BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kualitas pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30HUK2011
tentang Standar Pelayanan Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Standar Pelaksana Pengasuhan dan Standar Evaluasi serta
Pengakhiran Pelayanan dan Pegasuhan untuk Anak. Artinya PSAA PU 3 Ceger memenuhi standar pelayanan dengan terlaksananya 13 dari 14
indikator standar pelayanan berbasis lembaga kesejahteraan sosial anak, terlaksananya 2 dari 3 indikator standar pelaksana pengasuhan
dan memenuhi ketiga indikator dalam standar evaluasi serta pengakhiran pelayanan dan pengasuhan untuk anak, jadi dari 20
indikator tersebut hanya dua indikator yang tidak terlaksana yaitu indikator perlindungan anak dan indikator pengasuhan. Penyebab tidak
terlaksananya indikator perlindungan anak karena ada beberapa anak yang sudah tinggal lama di panti masih mengeluhkan pengasuh
melakukan tindakan kekerasan dan panti kurang bersosialisasi serta melibatkan masyarakat dalam merespon pencegahan dan penanganan
kekerasan anak. Sedangkan penyebab tidak terlaksananya indikator pengasuhan yang sesuai dengan standar dari Kementerian Sosial
adalah renggangnya pelayanan bimbingan keseharian terhadap anak asuh karena dibatasi oleh jam kerja dan piket, pengasuh kesulitan
bekerja sama dengan orang tua karena intensitas kunjungan orang tua
atau keluarga anak jarang. Idealnya pengasuh membutuhkan orang tuakeluarga anak untuk berdiskusi terkait perkembangan anak selama
anak menerima pelayanan pengasuhan di panti namun realitanya bisa dihitung jari orang tuakeluarga yang rutin menjenguk anaknya dan
diskusi dengan pengasuhnya sebulan sekali. Pengasuh juga mengalami kendala saat menghadapi anak yang susah diatur sehingga menjadi
faktor kejenuhan sendiri bagi para pengasuh dan kondisi keuangan panti saat ini sedang menurun serta sedang mengalami kekurangan
SDM. 2. PSAA PU 3 Ceger dalam melakukan pengakhiran pelayanan belum
menemukan solusi yang tepat selain mengembalikan anak kepada orang tua atau keluarganya dan bagi anak negara dirujuk ke panti lain.
Bagi anak yang masih memiliki orang tua atau keluarga panti mempersiapkan anak untuk kembali kepada pengasuhan orang tua atau
keluarganya. Bagi anak negara panti merujuk anak ke panti lain jika anak belum memiliki pekerjaan atau mandiri. Ketika anak selesai
pengasuhannya dan kembali kepada orang tua atau keluargnya panti kurang memonitoring perkembangan anak. Panti juga belum
mendapatkan solusi pengasuhan yang permanen bagi anak selain merujuk anak ke panti lain. Artinya panti belum siap dalam
melaksanakan perencanaan permanensi bagi anak dan anak dinilai cukup dewasa untuk hidup mandiri tidak butuh keluarga sebagai
pengasuh.
B. Saran
1. Untuk mencapai kualitas pelayanan terbaik, PSAA PU 3 Ceger harus terpacu dengan adanya Standar Nasional Pelayanan Pengasuhan LKSA
untuk mengatasi segala kendala dan kekurangan panti. Dalam mengatasi kendala dalam perlindungan anak, panti harus bekerja sama
dengan lingkungan panti dan masyarakat untuk mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak. Panti juga harus sering diskusi
dengan anak terkait dengan tindakan kekerasan mana yang wajar dan mana yang tidak wajar., mengapa kekerasan tidak boleh dilakukan, apa
dampaknya, ciri-ciri perilaku kekerasan seperti apa, dll. Kerjasama antar anak dengan pengasuh juga penting dalam merespon dan
mencegah tindakan kekerasan. Sedangkan kendala dalam pengasuhan anak, panti harus selalu mendukung peran orang tuakeluarga bahwa
mereka tetap menjadi pengasuh utama bagi anak meskipun anak tinggal di panti. Sehingga intensitas kunjungan orang tua dan keluarga
ke panti menjadi lebih sering. Penulis memberikan saran terkait longgarnya pengasuhan selama 24 jam antara anak dan pengasuh
dengan mengubah sistem tempat tinggal panti yang tadinya berbentuk asrama menjadi cottage yaitu sistem tempat tinggal anak bersama
pengasuh. Jadi, satu rumah diisi pengasuh dan anak asuh sehingga pengasuhan yang diberikan oleh pengasuh terhadap anak tidak dibatasi
oleh jam kerja dan piket saja. 2. PSAA PU 3 Ceger harusnya dalam melakukan pengakhiran pelayanan
menjamin anak mendapat pengasuhan selanjutanya dengan layak dan
memenuhi haknya sebagai anak. Panti harus mencari solusi terbaik kemana dan bagaimana anak setelah keluar dari pengasuhan PSAA PU
3 Ceger terutama untuk anak negara yang tidak memiliki keluarga, penulis memberikan saran yaitu panti mengkaji dan melakukan
perencanaan permanensi dengan berpegang pada prosedur perencanaan permanensi yang ada di bab II halaman 77 dan jurnal yang sudah
menguji coba tentang perencanaan permanensi.