Perlindungan anak Pelayanan Pengasuhan Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Putra

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Setiap anak memiliki pendamping atau pengasuh di panti, segala hal yang menyangkut anak yang tau duluan itu pendampingnya. 28 Hal lain juga diungkapkan oleh Klien E sebagai berikut: Biasanya ke pengasuh lapornya terus kalo responnya lama langsung ke bu Atun atau bu Uchu sebagai kepala panti. 29 Hal lain juga diungkapkan oleh Klien AH sebagai berikut: Ya ngomong langsung ka ke pengasuh sama orang kantor 30 Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa mekanisme pelaporan yang diterapkan panti tepat sesuai dengan indikator mekanisme pelaporan yang ada di bab II halaman 34. Artinya anak yang berada di panti diberi arahan untuk bekerjasama dalam mekanisme pelaporan yang bersifat rahasia. Disini anak tahu kepada siapa dia harus melapor atas apa yang dialamilihatdengar tanpa harus merasa takut akan ancaman dari beberapa pihak. Dari hasil observasi penulis tahu bahwa setiap pengasuh menyimpan data-data yang menyangkut privasi anak dan salah satu tugas sebagai pengasuh adalah menjaga privasi anak asuhnya. Pengasuh juga bertanggung jawab untuk selalu mendukung dan melindungi anak dari segala bentuk gangguan yang akan meresahkan anak. 28 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016 29 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 30 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016 c. Kapasitas pengurus, petugas, dan relawan PSAA PU 3 Ceger dalam merespon kekerasan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memastikan bahwa setiap orang yang akan bekerja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak termasuk relawan yang terbukti pernah melakukan tindak kekerasan kepada anak tidak akan direkrut. Setelah orang yang akan bekerja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak resmi direkrut, mereka harus mengikuti pelatihan tentang pengasuhan dan perlindungan anak, tahapan perkembangan anak, praktek pengasuhan, termasuk menjadi orang tua yang efektif, memberikan disiplin positif, serta mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak. Pengurus, petugas, dan relawan yang akan bekerja di PSAA PU 3 Ceger di asesmen terlebih dahulu, setelah itu dilihat perkembangan kinerjanya selama bekerja di panti. Para pekerja sosial di PSAA PU 3 Ceger mengikuti program yang diberikan oleh Dinas Sosial, seperti pelatihan hypnoteraphy, pelatihan psikososial, dan terapi membuang emosi negatif. Program yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial merupakan bekal untuk para pekerja sosial dalam meningkatkan kualitas mengasuh anak. Setelah itu kinerja para pengurus, petugas dan relawan dievaluasi oleh kepala panti. Evaluasi yang dilakukan dengan cara mengevaluasi laporan harian case record berupa aktivitas yang sudah dilakukan yang dibuat oleh seluruh pegawai panti dari pagi hingga pulang kerja. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Semua pekerja disini sebelum menjadi pegawai sudah di asesmen, terus kita liat perkembangannya selama menjadi pegawai. Kalo jaman Ahok sekarang bahkan sesama teman aja saling mengawasi, artinya semakin kesini semakin ketat. Dari dinas sosial ada pelatihan untuk para peksos dan ada programnya seperti pelatihan hypnoteraphy, pelatihan psikososial, dan pelatihan terapi membuang emosi negatif. Evaluasi yang dilakukan masing-masing pegawai membuat jadwal harian atau laporan harian case record dari pagi sampai pulang. Apa yang dia lakukan, bagaimana perkembangan anak asuhnya, dsb. 31 Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Pengasuh dikasih pelatihan langsung dari dinas sosial, jadwalnya biasanya sabtu atau minggu. Buat nambah wawasan, keterampilan, nanganin anak yang baik. 32 Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Orang yang mau masuk panti biasanya diliat dia ada pengalaman kerja di panti gak sebelumnya, terus harus punya pengalaman mengasuh atau kerja selama setahun. 33 Hal lain juga diungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Ada ka kasus kekerasan dari orang kantor jaman saya SMP 3 tahun yang lalu, itu terjadi sama anak lama ka. Tapi alhamdulillah tindakan kekerasan makin kesini makin menurun. Mungkin karena waktu saya ngejabat jadi osis 2 tahun kepengurusan saya kokoh, adik-adik saya udah ngerti jadinya. Adanya tindakan seperti itu terjadi antara pengasuh ke anak. Kalo anak ke anak kan wajar namanya juga sebaya tapi cepet akur lagi paginya berantem siangnya temenan lagi. Kalo dari pengasuh kan 31 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 26 Agustus 2016 32 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 5 Juli 2016 33 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016 jatohnya penyiksaan contohnya ke muka gitu, nah kalo udah terjadi begini anak-anak pasti menghindar, kalo anak-anak menghindar pengasuh itu malah gak mau nyamperin dibiarin aja dan sampe musuhan gak ada kontak. Anak-anak yang mengalami itu masih ada disini mencakup anak lama semua. Nah saya juga pernah mengalami adu kontak fisik, kejadiannya malem muka saya berdarah terus diobatin, orang itu saya samperin ke kantor saya tanya maunya gimana terus besoknya orang itu mengundurkan diri udah gak ada di panti. 34 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa dalam menyeleksi pengurus baru panti sangat selektif dalam memilih dan kapasitas yang dimiliki pelamar minimal sudah pernah memiliki pengalaman bekerja selama setahun. Setelah itu para pekerja dan pengasuhnya diberikan pelatihan rutin, panti bekerjasama dengan Dinas Sosial untuk terus menambah wawasan dan keterampilan para pekerja dan pengasuh. Setelah itu, panti juga rutin melakukan evaluasi kinerja para pegawainya seminggu sekali oleh kepala panti dan satpel dengan melihat case record yang dibuat oleh seluruh pegawai panti. Dari hasil penyampaian anak asuh berbeda dengan para pegawainya, pernah ada kasus yang menimpa ketua osis sendiri, aduk fisik terjadi saat itu dan pelaku pun tanggung jawab kemudian mengundurkan diri dari panti. Artinya pegawai yang melanggar pun sadar atas perbuatannya dan memilih untuk pindah kerjaan dari panti. Sedangkan dari hasil observasi penulis menemukan para pengurus banyak yang melanjutkan pendidikan dan spesialisasinya, ini dilakukan untuk menunjang kualitas pengasuhan panti ke 34 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 depannya. Hal ini berkaitan dengan indikator kapasitas pengurus yang telah penulis sebutkan dalam bab II halaman 35 bahwa PSAA PU 3 ceger memenuhi dan menjalankan indikator tersebut sesuai dengan Standar Nasional Pelayanan Pengasuhan untuk LKSA. d. Prosedur pemberian hukuman disiplin PSAA PU 3 Ceger memiliki prosedur penanganan kekerasan pada anak yang harus dijalankan oleh pengurus, petugas dan relawan. Apabila ditemukan pengurus, petugas dan relawan melakukan tindakan kekerasan maka akan diberi peringatan dengan peneguran lisan, dipanggil dan diserahkan kepada kepala panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Sejauh ini kami tidak menemukan kasus seperti itu, artinya masih dalam batas kewajaran tetapi kami tetap melakukan peneguran lisan kepada pengasuh. 35 Dari hasil observasi penulis menemukan kasus pegawai melanggar aturan panti, ada pegawai atau pengasuh yang sampai memperlakukan anak tidak senonoh atau ada unsur perilaku kekerasan. Hal ini disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Ada ka kasus kekerasan dari orang kantor jaman saya SMP 3 tahun yang lalu, itu terjadi sama anak lama ka. 36 Hal lain juga disampaikan oleh klien AH sebagai berikut: Ada, terjadi antara pengasuh ke anak misal pukulan. 37 35 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 26 Agustus 2016 36 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 37 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016 Namun panti menganggap semua masih dalam batas kewajaran seperti teguran dari pengasuh kepada anak asuhnya, pemberian sanksi untuk membuat anak jera,dll. Artinya ketua panti dan seluruh pegawai bertanggung jawab dan konsisten terhadap aturan kedisiplinan. e. Lingkungan yang aman dari kekerasan dan hukuman fisik PSAA PU 3 Ceger menjamin lingkungan panti aman dari kekerasan dan hukuman fisik dengan membuat case record bagi tiap pekerja, pengasuh dan relawan juga mencatat buku pelanggaran bagi anak yang melanggar. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Untuk semua orang disini, kita masing-masing memiliki laporan harian, siapa melakukan apa, tiap minggu case record dan buku pelanggaran anak dievaluasi sama kepala panti atau satpel. 38 Hal serupa juga disampaikan Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap pengurus punya kewajiban menulis case record yang isinya kegiatan kita seharian penuh. 39 Hal lain disampaikan oleh klien AH sebagai berikut: Aman ka dari para pengasuh pun aman, buat yang ditindak fisik emang dari anaknya kadang suka susah diatur. 40 Hal lain disampaikan oleh klien U sebagai berikut: Ya kalo itu kan di jamin disini ka, semua ada peraturannya juga ka. 41 38 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 26 Agustus 2016 39 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 5 Juli 2016 40 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016 41 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016 Dari dua penyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa cara panti untuk menjaga kestabilan panti yang aman dari kekerasan adalah dengan membuat rekaman kegiatan masing-masing pegawai. Setiap anak juga dipantau dan ditulis perkembangannya oleh masing-masing pengasuh, jika anak melanggar maka akan ditulis di buku pelanggaran. Sehingga jelas lingkungan panti terasa nyaman dan aman dari tindakan kekerasan. Sedangkan dari hasil observasi penulis menemukan hanya lingkungan dalam panti saja yang dimonitoring oleh panti dari tindakan kekerasan tetapi panti kurang melibatkan masyarakat dalam mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak, panti kurang mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pencegahan dan penganan terhadap perilaku kekerasan. Dalam hal ini panti terbukti belum memenuhi dua dari tiga indikator tentang lingkungan yang aman dari kekerasan yang ada di bab II halaman 36. f. Pencegahan dan respon terhadap kekerasan dan hukuman fisik antar anak PSAA PU 3 Ceger memberlakukan kebijakan dalam mencegah dan merespon tindakan kekerasan jika sudah melewati batas kewajaran dan akan ditindak oleh tim peksos dan psikolog. Sedangkan dalam membangkitkan kesadaran anak akan dampak kekerasan PSAA PU 3 Ceger memberikan bimbingan berupa kegiatan, edukasi dan jadwal piket agar anak memiliki rasa tanggung jawab dan mandiri. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Kebijakan yang berlaku disini selama masih dalam batas kewajaran kita masih bisa tolerir tapi tentunya kita sudah warning jangan sampe kejadian atau benar-benar terjadi. Tentunya biar anak sadar dengan kekerasan, kita kasih mereka bimbingan berupa kegiatan, edukasi, kita berikan jadwal piket juga agar anak mempunyai rasa tanggung jawab dan mandiri. 42 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa anak diberikan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri sebagai bentuk pelajaran agar mereka menghindar dari perilaku kekerasan, agar mereka selalu bersikap positif dan menghargai orang lain baik itu relasi antara anak dengan pengasuhnya atau anak dengan anak. g. Kerahasiaan laporan tentang kekerasan PSAA PU 3 Ceger memiliki prosedur untuk anak melaporkan segala hal yang dilihatdidengar kepada pengasuh. Pengasuh disini ahli dalam memelihara rahasia anak asuhnya. Kemudian dibantu oleh tim peksos dan tim psikolog untuk menanganinya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Prosedurnya kita mempunyai tim disini, pengasuh lalu tim peksos dan tim psikolog terakhir kepala panti. 43 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap pendamping dan tim peksos merahasiakan privasi anak dan ada tata tertib yang berlaku di panti. 44 42 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 26 Agustus 2016 43 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 26 Agustus 2016 Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan adanya kerjasama antara pengasuh dengan anak bimbingannya untuk saling memberi dukungan dan perlindungan. Kerahasiaan pun terjamin karena panti memiliki tim khusus untuk menangani kasus yang serius seperti perilaku kekerasan terhadap anak. h. Pemahaman perkembangan anak Saat anak masuk ke panti demi bisa memberikan respon yang tepat maka pengasuh terlebih dahulu fokus pada kebutuhan anak sebagai individu sehingga anak mendapatkan pengasuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Pertama, komunikasi dengan anak. Kedua, catatan laporan perkembangan anak. Kita juga membuat daftar kebutuhan anak dari segi fisik, sosial, piskologis. 45 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Anak berkembang sesuai dengan kebutuhannya. Jadi pengasuh harus menyesuaikan pemberian pelayanan dengan kebutuhannya kepada anak. 46 Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penting sekali bagi pengasuh untuk memahami perkembangan anak bimbingannya karena hal itu mempengaruhi faktor pemenuhan kebutuhannya. 44 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 5 Juli 2016 45 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016 46 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 5 Juli 2016

5. Perkembangan Anak

PSAA PU 3 Ceger dalam mengupayakan perkembangan anak panti memfasilitasi anak untuk aktif dalam kegiatan sekolah yaitu dengan menyediakan transportasi yang bekerjasama dengan dinas perhubungan, panti juga sigap dalam segala hal kebutuhan yang diperlukan oleh anak di sekolah seperti bahan-bahan keterampilan, tugas fotokopi dll. Namun dalam hal mengelola uang saku dan buku tabungan anak asuh di PSAA PU 3 Ceger belum dikatakan mampu karena mempertimbangkan kematangan usia anak dan penggunaan uang yang belum bijaksana. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Lasmi sebagai berikut: Panti bekerjasama dengan sekolah di luar panti. Semua anak-anak diberikan jadwal bimbel semua mata pelajaran. 47 Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap anak diberikan perlengkapan ATK, tas, sepatu, seragam. Anak mendapatkan fasilitas kendaraan sekolah yaitu dari kerjasama dengan dinas perhubungan untuk mengantar anak sekolah, biasanya pengasuh juga memberikan motivasi ke anak supaya semangat bersekolah. 48 Dari pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pelayanan pengasuhan di panti disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, bahkan panti sangat teliti bahwa dalam dunia pendidikan anak akan menemui kesulitas dalam pelarannya, maka dari itu panti menyediakan 47 Wawancara pribadi dengan Ibu Lasmi Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 26 Agustus 2016 48 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 5 Juli 2016 lesbimbel untuk semua anak asuh. Panti juga tidak hanya memberikan pelayanan di dalam panti saja melainkan panti juga mendukung anak untuk menjalin relasi dengan teman sebayanya di sekolah.

6. Identitas Anak

a. Kelengkapan identitas anak Anak-anak yang akan masuk PSAA PU 3 Ceger tentu melewati tahap pengecekan data identitas oleh panitia penerimaaan. Beberapa identitas yang dicek yaitu: akte kelahiran, Kartu Keluarga, rapor dan KTP orang tua. Jika ada anak yang tidak lengkap identitasnya maka panti membantu untuk melengkapi identitas anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Anak yang akan masuk ke panti di periksa kelengkapan identitasnya, antara lain akte, KK, rapor, KTP orang tua jika ada. Jika anak tidak memiliki KTP maka akan dibantu oleh panti. 49 Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Tentunya kalo anak negara itu karena sebelumnya sudah di panti jadi surat sudah lengkap, kalo dari masyarakat langsung kita kroscek dengan home visit. 50 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa anak yang masuk ke panti tidak sembarang orang, artinya seleksi sangat ketat dan tepat sasaran karena PSAA PU 3 Ceger adalah panti yang pelayanan pengasuhannya bersifat sementara, tetap 49 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016 50 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 26 Agustus 2016 pengasuh utama bagi anak adalah orang tuakeluarga. Data kelengkapan identitas anak dan keluarga juga dibutuhkan untuk anak daftar sekolah jadi bukan untuk kepentingan panti saja melainkan semuanya untuk kepentingan anak. b. Identitas anak PSAA PU 3 Ceger dalam menjaga keakuratan data dengan keluarga anak maka panti melakukan home visit, guna untuk menjalin relasi yang lebih kuat dengan keluarga anak dan dapat mengenal lebih jauh tentang kondisi keluarga anak serta kepribadian anak. Home visit juga diperlukan untuk kroscek data identitas yang ada. PSAA PU 3 Ceger juga mendukung anak mengekspresikan identitas dirinya dengan pembebasan budaya dan bahasa yang anak bawa ke dalam panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Kita melakukan home visit, kita setidaknya tau alamat lengkap dan meminta identitas legal. Dari kunjungan tersebut kita bisa tau kondisi keluarga dan karakter anak. Kita juga disini membebaskan anak tentang budaya dan bahasanya sendiri, artinya mendukung keberagaman budaya yang anak bawa. 51 Tentunya keakuratan data anak sangat berpengaruh pada proses pelayanan anak. Pengasuh juga butuh koordinasi dengan orang tua atau keluarga untuk membahas perkembangan anak. Keakuratan data sangat berpengaruh terhadap asesmen anak mulai dari kondisi keluarga, karakter anak, bakat anak dll. Kemudian Dalam hal 51 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016 mendukung budaya anak PSAA PU 3 Ceger tentunya mendukung pelaksanaan praktek budaya sesuai identitas anak seperti menggunakan bahasa daerah, menari, menyanyi, dan memasak makanan daerah. Namun hal ini belum sepenuhnya PSAA PU 3 Ceger lakukan.

7. Relasi Anak

a. Dukungan relasi antara anak dengan keluargakerabat PSAA PU 3 Ceger memfasilitasi anak agar dapat berkomunikasi dengan keluargakerabat dengan menyediakan fasilitas dan sarana komunikasi seperti telepon, anak diberikan jadwal pulang sebulan sekali dan pengasuh mengingatkan orang tua untuk menjenguk anaknya ke panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Panti melakukan komunikasi lewat telepon, sebulan sekali anak boleh pulang untuk bertemu keluarganya dan mengingatkan orang tua untuk menjenguk anaknya. 52 Hal yang sama juga dungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Kita kasih jadwal anak boleh pulang sebulan sekali, nelpon orang tua sesuai kebutuhan anak. 53 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Orang tua boleh lah ngejenguk kesini panti kan terbuka kapan pun, kalo orang tuanya mau ketemu asal koordinasi dulu sama anaknya atau pengasuhnya misal mau ke panti hari minggu berarti ngasih kabarnya sabtu 52 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016 53 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 5 Juli 2016