kepada anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut:
Mengelompokkan anak asuh di 7 asrama, setiap asrama memiliki 3-4 wali kamar.
120
Dari hasil observasi penulis menyimpulkan bahwa sistem asrama yang digunakan panti tidak membatasi relasi antara
pengasuh dan anak, karena meskipun pengasuh tidak tinggal dengan anak masih ada petugas piket malam untuk mengontrol
anak di setiap kamar. Namun hal ini masih menjadi tugas panti untuk terus meningkatkan relasinya dengan anak mengingat waktu
yang diberikan pengasuh hanya pada saat piket saja. c. Pengasuhan 24 jam dan kontinu
Pengasuhan yang dilakukan oleh PSAA PU 3 Ceger selama 24 jam. Namun bagi pengasuh perempuan diberlakukan piket 12 jam
karena anak yang di asuh di PSAA PU 3 Ceger adalah laki-laki. Jadi pengasuh laki-laki tetap melakukan tugas pengasuhannya
selama 24 jam. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut:
Pengasuh diberikan jadwal piket selama 12 jam bagi pengasuh perempuan dan 24 jam bagi pengasuh laki-
laki.
121
Hal lain juga disampaikan oleh Kak Angger sebagai berikut: Pengasuh perempuan dibatasi hanya sampai jam 8
malam, selanjutnya diganti oleh pengasuh laki-laki dan ditemani satpam sampai pagi.
122
120
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
121
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Kita mempunyai standar operasional jadi evaluasi
dijalankan sesuai dengan SOP tersebut. Kemudian cara kita memonitor pengasuhan anak yaitu dengan case record
yang dibuat oleh para pengasuh.
123
Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa selain adanya pembagian piket untuk mengawasi anak selama 24
jam, panti juga mengevaluasi dengan case record para pengasuh yang isinya semua kegiatan pengasuh dari pagi hingga sore dan
catatan perkembangan anak. d. Mendukung hubungan anak dengan pengasuh
Setiap anak memiliki pengasuh, hubungan mereka jelas terlihat kedekatannya karena pengasuh diberikan tanggung jawab selalu
ada untuk anak setelah anak pulang sekolah, PSAA PU 3 Ceger tentu mendukung kedekatan antara anak dan pengasuhnya dengan
memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada pengasuh.PSAA PU 3 Ceger melakukan pergantian pengasuh setahun sekali,
perpindahan asuhan dari pengasuh tetap ke pengasuh pengganti disertai dengan catatan dan data tentang perkembangan
pengasuhan anak asuh yang menjadi tanggung jawabnya kepada pengasuh pengganti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu
Ola sebagai berikut:
122
Wawancara pribadi dengan Kak Angger Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
123
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 26 Agustus 2016
Setiap setahun sekali ada pergantian pengasuh, setiap anak memiliki catatan kasus dan diberikan kepada
pengasuh yang baru.
124
Hal lain juga disampaikan oleh Kak Angger sebagai berikut: Setiap pengasuh punya catatan perkembangan
anak, kalo ada pergantian pengasuh catatan tersebut diserahkan ke pengasuh anak yang baru.
125
Hal lain juga disampaikan oleh klien A sebagai berikut: Dulu saya deket banget sama pengasuh saya tapi
pengasuh saya pindah jadi sekarang saya terlalu deket dengan pengasuh kayak dulu.
126
Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Ya pasti ada setahun sekali, tapi ya kayak kita aja
gitu harus bisa adaptasi manfaatin lingkup baru harus berbaur. Pengasuh baru adaptasi sama anak-anak, anak-
anak juga adaptasi sama pengasuh baru. Kalo anak sih liatnya dari sifat ka sama karakternya kalo baik ya anak-
anak juga nyambutnya baik tapi kalo sangar ya itu yang anak-anak kurang suka.
127
Dari hasil wawancara dan observasi penulis menyimpulkan bahwa pergantian pengasuh mempengaruhi terhadap hubungan
antara pengasuh dengan anak, jika memang ketentuan panti dalam setahun sekali ada pergantian pengasuh sebaiknya anak
diberitahukan terlebih dahulu mengenai kabar pengasuhnya akan pindah.
124
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
125
Wawancara pribadi dengan Kak Angger Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
126
Wawancara pribadi dengan Klien A Jakarta, 24 Agustus 2016
127
Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
3. Pekerja Sosial Profesional
a. Fungsi dan peran pekerja sosial profesional PSAA
PU 3
Ceger memiliki
satu pekerja
sosial professional.Fungsi dan peran pekerja sosial profesional adalah
sebagai penanganan masalah yang dialami anak dan keluarganya, melakukan manajemen kasus dan menggunakan jaringan untuk
membantu pengasuhan anak, sebagai penyebar informasi yang akurat tentang pengasuhan anak dan menjadi supervisor para
pekerja sosial di panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut:
Kita berperan sebagai konselor tempat anak diskusi dan tempat anak meminta pendapat.
Berperan juga sebagai motivator yang selalu mendukung anak dalam keadaan apapun. Sebagai
broker melindungi anak dari gangguan lingkungan sekitar. Menjadi fasilitator agar anak dapat
mencapai cita-citanya.
128
Hal lain juga diungkapkan oleh Kak Angger sebagai berikut: Peksos disini lebih ke penanganan masalah
anak dan keluarganya. Disupervisi oleh pekerja sosial profesional.
129
Dari hasil wawancara dan observasi penulis menyimpulkan bahwa pekerja sosial profesional melaksanakan fungsiperannya
tidak hanya membantu pekerja sosial dalam menangani masalah anak tetapi juga turut membantu perkembangan anak yang
dilakukan oleh seluruh pengasuh. Pekerja sosial profesional juga
128
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
129
Wawancara pribadi dengan Kak Angger Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
berperan mendorong pekerja sosial dan pengasuh untuk melakukan kegiatan edukasi kepadaorang tuakeluarga dalam mengasuh anak
yang baik. Sebagaimana penulis telah menyebutkan indikator fungsi dan peran pekerja sosial profesional yang terdapat di bab II
halaman 62. b. Manajemen kasus
Pekerja sosial dalam melakukan penanganan masalah terhadap anak adalah dengan merancang pendekatan dan
asesmen.Dalam penanganan ini anak terlibat untuk mecari solusi penanganan masalahnya, disini pekerja sosial hanya membantu
mengarahkan, memberikan informasi dan berbagai pertimbangan, hasil akhirnya anak yang tetap menngambil keputusan. Hal ini
sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Pertama kita kenali dulu masalahnya apakah
masalah ini berkaitan dengan temannya, gurunya, sekolahnya atau keluarganya.Kedua tentu kita ajak anak
diskusi gimana cara menyelesaikan masalahnya, disini kita rencanain bareng menyelesaikannya dalam bentuk apa.
Ketiga kita pantau dan support anak dalam melaksanakan cara penyelesaian yang kita sepakati tujuannya untuk
menyelesaikan masalah. Keempat kita evaluasi apakah anak ini merasa puas atau tidak dalam menyelesaikan
masalahnya, apakah masih kurang atau memang dia sudah merasa jauh lebih baik.
130
Dapat dilihat bahwa peran pekerja sosial adalah mendampingi dan membantu anak dalam memecahkan masalahnya sendiri.
Dalam melakukan penanganan masalah pekerja sosial sudah
130
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
mengacu pada indikator pertama manajemen kasus di bab II halaman 63.
Pekerja sosial
membantu keluarga dalam
memahami pentingnya pengasuhan keluarga dengan memberikan kesempatan
kepada anak dan keluarga untuk saling berkunjung. Panti juga memperkuat pengasuhan keluarga dengan melakukan home visit
atau pemanggilan keluarga ke panti untuk membahas pentingnya pengasuhan keluarga. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu
Ola sebagai berikut: Panti melakukan home visit atau pemanggilan
keluarga ke panti dan memberikan arahan pentingnya pengasuhan keluarga.
131
Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap sebulan sekali orang tuakeluarga dihimbau
kepala panti untuk menjenguk anaknya sekaligus kita kasih pemahaman tentang pengasuhan keluarga.
132
Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa adanya tujuan dari relasi yang dibentuk antara pengasuh dan
keluarga sebagai bentuk penguatan keluarga dalam mengasuh anak yang baik di dalam keluarga sebagaimana dijabarkan di bab II
halaman 63. Dalam hal membangun jaringan untuk mendukung keluarga,
panti sudah bekerja sama dengan beberapa elemen yaitu psikolog
131
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
132
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016
untuk membantu memberi arahan tentang pengasuhan anak yang baik dalam keluarga, bekerja sama dengan pihak bimbingan belajar
untuk membantu anak dalam bidang pendidikan, bekerja sama dengan komunitas sekitar panti misalnya bola untuk mendukung
relasi anak dengan orang-orang di luar panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut:
Kalo dalam hal penguatan keluarga biasanya yang memberi arahan memang dari panti. Ketika di awal kita
bilang pelayanan yang paling mengena itu adalah pengasuhan dari keluarga karena ada ikatan darah dan
sangat berpengaruh sama keberhasilan anak. Kalo penanganan masalah anak kita kerjasama dengan psikolog
untuk memberikan arahan tentang pengasuhan anak yang baik dalam keluarga.Kalo pelayanan anak kita kerjasama
di bidang akademik misalnya bimbel atau pelajaran tambahan.Semuanya ini adalah bentuk dukungan kepada
keluarga.
133
Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari membangun jaringan tersebut adalah bekal bagi orang tuakeluarga
dalam mengatasi kesulitan pengasuhan anak di dalam keluarga.
D. Evaluasi serta Pengakhiran Pelayanan dan Pengasuhan untuk Anak
1. Review penempatan dan pengasuhan
PSAA PU 3 Ceger melakukan monitoring dan evaluasi agar anak mendapatkan pengasuhan yang optimal.Caranya pengasuh membuat
laporan kinerja pengasuh dan laporan perkembangan anak setiap harinya.Sebulan sekali diadakan pertemuan seluruh pengasuh untuk
mengevaluasi pelayanan pengasuhan yang sudah diberikan dan
133
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger Jakarta, 22 Agustus 2016