Resiko Pengelolaan Bahaya dan Resiko

selancar, resiko yang dipaparkan bagi peselancar memiliki kisaran yang relatif besar, dari resiko yang sangat rendah hingga sangat tinggi, dimana masing-masing resiko tersebut bergantung pada tantangan dari tiap tingkat selancar yang dilakukan. Resiko dalam kegiatan selancar terkait dengan peluang keberadaan suatu resiko dan kerentanan peselancar untuk terpapar pada resiko tersebut. Dalam analisis resiko, peluang tersebut dikaitkan dengan bentuk kerugian yang ada dan konteks dari kerugian tersebut kesehatan atau fisik. Peluang adalah kemungkinan terjadinya kejadian bahaya. Jika dalam mendefinisikan resiko menggunakan sudut pandang peluang, maka resiko dengan nilai peluang mendekati 1 mengingat nilai probabilitas antara 0 dan 1 dapat dikatakan sebagai resiko dengan kategori tinggi. Kerugian atau yang disebut juga sebagai konsekuensi adalah hasil dari terjadinya kejadian resiko yang mencakup terganggunya kesehatan atau luka pada seseorang. Jika dalam mendefinisikan resiko menggunakan sudut pandang keparahan, maka resiko yang menghasilkan kerugian terbesar dapat dikatakan sebagai resiko dengan kategori tinggi. Dalam kegiatan selancar, resiko terbesar yang ada berupa kematian. Selain itu, secara umum bila peluang suatu resiko bertambah atau kerugiannya meningkat maka resiko tersebut juga meningkat. Penilaian terhadap resiko tersebut sebelumnya harus didahului dengan identifikasi terhadap resiko yang ada, setelah seluruh resiko telah teridentifikasi maka dapat diketahui resiko mana yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari resiko lainnya. Penentuan hal tersebut didasarkan pada tingkat peluang dan kerugian yang dimiliki oleh masing- masing resiko. Sebuah resiko dengan potensi kerugian yang besar dan peluang kemunculan rendah akan diperlakukan berbeda dengan resiko lain yang potensi kerugiannya rendah namun sering terjadi peluangnya tinggi Tatsiopoulus et al 2005. Untuk menghindari atau mengurangi kesalahan dalam penilaian resiko, maka tiap-tiap tingkat peluang dan kerugian harus dapat diidentifikasikan dengan jelas dan dikonversikan kedalam angka-angka tertentu. Definisi yang jelas dari setiap level tersebut akan sangat membantu dalam menilai resiko-resiko yang ada. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kegawatan atau keparahan dari resiko yang memiliki dampak tinggi lebih diperhatikan daripada resiko dengan peluang tinggi, dalam mengevaluasi rata-rata tingkatan resiko Kahneman dan Tversky 1982 dalam Baccarini et al 2000. Dengan kata lain resiko dengan peluang rendah dan dampak tinggi cenderung dianggap mempunyai nilai resiko yang lebih berbahaya daripada resiko dengan peluang yang tinggi dan keparahan yang rendah. Carter 2006 menyatakan bahwa fungsi identifikasi terhadap resiko adalah untuk memahami skala dan konteks resiko tersebut karena paparannya yang bersifat acak. Selain itu, dengan memahami resiko yang ada maka dapat diketahui bentuk pengelolaan yang bisa dilakukan terhadapnya.

2.2.2 Bahaya

Bahaya merupakan suatu hal atau situasi yang pada kondisi tertentu dapat mengakibatkan suatu kerugian Pritchard 2000 yang terkadang berkaitan dengan aktivitas manusia yang dapat mengakibatkan kerugian bagi peselancar baik berupa gangguan terhadap kesehatan, luka atau cidera bahkan hingga kematian Williams dan Micallef 2009. Bahaya sendiri merupakan fungsi dari resiko, paparan dan reaksi yang bila tidak terdapat interaksi dengan manusia dalam hal ini peselancar maka bahaya tersebut tidak akan dikatakan ada Smith dan Petley 2004. Penentuan bahaya dapat dilakukan berdasarkan kondisi alam suatu kawasan. Penentuan tersebut dilakukan dengan cara melakukan pengukuran terhadap berbagai kondisi alam kawasan yang memiliki pengaruh keselamatan peselancar. Bahaya dalam kegiatan selancar tidak dapat ditentukan secara pasti. Keadaan ini didorong oleh sifat dari pantai sebagai kawasan selancar yang tidak pasti dan selalu mengalami perubahan. Namun, ketidakpastian tersebut dapat diperkecil dengan cara melihat pola yang terbentuk dari alam kawasan. Pada kegiatan selancar terdapat berbagai bentuk bahaya yang terpapar bagi peselancar karena interaksi yang dilakukannya secara langsung terhadap air yang merupakan sumber utama dari bahaya baik itu berupa arus balik, ombak yang tinggi dan besar, zona selancar yang berkarang hingga paparan sinar UV. Kondisi biologi tertentu juga dapat menjadi sumber bahaya bagi peselancar. Pada kawasan tertentu yang memiliki kondisi biologi yang tak seimbang dapat terjadi perkembangbiakan berlebihan blooming dari fauna tertentu seperti ubur-ubur jenis Aurelia aurita ataupun jenis Cortylorhiza tuberculata juga memberikan bahaya tersendiri bagi peselancar. Walker dkk 2000 mengemukakan beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam identifikasi bahaya yaitu : a. Identifikasi bahaya, menentukan lokasi dan potensi kejadian bahaya yang akan timbul di suatu kawasan termasuk sumber bahayanya. b. Pendugaan bahaya, suatu tindakan untuk menduga tingkat kerugian dari paparan resiko tersebut terhadap peselancar apakah tinggi, sedang atau rendah. c. Rekomendasi, pada tahap ini bentuk resiko dievaluasi dan ditentukan rekomendasi bentuk pengelolaan keselamatan yang dapat diaplikasikan pada kawasan tersebut. d. Pengawasan, proses ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas bentuk pengelolaan keselamatan pengunjung yang telah dilakukan di kawasan. e. Pengembangan, setelah pengawasan dilakukan, bagian-bagian pengelolaan keselamatan yang dianggap kurang baik diperbaiki dalam bentuk pengembangan pengelolaan keselamatan pengunjung.

2.2.3 Bahaya dan Resiko dalam Kegiatan Selancar