BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan anak menjadi perhatian besar dari sejak lama. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2006, jumlah anak Indonesia
usia di bawah 18 tahun mencapai 79.898.000 jiwa, dan mengalami peningkatan menjadi 85.146.600 jiwa pada tahun 2008. Sementara itu,
Kementerian Sosial melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA, sejak tahun 2005 sampai 2013, rata-rata baru bisa menangani 3,7 atau
sekitar 170.000 anaktahun.
1
Jumlah anak terlantar semakin meningkat, sebanyak 5,4 juta anak. Jumlah anak jalanan juga tidak sedikit yakni sekitar 420.000 anak seluruh
Indonesia. Meningkatnya jumlah anak telantar dan anak jalanan di Indonesia disebabkan oleh himpitan kemiskinan yang mendera para
orangtua sehingga memaksa anak-anak mereka untuk dieksploitasi, bekerja di jalanan demi menafkahi keluarga. Dengan demikian
pemerintah dituntut untuk lebih serius membenahi masalah kesejahteraan sosial anak.
2
Dengan meningkatnya jumlah anak terlantar dan anak jalanan di Indonesia, Kementerian Sosial bermitra dengan seluruh Dinas Sosial
tingkat Provinsi dan KabupatenKota. Kementerian Sosial juga memiliki
1
Mulia Astuti, dkk, Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. Studi Kasus: Evaluasi Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA di Provinsi DKI Jakarta,
DI. Yogyakarta dan Provinsi Aceh Jakarta: P3KS Press, 2013, h. 1.
2
Indonesia.ucanews.com, 5,4 juta anak Indonesia terlantar, diakses pada tanggal 27 Januari 2016 pukul 14.31
12 Tim Reaksi Cepat TCR dan 28 Lembaga Perlindungan Anak LPA. Tercatat 175.611 anak menerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya dan sebanyak 5.127 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak LKSA memperoleh dukungan finansial dan peningkatan kapasitas untuk
melayani anak.
3
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan
sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
4
Menelantarkan dan menyia-nyiakan anak sangat dilarang agama, dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
5
Artinya: “Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan
tanpa pengertahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat kebohongan terhadap
Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk” QS. Al-An’am: 140.
Dari ayat tersebut anak merupakan amanah Allah untuk diasuh, dididik dan dibimbing menjadi anak yang saleh dan saleha. Rasulullah
3
Indonesia.ucanews.com, 5,4 juta anak Indonesia terlantar, diakses pada tanggal 27 Januari 2016 pukul 14.31
4
Undang-Undang No. 11 tentang Kesejahteraan Sosial
5
Mushaf al Quran al Quran dan Terjemahnya, Islam House page 356
SAW adalah orang yang sangat perhatian pada anak-anak dan cucu- cucunya dengan memberikan curahan kasih sayang kepada mereka. Oleh
karena itu, memberikan kasih sayang dan perlindungan kepada anak adalah sebuah kewajiban. Kasih sayang bukan berarti memberikan
kecukupan materi tetapi lebih penting dari itu adalah mendengarkan suara dan tuntunan mereka serta mendampinginya dalam proses tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang dewasa.
6
Dalam konteks tersebut, Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Putra Utama 3 Ceger Jakarta Selatan menjadi salah satu tempat penampungan
anak yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap anak dari keterlantaran, agar mereka dapat tumbuh
kembang secara wajar dan mengembalikan anak dari ketelantaran ke dalam kehidupan yang layak dan normatif. Sehingga dengan berdirinya
panti ini anak-anak yang mengalami masalah sosial dapat teratasi. Upaya yang dilakukan Panti Sosial Asuhan Anak adalah
memberikan pelayanan sosial berupa perawatan, pengasuhan dan pembinaan kepada anak terlantar tidak mempunyai orang tua, ayah, ibu
atau keluarga serta tidak mampu secara ekonomi, sehingga dengan memberikan pelayanan, maka anak-anak terlantar memiliki IPTEK,
IMTAQ, sehat jasmani dan rohani serta dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan dapat hidup layak secara normatif.
7
6
Ibnu Ansori, Perlindungan Anak menurut Perspektif Islam Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI, 2007, h. 3.
7
Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Putra Utama 3 Ceger
Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Putra Utama 3 Ceger sebagai lembaga perlindungan anak memiliki stuktur organisasi yang terdiri dari
Kepala Panti, Kasubag TU, Kepala Identifikasi dan Asesmen, Kepala Bimbingan dan Penyaluran, Pekerja Sosial, Ibu Asrama, Psikolog, Petugas
Keamanan, dan Petugas Dapur. Dana operasional panti berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta setiap tahunnya untuk pendanaan pendidikan, kesehatan, permakanan dan program pelayanan.
8
Upaya Panti Sosial Asuhan Anak dalam menyiapkan Anak Asuh untuk dapat hidup layak adalah dengan memberikan bentuk pelayanan
kesejahteraan sosial, diantaranya pelayanan pengasramaan, pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan konseling, pelayanan kesehatan, pelayanan
pendidikan, pelayanan keterampilan, pelayanan keagamaan, pelayanan rekreasi dan hiburan, pelayanan transportasi, pelayanan tabungan, dan
pelayanan bimbingan lanjut.
9
Namun beberapa masalah pengasuhan yang dilakukan oleh LKSA ditemukan oleh penelitian Save the Children bekerjasama dengan
Departemen Sosial RI dan Unicef, yaitu:
10
a. Panti Sosial Asuhan Anak lebih berfungsi sebagai lembaga yang menyediakan akses pendidikan kepada anak dari pada sebagai
lembaga alternatif terakhir pengasuhan anak yang tidak dapat diasuh oleh orangtua atau keluarganya.
8
Ibid
9
Ibid
10
Mulia Astuti, dkk, Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak, h. 39.