Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam dan Selancar 2.1.1 Wisata Alam Bentuk-bentuk wisata dapat dikembangkan berdasarkan pada bentuk atraksi utama dari kegiatan wisata tersebut, diantaranya adalah ekowisata ecotourism, wisata petualangan adventure tourism, wisata berdasarkan waktu gateway and stay, wisata budaya cultural tourism, dan wisata alam nature tourism Kelly 1998. Namun, pada prakteknya wisata alam sering disatukan dengan wisata petualangan karena sama-sama dilakukan di kawasan yang terbuka outdoor. Menurut Direktorat Pemanfaatan Alam dan Jasa Lingkungan 2002 wisata alam adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Taman Buru, Hutan Lindung dan Hutan Produksi. Sedangkan Gun 1994 menyatakan bahwa wisata alam merupakan kegiatan wisata dengan atraksi utamanya berupa lima bentuk dasar alam: air, perubahan topografi, flora, fauna dan iklim. Lebih jauh lagi Hiola 2004 menyatakan bahwa bentuk sumberdaya yang umum untuk dikembangkan adalah air, seperti danau, sungai, laut, pantai, dan sebagainya. Potensi alam seperti daerah yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu dan mengalami modifikasi lanskap yang akan sangat menarik bagi pengunjung. Flora dan fauna endemik yang sangat bervariatif untuk dijadikan objek berbagai kegiatan seperti pengamatan, pemotretan hingga berburu. Bahkan perbedaan iklim juga bisa menjadi peluang terbentuknya suatu kegiatan wisata. Dilihat dari beberapa pemaparan di atas maka dapat diketahui bahwa karakteristik wisata alam mengharuskan adanya kegiatan wisata yang dilakukan di alam, dimana bentuk interaksi yang dilakukan pengunjung dengan objek wisata tersebut dapat secara langsung arum jeram, panjat tebing, selancar, dll atau secara tidak langsung birdwatching, melihat pemandangan alam, dll. McKinnon dkk 1990 menyatakan beberapa faktor yang membuat suatu kawasan menarik bagi pengunjung, yakni: a. Letak, dekat atau jauh terhadap bandar udara internasional atau pusat wisata. b. Perjalanan ke kawasan tersebut mudah dan nyaman, perlu sedikit usaha, sulit atau berbahaya. c. Kawasan tersebut memiliki atraksi yang menonjol misalnya satwa liar yang menarik atau khas untuk tempat tertentu. d. Kemudahan untuk melihat atraksi atau satwa dijamin. e. Memiliki beberapa keistimewaan berbeda. f. Memiliki budaya yang sangat menarik. g. Unik dalam penampilannya. h. Mempunyai objek rekreasi pantai, danau, sungai, air terjun, kolam renang, atau tempat rekreasi lainnya. i. Dekat dengan lokasi lain yang menarik wisatawan sehingga dapat menjadi bagian kegiatan wisata lain. j. Pemandangan yang indah di sekitar kawasan. k. Ketersediaan makanan dan akomodasi.

2.1.2 Selancar

Kegiatan selancar merupakan suatu bentuk dari wisata petualangan yang memiliki peminat dalam jumlah yang cukup banyak. Buckley 2002 menyatakan bahwa terdapat lebih dari 10 juta orang yang melakukan kegiatan selancar di seluruh dunia. Kegiatan ini dilakukan di berbagai daerah pesisir dengan kondisi fisik yang sesuai. Kegiatan selancar sendiri diprakarsai oleh orang Polinesian yang tinggal di Pulau Hawai yang terletak di pusat samudra Pasifik pada akhir tahun 1700-an Longman 2000. Kegiatan selancar merupakan suatu seni untuk mengendarai ombak menggunakan papan selancar Britton 2000. Seiring berkembangnya ketertarikan terhadap kegiatan selancar, selancar kini mengalami perkembangan yang sangat pesat yang dimulai sejak tahun 1950- an. Sejak saat itu selancar bukan hanya sekedar kegiatan semata melainkan sudah mempengaruhi gaya hidup Britton 2000. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh