60
Secara keseluruhan, kemunculan aspek bahasa simbolis di kedua buku adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7 Persentase Aspek Bahasa Simbolis di Kedua Buku
Buku A lebih banyak memunculkan aspek bahasa simbolis dibandingkan buku B. Di kedua buku untuk materi ini banyak diberikan simbol lambang atau
istilah optik. Keterampilan bahasa simbolis ini penting dikuasai siswa sebagai dasar untuk menguasai aspek lainnya, karena bahasa simbolik digunakan sebagai
media atau fasilitas untuk siswa memahami materi dan memecahkan masalah
dengan baik.
e. Kerangka Logika Taat Azas
Keterampilan generik selanjutnya adalah kerangka logika taat azas. Buku A memunculkan aspek ini dengan persentase kurang dari 2, sedangkan buku B
sama sekali tidak memunculkan aspek ini. Aspek ini menekankan pada kemampuan generik untuk berpikir sistematis
yang didasarkan pada keteraturan fenomena. Kemampuan ini akan membantu siswa berpikir secara sistematis.
2
Keterampilan ini mengajak siswa untuk aktif mencari hubungan logis antara dua aturan agar dapat menjelaskan gejala alam
melalui hukum-hukum yang telah ditentukan. Aspek ini dapat dilatihkan kepada siswa dengan memunculkannya di buku teks khususnya pada penjelasan materi,
2
Sudarmin, Keterampilan Generik Sains dan Penerapannya dalam Pembelajaran Kimia Organik, Semarang: Unnes Press, 2012, Hal. 115.
12,40 12,20
12,10 12,20
12,30 12,40
12,50
Buku A Buku B
Bahasa Simbolis
61
kegiatan siswa, dan latihan soal. Sayangnya aspek ini masih sangat sedikit kemunculannya. Berbeda dengan hasil penelitian Wiwik A, dkk., 2014, dimana
aspek ini menempati urutan pertama yang berhasil dikembangkan di instrumen praktikumnya.
3
f. Konsistensi Logis
Aspek konsistensi logis merupakan aspek kedua yang paling banyak muncul di kedua buku. Kemunculan aspek ini paling banyak di bagian penjelasan
materi. Buku B memunculkan aspek konsistensi logis dibandingkan buku A. Pengembangan keterampilan ini penting dilakukan sebagai dasar membangunan
konsep pada siswa. Berikut persentase kemuculan aspek ini di kedua buku yang dianalisis.
Gambar 4.8 Persentase Aspek Konsistensi Logis di Kedua Buku
Berdasarkan pola urutan kesukaran dalam mengembangkan keterampilan generik sains menurut Brotosiswojo, keterampilan generik konsistensi logis pada
urutan sedang, yaitu urutan keenam dari sepuluh keterampilan generik sains. Oleh sebab itu, penjelasan yang bersifat informasif tentang keteraturan fenomena-
fenomena yang dipelajari di fisika perlu diberikan secara terperinci guna mengembangkan aspek ini. Pemahaman siswa perlu dibangun dari banyaknya
informasi dan pengetahuan yang diketahui, seperti konsep, prinsip, dan aturan- aturan dari suatu fenomena. Semakin banyak informasi yang diketahui baik
3
Wiwik Agustinaningsih,”Pengembangan Instruksi Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains pada Pembelajaran Fisika MAteri Teori Kinetik Gas Kelas XI IPA SMA Negeri 8
Surakarta Tahun Ajaran 20122013”, Jurnal Inkuiri, Volume 3, Nomor I, 2014, hal. 59. 32,40
39,20
0,00 20,00
40,00 60,00
Buku A Buku B
Konsistensi Logis
Buku A Buku B