Teori-teori Perencanaan Permanensi Permanency Planning
b. Teori Perkembangan Anak Perkembangan adalah perubahan dan stabilitas yang terjadi
pada diri seseorang sepanjang hidupnya. Secara umum perkembangan dalam diri seseorang terdiri dari 3 aspek utama,
yaitu:
109
a Perkembangan fisik Meliputi pertumbuhan dan kesehatan fisik, kemampuan
inderawi, peningkatan atau penurunan kemampuan gerak. b Perkembangan kecerdasan
Perubahan yang berkaitan dengan proses-proses mental seperti belajar, bahasa, kreatifitas, pemahaman nilai dan
norma, ingatan dan proses berfikir. c Perkembangan psikososial
Perubahan dalam emosi, kepribadian, keterampilan dan hubungan interpersonal, kemampuan untuk mengontrol
emosi, peran yang dijalani dalam institusi keluarga dan masyarakat.
Dalam perkembangannya anak memiliki kesamaan tertentu, mereka melalui tahapan-tahapan perkembangan yang sama.
Meskipun demikian keunikan
masing-masing anak
dan lingkungan tempatnya tinggal turut mempengaruhi proses
perkembangannya.
109
Departemen Sosial RI, Modul Pelayanan Sosial Anak Terlantar Luar Panti Jakarta, Departemen Sosial RI: 2006, h. 18
Dengan demikian, kesejahteraan anak dipengaruhi oleh karakteristik individu anak plus keluarga, sosial, budaya dan
faktor politik. Teori bio-ekologi sangat relevan untuk memahami pengalaman anak-anak dalam sistem kesejahteraan anak,
menyoroti tidak hanya pentingnya kelekatan anak, tetapi juga keterkaitan individu dan pengaruh lingkungan dari pengalaman
seperti kualitas lingkungan, masyarakat dan kebijakan sosial pada perkembangan anak
.
110
c. Perencanaan Serentak Concurrent Planning Perencanaan serentak adalah model yang relatif baru dari
perencanaan permanensi yang melibatkan bekerja dengan keluarga menuju reunifikasi sementara juga mengembangkan
ketetapan rencana.alternatif
111
Manfaat utama dari ini adalah untuk mendorong pertimbangan rencana permanen dari awal
penempatan, berpikir jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan Concurrent dikaitkan dengan kerangka waktu
yang dipercepat dan dasar pemikirannya berkaitan dengan lamanya waktu yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan secara
hukum pengaturan permanen seperti adopsi. Hal ini bertujuan untuk menghindari keterlambatan waktu terkait dengan
110
Clare Tilbury dan Jennifer Osmond, “Permanency Planning In Foster Care: A Research Review and Guidelines For Practitioners”, h. 8.
111
Ibid., h. 9.
perencanaan yang berurutan dengan menilai kemungkinan reunifikasi ketika anak pertama memasuki rumah perawatan.
112
d. Teori Sistem Teori sistem dalam pekerjaan sosial berasal dari teori sistem
secara umum yang dikembangkan tahun 1940an dan 1950an dalam ilmu managemen dan psikologi yang disempurnakan oleh
Von Bertalanffy.
113
Teori biologis ini melihat semua organisme sebagai sistem yang dibentuk dari sub sistem dan sebaliknya
adalah bagian dari super sistem. Teori sistem berlaku dalam sistem sosial, seperti kelompok, keluarga dan masyarakat serta
sistem biologis. Teori sistem menguntungkan pekerjaan sosial karena
menyatukan faktor-faktor sosial seperti juga keberfungsian psikologis dalam kehidupan manusia, menyeimbangkan dua
unsur paling penting dari tujuan-tujuan pekerjaan sosial. Dibandingkan dengan para praktisi dalam perawatan kesehatan,
psikologis klinis atau konseling, para pekerja sosial memandang individu-individu dalam konteks keseluruhan keluarga dan
lingkungan sosial mereka. Profesi-profesi lain menekankan seorang individu fokal; yang lainnya adalah latar belakang,
dimana keluarga, komunitas atau lembaga-lembaga lainnya membantu atau merintangi kesehatan atau kesejahteraan pasien.
112
Ibid., h. 10.
113
Siti Napsiyah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h. 65.
Pekerjaan sosial menekankan interkoneksi individual dengan individu-individu dan kelompok-kelompok lain dalam lingkungan
mereka.
114
Pekerjaan sosial menggunakan gagasan-gagasan sistem untuk mencakup berbagai faktor, yang berinteraksi dalam cara berbeda,
dalam sistem yang mereka kerjakan, tetapi sulit untukmelihat bagaimana teori ini membantu mengenali dan mencapai hasil-
hasil. Teori sistem mengatakan bahwa segala sesuatu saling terkait, sehingga kita dapat mengintervensi dalam sistem. Di lain
pihak, kita dapat membuat sebuah perubahan dalam anggota sebuah sistem, sebuah keluarga misalnya, dan pengaruhnya bisa
menyebar, mencapai gerakan yang berarti.
115
Teori sistem adalah suatu aspek reaksi yang menentang teori psikodinamika pada tahun 1970-an. Fokus sosiologisnya
sepertinya untuk
menghantam kegagalan-kegagalan
psikodinamika dalam berurusan dengan aspek ‘sosial’ dalam pekerjaan sosial. Selain itu, penerapannya yang luas memasukkan
ide-ide sosial tampaknya menjadi pandangan baru dari pekerjaan sosial sebagai suatu entitas profesional tunggal daripada sebuah
layanan spesialis. Fokus teori sistem kepada ‘keseluruhan’ dan integrasi lalu menjadi kontribusi menarik bagi pekerjaan sosial.
Sumber pengaruh lainnya adalah pentingnya teori sistem dalam
114
Malcolm Payne, Teori Pekerjaan Sosial Modern Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, 2016, h. 154
115
Ibid., h. 155.
terapi keluarga, yang merembes ke dalam pekerjaan sosial di pertengahan tahun 1970-an. Disini, teori sistem adalah suatu
perspektif utama karena menyediakan sebuah cara untuk memahami bagaimana semua anggota keluarga dapat saling
mempengaruhi satu sama lain.
116
Berdasarkan analisis Pincus dan Minahan menyatakan terdapat empat sistem dasar dalam praktek kesejahteraan sosial,
yaitu:
117
1 Sistem agen perubahan yaitu pekerja sosial dan organisasi yang bekerja secara terencana
2 Sistem klien yaitu orang, kelompok, keluarga, komunitas yang terlibat menjadi penerima pelayanan berdasarkan
kontrak dengan pekerja sosial 3 Sistem sasarantarget yaitu sekelompok orang yang dijadikan
sasaran perubahan untuk mencapai tujuan perubahan. 4 Sistem aksi yaitu istilah ini dipakai untuk menggambarkan
dengan siapa saja pekerja sosial bekerja dalam mencapai tujuan perubahan.
Teori sistem menekankan kepada proses, yaitu bagaimana hubungan dan interaksi terjadi, sebagaimana juga muatan dan
hasil
118
. Pekerja sosial melakukan identifikasi mengenai kelebihan atau keterampilan seseorang dalam kehidupannya
116
Ibid., h. 160.
117
Siti Napsiyah Ariefuzzaman dan Lisma Dyawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h. 68.
118
Ibid., h. 70.
kemudian hal yang positif ini digunakan dalam situasi yang lain dimana ia merasa kesulitan. Jadi, teori sistem membantu kita
untuk memahami kompleksitas hubungan manusia, dan merupakan proses sinergi antara satu orang dengan yang lain
untuk menjalin hubungan yang kuat dalam satu ikatan. Teori sistem juga membantu untuk menciptakan fokus yang
menghadirkan komunikasi di antara penghuni dalam lembaga panti, baik sebagai cara untuk menjelaskan permasalahan dalam
situasi tersebut atau sebagai cara untuk mengintervensi.
119
Semua orang yang berada di panti hidup secara bersama-sama. Panti
merupakan sistem perbaikan diri yang merupakan tempat berlindung dari segala macam gangguan untuk belajar mengetahui
kapasitas diri,
mengeksplorasi diri,
mengembangkan keterampilan, dan belajar memahami situasi. Hal ini dilakukan
agar seseorang mengupayakan diri untuk melakukan hal yang produktif dan menjadi lebih baik juga berarti. Di dalam panti juga
diberlakukan aturan berdasarkan norma-norma yang berlaku dimasyarakat untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan
menghindari segala hal yang tidak diinginkan.