126
|
A z a s K e t e r a m p i l a n D a s a r P e l a k s a n a a n
4.1 Keterampilan Inti dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Secara umum dalam kegiatan belajar mengajar ada tiga bagian utama yang harus Anda lakukan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Masing-masing bagian tersebut harus dilakukan guru dengan hati-hati agar siswa bersemangat untuk belajar dan tujuan
pembelajaran tercapai atau secara umum dikatakan pembelajaran dapat efektif dan efisien. Untuk itu, perlu keterampilan guru dalam mengajar.
Keterampilan mengajar pokok inti dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah keterampilan membuka pelajaran, keterampilan
menjelaskan, keterampilan variasi, dan keterampilan menutup pelajaran. Keterampilan-keterampilan itu tersebar mulai dari kegiatan pendahuluan
hingga kegiatan penutup. Pada kesempatan ini Anda akan belajar mengenai empat keterampilan inti tersebut.
4.1.1 Keterampilan Membuka Pelajaran Keterampilan membuka pelajaran pada dasarnya merupakan
keterampilan yang dilakukan oleh guru untuk mengajak siswanya agar siap belajar. Bruner Indrawati, 2008 mengatakan bahwa belajar tidak akan
terjadi jika kesiapan readiness siswa tidak ada. Dengan demikian, yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar utamanya pada kegiatan pendahuluan untuk menciptakan kondisi awal precondition bagi
siswa agar mental maupun perhatian mereka terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek positif
terhadap kegiatan belajarnya.
Komponen-komponen kegiatan yang dapat dilakukan selama membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian, menimbulkan motivasi,
memberikan acuan, dan membuat kaitan. Masing-masing komponen dapat Anda pelajari pada uraian berikut.
A. Menarik Perhatian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 1995,
perhatian interest dapat diartikan sebagai apa yang diperhatikan. Untuk
menarik perhatian siswa, tentu banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya dengan gambar yang menarik seperti gambar kartun, cerita
yang lucu, atau mungkin melalui gerak atau perilaku guru. Dalam pembelajaran sains misalnya, ketika guru akan menjelaskan hukum
Archimedes, guru bisa menampilkan gambar kartun orang mencebur kolam renang. Guru juga bisa bercerita tentang hebatnya Archimedes
S T R A T E G I B E L A J A R M E N G A J A R “ S A I N S ”
|
127
ketika memperoleh ide tentang prinsipnya. Selain itu, guru juga bisa memperagakan langsung dengan memasukkan batu ke dalam gelas yang
berisi air. Khusus untuk pembelajaran sains banyak fenomena lain yang bisa diciptakan untuk menarik perhatian siswa baik melalui gambar, cerita
maupun peragaan.
B. Motivasi
Motivasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud,
1995 dimaknai sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. McDonald mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
mencapai tujuan Soemanto, 1987. Berikutnya, Mitchell menyatakan bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan
timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela volunter yang diarahkan ke tujuan tertentu Winardi, 2002. Hal
senada diungkapkan oleh Gray bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu Winardi, 2002. Jadi, motivasi
secara umum dapat dimaknai sebagai dorongan pada individu untuk melakukan sesuatu tindakan karena tujuan tertentu.
Menurut Morgan ada tiga aspek yang mempengaruhi motivasi, yaitu: keadaan yang mendorong tingkah laku motivating states, tingkah
laku yang di dorong oleh keadaan tersebut motivated behavior, dan tujuan dari tingkah laku tersebut goals or ends of such behavior
Soemanto, 1987. Keadaan yang mendorong tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran, bisa diciptakan oleh orang lain guru atau siswa lain
melalui cerita verbal, gambar, contoh kejadian nyata di sekitar siswa, atau dengan cara yang lain. Tingkah laku yang didorong yang dimaksud
adalah kecerdasasiapa tingkah laku yang akan didorong siswa, misalnya siswa kelas berapa bisa dilihat rata-rata tingkat kecerdasannya, bakatnya,
minatnya, dan lain-lain. Tujuan dari tingkah laku, dapat diartikan sebagai apa yang menjadi target atau sasaran dari kegiatan pembelajaran.
Hal ini harus dipikirkan cermat apa saja yang akan ditargetkan pada pebelajar, misalnya kemampuan kognitif tingkat tinggi, kemampuan
psikomotorik, atau mungkin pembentukan sikap siswa.
Selain tiga aspek tersebut ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu: factor internal dan faktor eksternal. Masing-
masing faktor adalah sebagai berikut:
128
|
A z a s K e t e r a m p i l a n D a s a r P e l a k s a n a a n
a.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu,
meliputi persepsi individu tentang diri sendiri, harga diri dan prestasi, harapan, kebutuhan, dan kepuasan kerja. Seseorang
termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang
dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak. Harga diri dan prestasi dapat
mendorong memotivasi individu untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat dan memperoleh kebebasan serta
mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat mendorong individu untuk berprestasi. Harapan-harapan
tentu berkaitan dengan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan
perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku yang ditargetkan. Kebutuhan, manusia dimotivasi oleh
kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, untuk mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan
seseorang akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon
terhadap tekanan yang dialaminya. Kepuasan kerja, lebih merupakan suatu dorongan afektif sikap yang muncul dalam diri
individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, yang
meliputi jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja tempat individu bergabung, situasi lingkungan pada umumnya, dan sistem imbalan
yang diterima. Jenis dan sifat pekerjaan adalah dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan obyek
pekerjaan yang tersedia yang akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni.
Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh seberapa besar nilai imbalan yang dimiliki oleh obyek pekerjaan itu. Kelompok kerja tempat
individu bergabung merupakan kelompok kerja atau organisasi tempat yang dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu
dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu. Peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu untuk mendapatkan
kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan, serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya
dalam kehidupan sosial. Situasi lingkungan pada umumnya menentukan setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan
S T R A T E G I B E L A J A R M E N G A J A R “ S A I N S ”
|
129
rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya. Sistem imbalan merupakan karakteristik atau
kualitas dari obyek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah
laku dari satu obyek ke obyek lain apabila mempunyai nilai imbalan lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu
untuk berperilaku dalam mencapai tujuan. Perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul
imbalan. Dalam pembelajaran biasanya berupa nilai siswa.
C. Memberikan Acuan