupa luka tertusuk Berdasarkan analisis resiko yang telah dipaparkan diatas maka diperoleh tingkatan resiko level of risk Tabel 15 pada kegiatan selancar di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri maka didapatkan bentuk pengelolaan berdasarkan letak bahaya di kuadran matriks evaluasi resiko Gambar 16. Gambar 16. Letak bahaya pada kuadran matriks evaluasi resiko. No. Jenis Bahaya Jenis Resiko Nilai Keparahan Bahaya Nilai Peluang Level Resiko Tindakan Terhadap Resiko 1. 2. 3. 4. Arus balik Panas terasa dan radiasi sinar UV Ombak dan materi pembentuk pantai Bulu babi Tenggelam dan meninggal Kulit terbakar, kram otot, dehidrasi, hipertermia, kanker kulit Memar, luka tergores, kulit sobek, terkilir dislokasi pergelangan Luka tertusuk Sangat parah 16 Cukup parah 4 Agak parah 2 Agak parah 2 Sering 4 Sangat sering 5 Agak sering 2 Jarang 1 Tingkat resiko tinggi 64 Tingkat resiko sedang 20 Tingkat resiko rendah 4 Tingkat resiko rendah 2 Hindari resiko Reduksi resiko Terima resiko Terima resiko Tabel 15. Tingkatan bahaya dan resiko

5.3 Pengelolaan Penurunan Tingkat Resiko

Pengelolaan penurunan tingkat resiko ditentukan dari tingkatan resiko level of risk yang diperoleh dari hasil identifikasi resiko dan bahaya dan analisis resiko yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kondisi fisik dan biologi kawasan dan wawancara mendalam terhadap pengunjung dan pengelola kegiatan wisata selancar bentuk pengelolaan yang telah ada maka terdapat beberapa tindakan yang perlu dilakukan sebagai bentuk pengelolaan terhadap resiko dan bahaya pada kegiatan selancar di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri. Terdapat beberapa bentuk tindakan yang dapat direncanakan dalam mengelola penurunan tingkat resiko yang ditetapkan oleh United Nations Environmental ProgramUNEP 2008 untuk setiap tingkatan peluang dan keparahan resikonya. Tindakan tersebut terbagi menjadi empat tindakan yaitu menghindari resiko, memindahkan resiko, mereduksi resiko dan menerima resiko. Tindakan lain yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengelolaan untuk menurunkan tingkat resiko yang dipaparkan oleh O’Loughin 2011 terdiri dari enam tindakan. Tindakan yang pertama berupa eliminasi bahaya, tindakan ini merupakan bentuk solusi permanen dengan menghilangkan bahaya sebagai sumber resiko. Tindakan yang kedua mensubtitusikan sumber resiko bahaya dengan objek sejenis namun dengan tingkat resiko yang lebih rendah. Tindakan yang ketiga adalah mengisolasi sumber resiko dari pengunjung sehingga pengunjung terhindar dari peluang terpapar oleh bahaya. Tindakan yang berikutnya berupa pengendalian terhadap sumber resiko dengan cara melakukan perubahan fisik terhadap sumber resiko tersebut. Tindakan yang kelima berupa pengendalian administratif yaitu menurunkan potensi paparan bahaya terhadap pengunjung dengan cara menentukan prosedur dan memberikan pentunjuk kegiatan. Tindakan yang terakhir berupa peralatan pelindung pribadi berupa penggunaan alat tertentu yang dapat melindungi atau mengurangi tingkat resiko dan objek bahaya tertentu. Resiko dan bahaya yang ada pada kegiatan wisata selancar terbentuk dari kondisi fisik dan biologi kawasan yang tidak mungkin untuk dihilangkan, digantikan ataupun merubah fisik bahaya tersebut sehingga dari enam bentuk bentuk tindakan pengelolaan yang disarankan oleh O’Loughin 2011 yang dapat diaplikasikan hanya berupa isolasi, pengendalian administratif dan peralatan pelindung pribadi. Penggunaan setiap tindakan tersebut harus disesuaikan dengan bentuk bahaya dan resiko yang ada. Harus dilihat juga peluang mungkin atau tidaknya suatu tindakan diaplikasikan di daerah tersebut.

5.3.1 Arus Balik

Bahaya dari arus berupa arus balik pada penelitian ini merupakan bahaya dengan tingkat resiko yang tertinggi dibandingkan dengan kondisi fisik lainnya ataupun bila dibandingkan dengan kondisi biologi. Arus pada daerah pesisir memang merupakan sumber resiko yang paling diperhatikan, Carey et al 2004 menyatakan bahwa 80 dari kondisi bahaya yang timbul di daerah pesisir Amerika Serikat timbul akibat keberadaan arus balik. Satu hal yang sering salah dipahami tentang arus balik yaitu bahwa arus balik hanya akan menarik seseorang ke arah laut bukan menenggelamkan ke dalam laut, kematian yang disebabkan oleh arus balik didorong oleh ketidakmampuan seseorang yang berada di dalam arus balik untuk menjaga dirinya agar tetap terapung dan berenang kembali ke pantai. Hal ini pada peselancar dapat terjadi akibat perasaan takut, panik, kelelahan, kurangnya kemampuan dalam berenang ataupun kombinasi dari beberapa hal tersebut. Berdasarkan letaknya pada kuadran matriks evaluasi resiko UNEP 2008 maka bahaya dan resiko arus balik berada pada kuadran pertama, sehingga bentuk pengelolaan yang diterapkan kepada peselancar adalah dengan menghindar dari arus balik tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui tindakan pengendalian administratif dengan cara memberikan informasi yang berkaitan dengan arus balik berupa cara mengetahui letak arus balik dan bagaimana cara menghadapinya. Cara mengetahui letak arus balik menurut Carey et al 2004 adalah dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a. Sebuah aliran air yang berwarna kecoklatan akibat adanya pasir yang tertarik yang bergerak ke arah laut. b. Adanya sebuah barisan buih air, rumput laut atau benda mengapung yang bergerak ke arah laut. c. Adanya bagian air yang berputar dan tiba-tiba.