Alat dan Bahan Hazard And Risk Management On Surfing Tourism At Krui, West Lampung

3.3 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di kawasan, wawancara mendalam, dan studi literatur. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil-hasil penelitian, laporan, dokumen, peta dan bentuk publikasi lainnya yang didapat baik dari media cetak maupun media elektronik. Data yang dikumpulkan berupa data potensi, bentuk dan variabel resiko bahaya yang ada di kawasan Tabel 1. Tabel 1. Data dan informasi potensi bahaya dan resiko No. Potensi Bahaya Kemungkinan Bentuk bahaya CaraSumber Pengukuran Bahaya Kondisi 1. 2. Pantai Air • Panas dan sinar matahari • Ombak • Pasang surut • Arus • Fauna laut • Materi pembentuk pantai • Studi literatur • Observasi kawasan • Wawancara mendalam • Data Angkatan Laut • Studi literatur • Observasi kawasan • Wawancara mendalam • Data Angkatan Laut

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian berupa studi literatur, observasi kawasan, wawancara mendalam dan pengukuran terhadap variabel-variabel kemungkinan bahaya dan resiko.

3.4.1 Studi literatur

Studi ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai kondisi di pantai Krui termasuk kondisi fisik dan biologi pantai yang berguna sebagai data pendukung bagi penelitian ini. Literatur yang digunakan dapat berasal dari buku, data instansi terkait Angkatan Laut, Pemerintah Daerah, Puskesmas dll, media cetak atau media elektronik.

3.4.2 Observasi kawasan

Observasi kawasan dilakukan untuk meneliti secara langsung bahaya dan resiko yang ada di kawasan. Selain itu observasi kawasan juga dilakukan sebagai bentuk verifikasi terhadap informasi tentang bahaya dan resiko yang diberikan oleh pengunjung dan pengelola. Observasi kawasan dilakukan di Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Mandiri dan dilakukan kajian secara mendalam tentang berbagai potensi dan sumber bahaya dan resikonya. Dari observasi kawasan dilakukan pengukuran terhadap kondisi fisik dan biologi kawasan sebagai berikut:

a. Materi pembentuk pantai

Materi pembentuk pantai dikelompokkan berdasarkan pada material yang membentuk kawasan pantai yang dilihat hingga titik surut terendahnya. Material pembentuknya tersebut berupa pasir, pasir dan pecahan karang dan karang.

b. Tinggi ombak

Jenis ombak ditentukan dari jenis pecah gelombangnya. Jenis ombak ini dibagi menjadi tiga yaitu spilling breaker, merupakan bentuk ombak yang curam dan menajam di puncaknya. Jenis yang kedua adalah plunging breakers yaitu ombak dengan dasar yang cembung ke belakang namun memiliki puncak gelombang yang cekung ke depan Hutabarat dan Evans 1986 dan surging breaker yaitu ombak yang bentuknya menyerupai plunging breaker namun pecahnya tepat di pinggir pantai.

c. Pasang surut

Pengukuran terhadap ketinggian pasang surut dilakukan menggunakan alat ukur pasang surut otomatis yaitu A-OTT KEMPTEN R-20 Strip-Chart.