130
|
A z a s K e t e r a m p i l a n D a s a r P e l a k s a n a a n
4.1.2 Keterampilan Menjelaskan Guru dapat menjelaskan dengan baik adalah salah satu keterampilan
yang harus dimiliki oleh setiap penyandang profesi guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 1995 “menjelaskan” dimaknai
sebagai menerangkan atau menguraikan secara terang. Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan
secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya LAN, 2005. Tujuan dari keterampilan menjelaskan adalah:
1 untuk membimbing siswa dalam mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara efektif dan bernalar; 2 melibatkan
siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah; 3 untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan
untuk mengatasi kesalahpahaman mereka; dan 4 untuk membimbing siswa dalam menghayati dan mendapat proses penalaran dan
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu merencanakan dan menyajikan. Kedua komponen tni
dapat diuraikan seperti berikut.
A. Merencanakan
Merencanakan yang dimaksud dalam keterampilan menjelaskan mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Dalam merencanakan, pembelajar harus paham benar dengan karakteristik siswanya dan karakter materi atau
pengetahuan yang akan dijelaskan. Karakter siswa misalnya, rata-rata tinggi, sedang, atau rendah, atau campuran. Selain itu, siswanya termasuk
kelompok siswa aktif atau pasif.. Karakter materi, termasuk baru atau lama bagi siswa, cenderung konktert atau abstrak, berupa fakta, konsep, prinsip,
teori, atau hukum, dan lain-lain. Ini semua karakter siswa dan materi perlu dipertimbangkan untuk merencanakan strategi untuk menjelaskan.
Misalnya penentuan metode, teknik, atau taktik dan penentuan media untuk memperjelas apa yang disampaikan.
B.
Penyajian
Berkaitan dengan proses penyajian akan berkaitan dengan unsur
kejelasan, contoh dan ilustrasi, penekanan, dan balikan. Kejelasan adalah kegamblangan apa yang disampaikan, tidak menimbulkan pertanyaan atau
S T R A T E G I B E L A J A R M E N G A J A R “ S A I N S ”
|
131
kebingungan. Misalnya muncul pertanyaan, apa maksud
yang disampaikan? Yang dijelaskan membingungkan. Ungkapan-ungkapan ini
menggambarkan bahwa yang disampaikan tidak jelas. Contoh dan ilustrasi
dapat mengajak siswa untuk lebih mudah menangkap penjelasan. Misalnya, menjelaskan bidang miring dengan gambar, menjelaskan konsep
impuls dicontohkan dengan pukulan petinju, menjelaskan gerak jatuh bebas dengan mencontohkan mangga atau kelapa jatuh sendiri.
Penekanan
stressing bisa dilakukan dengan cara mengucapkan kata atau suku kata yang dianggap penting dengan suara agak keras dan jelas.
Kadang-kadang penekanan ini dibantu dengan menulis di papan tulis atau menggarisbawahi kata atau suku kata dalam kalimat yang sudah ada di
papan tulis. Balikan feedback adalah setiap informasi yang dikomunikasikan untuk guru atau siswa, verbal atau non-verbal tentang
hasil pembelajaran Farmer Farrel, 1980. Pengertian balikan ini membuatnya jelas bahwa baik guru maupun siswa keduanya perlu
mendapat balikan untuk melihat pembelajaran yang dilakukan efektif dan efisien.
Berdasarkan indikator-indikator yang ada pada keterampilan mebranjelaskan di atas maka untuk menilai keterampilan menjelaskan
seorang gurucalon guru, komponen-komponen yang dinilai meliputi: Kejelasan
artinya guru dalam menjelasakan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit, tidak menggunakan kata-kata yang meragukan. Pada
komponen penggunaan contoh dan ilustrasi
, guru atau calon guru memberi contoh yang cukup untuk menanamkan pengertian dalam
penjelasannya dengan memanfaatkan lingkungan dan pengalaman siswa, menggunakan contoh yang relevan dengan penggunaannya, menggunakan
contoh yang sesuai dengan usia, pengetahuan dan latar belakang siswa. Pada komponen pengorganisasian, guru atau calon guru dapat
menunjukkan dengan jelas polastruktur kajian, memberikan ikhtisar butir- butir penting selama maupun pada akhir pelajaran. Pada komponen
Penekanan
, guru atau calon guru dapat mengadakan variasi dalam memberikan penekanan pada hal-hal penting dengan cara cara
mengulanginya; mengatakan dengan kalimat lain atau menyebutnya satu persatu; menggunakan ekspresi dengan mimik, isyaratgerakan tubuh jika
memang memerlukan penekan dengan cara tersebut, dan bisa juga menggunakan gambar, demonstrasi atau benda konkrit. Pada komponen
balikan
, guru atau calon guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui minat, perhatian dan sikap siswa terhadap materi yang dijelaskan;
menggunakan balikan itu untuk mengubah atau menyesuaikan penjelasan; dan mendorong siswa untuk menanyakan materi.
132
|
A z a s K e t e r a m p i l a n D a s a r P e l a k s a n a a n
4.1.3 Keterampilan Mengadakan Variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pembelajaran. Variasi dalam mengajar bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran yang
relevan. Selain itu, variasi dalam mengajar bisa memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin tahu dan menyelidiki hal-hal yang baru,
memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang
lebih baik, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Variasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu: variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan, dan