Kriteria Penilaian Buku Teks

14 Aspek Kriteria Indikator aturan SI selalu diberi penjelasan Penyajian Organisasi penyajian umum a. Materi disajikan secara sistematis dan logis b. Materi disajikan secara sederhana dan jelas c. Materi disajikan secara runtut d. Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk terlibat aktif mengemukakan dan berbagi ide Organisasi penyajian per bab a. Penjelasan awal Advance organiser dan tujuan pembelajaran b. Penjelasan materi pokok c. Aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari d. Terdapat kegiatan siswa yang bermanfaat e. Latihancontoh soal yang nyata, dengan solusi atau pembahasan Penyajian mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan a. Mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya dalam menjelaskan suatu fenomena b. Mengaitkan suatu konsep dengan kehidupan nyata siswa c. Penjelasan konsep sebgai upaya untuk membangun struktur pengetahuan IPA siswa Melibatkan siswa secara aktif a. Setiap konsep, diakhiri dengan kegiatan yang menuntut siswa melakukan kegiatan tersebut b. Ada upaya menarik minat baca siswa c. Ada beberapa topik yang harus dikerjakan oleh siswa secara berkelompok Mengembangkan proses pembentukan pengetahuan a. Adanya proses yang menggiring siswa mengalami kegiatan langsung b. Penyajian materi dan kegiatan menggunakan pendekatan konstruktivismi Tampilan umum a. Gambar ilustrasi, gambar nyata, grafik sesuai dengan konsepnya b. Judul dan keterangan gambar sesuai dengan gambar c. Gambar nyata, gambar animasi, grafik dan sebagainya disajikan dengan jelas, menarik, dan berwarna 15 Aspek Kriteria Indikator d. Dapat mengembangkan minat baca baik guru maupun siswa Variasi dalam cara penyampaian informasi a. Mengembangkan berbagai cara menyajikan informasi gambar, nyata, gambar animasi, grafik, dan sebagainya b. Informasi jelas, akurat dan menambah pemahaman konsep c. Sesuai dengan konsep Meningkatkan kualitas pembelajaran a. Penyajian materi, kegiatan, dan tugas menggunakan pendekatan konstruktivisme b. Mengembangkan mekanisme siswa sebagai pusat pembelajaran c. Berorientasi pada CTL Contextual Teaching Learning d. Mendorong siswa aktif Anatomi buku pelajaran a. Memiliki daftar isi b. Memiliki petunjuk penggunaan buku pelajaran Memperhatikan kode etik dan hak cipta a. Saduran, cuplikan, dan kutipan mencantumkan sumbernya dengan jelas b. Gambar, baik gambar nyata maupun animasi, grafik, dan data hasil kutipan harus mencantumkan sumbernya Memperhatikan kesetaraan gender kepedulian terhadap lingkungan a. Memberikan perlakuan yang seimbang terhadap gender dalam memberikan contoh atau acuan b. Memperhatikan kepedulian terhadap lingkungan dalam memberikan contoh atau melakukan kegiatan Bahasa atau keterbacaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar a. Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar b. Menggunakan aturan Ejaan Yang Disempurnakan EYD Peristilahan a. Menggunakan peristilahan yang sesuai dengan konsep yang menjadi pokok bahasan b. Terdapat penjelasan untuk peristilahan yang sulit atau tidak umum Kejelasan bahasa a. Bahasa yang digunakan sederhana, lugas, dan mudah dipahami siswa 16 Aspek Kriteria Indikator b. Kalimat tidak bertele-tele, langsung dan tidak terlalu banyak anak kalimat Kesesuaian bahasa a. Bahasa disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa komunikatif b. Struktur kalimat sesuai dengan tingkat penguasaan kognitif siswa c. Bahasa mengembangkan kemampuan berpikir logis siswa dalam memahami konsep-konsep IPA. Penilaian buku teks erat kaitannya dengan pengukuran kualitas dari buku tersebut. Terdapat banyak ahli yang memaparkan kriteria dalam menganalisis buku. Selain dengan menggunakan empat kriteria dari BNSP, kriteria penilaian lainnya dikemukakan oleh Greeny dan Petty 1971 dengan mengidentifikasi butir-butir yang dapat digunakan sebagai alat penduga kualitas buku teks. Butir- butir tersebut meliputi minat siswa, motivasi, inovasi, linguistik, terpadu, menggiatkan aktivitas, kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai-nilai dan menghargai perbedaan pribadi. 18 Tarigan dan Tarigan 2009, menuliskan kriteria penelaahan buku teks yang bersifat umum, yang dapat digunakan bagi setiap buku teks. Butir-butir kriteria tersebut ialah: 19 a. Buku harus memiliki pendekatan keterampilan proses yang meliputu mengamati, menginterpretasi, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melakukan penelitan, mengkomunikasikan hasil penelitian. b. Buku harus memiliki tujuan yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. c. Buku sebagai bahan pengajaran harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain bermanfaat bagi siswa, sesuai dengan kemampuan siswa, menarik, up to date, tersusun logis sistematis, bila berupa konsep, konsep itu harus jelas bila berupa teks atau bacaan, maka bacaan itu harus meliputi berbagai aspek kehidupan, menunjang mata pelajaran lainnya, utuh dan lengkap, bersifat 18 Tarigan, op. cit., h. 88. 19 Ibid., h. 94-96. 17 membangun keteladanan, dapat menumbuhkan perbendaharaan kata siswa, menumbuhkan keberanian menampilkan diri, bersifat cultural-edukatif, dan memantapkan nilai-nilai yang berlaku. d. Buku harus merekomendasikan metode pengajaran dengan beberapa ketentuan, diantaranya bervariasi; memikat, merangsang dan menantang siswa untuk belajar; menggiatkan siswa secara mental dan fisik; tidak menyulitkan guru; mengarahkan kegiatan belajar siswa kearah tujuan pengajaran; mudah, meriah, murah; mengembangkan kreativitas siswa; mengembangkan penampilan siswa baik individu maupun kelompok; meningkatkan kadar Cara Belajar Siswa Aktif CBSA dalam belajar; dan terakhir dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi pengajaran e. Buku harus menyediakan evaluasi atau penilaian yang bersifat: 1 terbuka untuk dinilai atau dikritik 2 terbuka untuk diresensi 3 praktis, mudah dilaksanakan dan mudah dihitung 4 merangsang penilaiana pribadi 5 mengukur prestasi belajar 6 dapat memberikan umpan balik, berupa remedial maupun penyempurnaan program pengajaran secara menyeluruh. f. Buku harus komunikatif yang dapat dicapai dengan: 1 bahasa buku teks harus sesuai dengan bahasa siswa, menggunakan kalimat efektif, tidak ambigu bermakna ganda, sederhana, sopan, dan menarik. 2 ilustrasinya tepat, menarik, dan membantu pemahaman. 3 instruksinya jelas dan mudah dipahami.

B. Buku Teks Fisika SMAMA

Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam atau sains. Di sekolah menengah pertama SMP, ilmu pengetahuan alam IPA diajarkan secara terpadu sebagai satu mata pelajaran. Di sekolah menengah atas SMA, mata pelajaran ini mulai dibagi menjadi biologi, kimia, dan fisika. Buku teks sains menggunakan tulisan, gambar, diagram, chart, pola dan bilangan untuk 18 menyajikan ide dan konsep sebagai perwakilan. 20 Buku teks sains berfungsi dalam membantu persiapan bagi siswa untuk proses pembelajaran. Informasi yang disampaikan melalui tulisan dan gambar dalam buku teks harus mampu mengenali kemampuan siswa yang telah ada dan mendukung dalam penghubungan konsep baru ke konsep sebelumnya. 21 Buku untuk pembelajaran IPA atau buku sains mempunyai karakter tersendiri. Istilah untuk karakter buku sains biasa dikenal dengan literasi sains. Terdapat empat karakter dari sains, yakni science as a way of thnking sains sebagai cara berpikir, science as a way of investigation sains sebagai cara menyelidiki, science as a body of knowledge sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan, dan terakhir menyertakan kaitan antara sains dengan teknologi dan masyarakat science, technology, dan society. 22 Fisika merupakan ilmu tentang gejala dan perilaku alam sepanjang dapat diamati manusia. Gejala dan perilaku alam kemudian membentuk konsep yang bersifat abstrak, empiris, dan matematis. Konsep-konsep abstrak dalam fisika secara umum dapat difahami dengan kegiatan berpikir yang tinggi. Maka dari itu, fisika mulai diajarkan secara mandiri saat memasuki SMA kelas X, karena di SMP fisika termasuk dalam IPA terpadu. Penggunaan buku teks fisika bertujuan untuk membantu dan menunjang pembelajaran fisika di kelas. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan mengapa fisika perlu diajarkan saat pendidikan menengah atas, yaitu: pertama, karena ilmu fisika dipandang sebagai kumpulan pengetahuan tentang gejala dan perilaku alam yang dapat digunakan untuk membantu bidang-bidang profesi seperti kedokteran, pertanian, dan sebagainya; kedua, karena ilmu fisika dipandang sebagai suatu disiplin kerja yang dapat menghasilkan sejumlah keterampilan generik untuk bekal berkarier di berbagai profesi yang lebih luas; dan ketiga ilmu fisika 20 Pavinee Sothayapetch, “A Comprative Study of Science Education at the Primary School Level in Finland and Thailand”, Disertasi, Universitas Helsinki, Finlandia, 2013, Hal. 25. 21 Ibid., Hal. 26. 22 T. E. Yuliyanti, Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Berdasarkan Muatan Literasi Sains di Kabupaten Tegal, UPEJ 3 2 2014. Hal. 69. 19 ditujukan bagi mereka yang menyukai kegiatan menggali informasi baru terhadap perkembangan ilmu fisika. 23

C. Keterampilan Generik Sains 1.

Definisi Keterampilan Generik Sains Haladyna 1997 menyatakan keterampilan atau skills adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas atau beban kerja tertentu baik secara fisik maupun mental, yang terkadang mudah dilihat dan terkadang kurang terlihat tetapi dapat diduga melalui perilakunya. 24 Keterampilan merupakan suatu keadaan kondisi yang kompleks yang dapat melibatkan pengetahuan dan performance. 25 Keterampilan merupakan modal awal untuk siswa bersaing secara global. Keterampilan generik merupakan keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. 26 Keterampilan generik biasa disyaratkan baik untuk siswa mulai aktif di dunia kerja maupun melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keterampilan generik telah banyak dikembangkan di banyak negara di dunia, beberapa diantaranya, di Inggris, Amerika Serikat, Australia, Jerman, dan Singapura. 27 Banyak asosiasi dan peneliti dari berbagai negara yang merumuskan beragam keterampilan generik, hasil rumusan tersebut berbeda-beda, walaupun beberapa jenis keterampilan generik secara konsisten ada dalam setiap rumusan. Di Indonesia, untuk keterampilan generik sains dikembangkan oleh Brotosiswoyo 2001, dengan sepuluh keterampilan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran sains. Keterampilan generik sains, yaitu kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimiliki oleh siswa. 28 Dimensi Keterampilan Untuk SMAMA di kurikulum 2013, memiliki kemampuan pikir dan tindak yang 23 B. S. Brotosiswoyo, op. cit., h. 1-2. 24 Sudarmin, Keterampilan Generik Sains dan Penerapannya dalam Pembelajaran Kimia Organik, Semarang: Unnes Press, 2012, Hal. 31. 25 Ibid. 26 Ramlawati, Liliasari, Ana Ratna Wulan, “Pengembangan Model Assesmen Portofolio APE untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa”, Jurnal Chemica, 2012, hal. 32. 27 Wahono Widodo, Tinjauan tentang Keterampilan Generik, 2009, hal. 2. 28 Ramlawati, Liliasari, Ana Ratna Wulan, op.cit,. hal. 32. 20 efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. 29 Keterampilan generik sains adalah keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. 30 Keterampilan ini merupakan keterampilan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains.

2. Jenis Keterampilan Generik Sains

Keterampilan generik sains pertama kali dikembangkan oleh Brotosiswoyo 2001. Pada awalnya hanya terdapat sembilan keterampilan yang dijelaskan oleh Brotosiswoyo. Seiring perkembangan dalam penelitian keterampilan generik sains, saat ini terdapat sepuluh keterampilan yang dapat dilatihkan dalam pembelajaran sains. Berikut jenis-jenis keterampilan generik sains yang merujuk pada pengembangan penelitian Brotosiswoyo dan Moerwani, et al 2001, yaitu pengamatan langsung, pengamatan tidak langsung, pemahaman tentang skala, bahasa simbolis, kerangka logika taat azas, konsistensi logis, inferensi logika, pemodelan matematik, hubungan sebab-akibat, dan abstraksi.

a. Pengamatan Langsung

Pengamatan langsung adalah mengamati objek secara langsung. 31 Mampu melakukan pengamatan menjadi hal pertama yang perlu dimiliki siswa dalam mempelajari sains ataupun disiplin ilmu lainnya. Pengamatan langsung dapat diperoleh melalui kejadian sehari-hari dan atau sengaja dikondisikan saat percobaan. 32 29 Depdiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. 30 Iwan Permana S., “Mengembangkan Keterampilan Generik pada matakuliah IPBA”, Jurnal Pendidikan Fisika UIN Jakarta, 2013, h. 3. 31 Brotosiswoyo, op. cit., hal. 7. 32 Sudarmin, op. cit., hal. 32.