Konsistensi Logis Aspek KGS pada Buku A dan Buku B

64

i. Hukum Sebab Akibat

Aspek kesembilan dari KGS yaitu hukum sebab akibat. Hasil identifikasi aspek KGS yang muncul di kedua bukumenunjukan bahwa hanya buku A yang memunculkan aspek ini dengan persentase kurang dari 2. Di buku B tidak teridentifikasi kemunculan aspek ini. Hal ini menunjukkan bahwa hukum sebab akibat masih sangat rendah dimunculkan di buku ajar. Keterampilan ini dikategorikan sebagai keterampilan generik dalam kategori cukup sulit dikembangkan. 6 Aspek ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memahami hubungan satu atau lebih keadaan yang mempengaruhi keadaaan lainnya. Penyajian pada bagian penjelasan materi untuk hukum-hukum yang termasuk hukum sebab akibat yang dituliskan di buku teks sebaiknya dibuat lebih terperinci dengan bentuk paragraf deskriptif, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa.

j. Abstraksi

Aspek terakhir dari KGS yaitu aspek abstraksi yang merupakan aspek terkategori sukar untuk dikembangkan. Kemampuan berpikir abstraksi menutut pembelajar menggunakan konsep-konsep yang dimiliki dalam memecahkan masalah, memahami prinsip atau aturan dan hukum, memiliki penguasaan konsep secara menyeluruh dan memahami hierarki konsep serta hubungan antar konsep satu dengan lainnya, serta kemampuan memberikan gambaran dan analogi secara nyata akan konsep-konsep yang abstrak. 7 Aspek ini penting untuk dikembangkan guna memudahkan siswa memahami hal-hal yang abstrak. Namun untuk bahasan optik di SMA kelas X, aspek ini memang tidak dimunculkan. Brotosiswoyo 2001 mengemukakan urutan keterampilan generik dari yang sukar dikembangkan ke urutan yang terkategori mudah dikembangkan, yaitu: abstraksi, inferensi logika, pemodelan matematik, hukum sebab akibat, konsistensi logis, kerangka logika taat azas, bahasa simbolik, kesadaran tentang 6 Wiwik Agustinaningsih, op. cit.,hal. 59. 7 Sudarmin, Op. Cit., Hal. 137. 65 skala, pengamatan tak langsung, dan pengamatan langsung. 8 Sedikitnya keterampilan generik sains yang muncul di kedua buku dimana hanya ada tiga aspek dominan. Bila disesuaikan dengan tingkat kesukaran pengembangan keterampilan generik sains menurut Brotosiswoyo 2001, terdapat aspek yang sebetulnya mudah untuk dikembangkan namun persentase kemunculannya kecil seperti pengamatan langsung dan tidak langsung. Kemunculan keterampilan generik pengamatan langsung dan tidak langsung, pemahaman tentang skala, bahasa simbolis, konsistensi logis, dan pemodelan matematik, terkategori mudah untuk dikembangkan dalam bahan ajar terutama buku teks. Untuk keterampilan generik logical frame, inferensi logika, hukum sebab akibat, dan abstraksi; keempat aspek ini masih memerlukan suatu strategi khusus untuk bisa lebih dimunculkan di bahan ajar siswa. Hal ini sama dengan Brotosiswojo 2001, yang menempatkan keterampilan generik inferensi logika, hukum sebab akibat, dan abstraksi sebagai keteramilan henerik yang sulit dikembangkan.

3. Rekomendasi Buku Teks Fisika ditinjau dari ketersedian KGS

Berdasarkan hasil penelitian dalam menganalisis ketersediaan KGS di buku teks fisika SMAMA kelas X pada konsep optik, maka dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan kemunculan aspek KGS yang teridentifikasi di kedua buku berbeda. Ditinjau dari keterampilan generik sains yang dimunculkan, buku A memunculkan tujuh keterampilan, sedangkan buku B hanya empat keterampilan. Buku A lebih direkomendasikan untuk mengembangkan keterampilan generik sains siswa. Gambar 4.11 menunjukan perbandingan kemunculan aspek KGS di dua buku yang dianalisis. 8 Ibid., Hal. 132.