S T R A T E G I B E L A J A R M E N G A J A R “ S A I N S ”
|
129
rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya. Sistem imbalan merupakan karakteristik atau
kualitas dari obyek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah
laku dari satu obyek ke obyek lain apabila mempunyai nilai imbalan lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu
untuk berperilaku dalam mencapai tujuan. Perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul
imbalan. Dalam pembelajaran biasanya berupa nilai siswa.
C. Memberikan Acuan
Dalam kegiatan membuka pelajaran perlu diberikan acuan yang
jelas yang akan digunakan dalam membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Misalnya buku-buku atau referensi yang
dapat digunakan untuk membantu tercapainya efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan menggunakan acuan ini pebelajar akan terbantu
dalam mengarahkan proses belajarnya.
D. Membuat Kaitan
Membuat kaitan antara apa yang akan dilakukan atau dipelajari dengan pengetahuan dan pengalaman individu akan membantu
memudahkan pebelajar untuk memahami. Hal ini sesuai dengan teori belajar bermakna dari Ausubel Indrawati, 2008. Hal ini juga sesuai
dengan teori konstruktivis Piaget yang menyatakan bahwa belajar pada dasarnya merupakan proses rekonstruksi pengetahuan yang sudah dimiliki
pebelajar Indrawati, 2008. Membuat kaitan antara yang akan dipelajari dengan pengetahuan dan pengalaman pebelajar sebelumnya diberikan pada
saat kegiatan membuka pelajaran, yang biasa kita kenal dengan istilah apersepsi. Dalam proses pengaitan tidak selalu dihubungkan dengan
pengetahuan yang sudah dimilki pebelajar, tetapi juga bisa berupa contoh atau aplikasi dari pengetahuan yang akan diberikan siswa. Kegiatan
pengaitan semacam ini biasa disebut dengan motivasi dalam kelompok keterampilan membuka pelajaran.
Dari beberapa indikator keterampilan membuka pelajaran di atas maka untuk menilai kemampuan dan keterampilan membuka pelajaran
dapat disiasati dengan mengamati cara yang digunakan gurucalon guru dalam mengintroduksi pelajaran: dengan memanfaatkan pengalaman
siswa, dapat menyebabkan siswa terfokus perhatiannya pokok pembicaraan atau bahsan, dapat menunjukkan kejelasan hubungan antara
tahap pendahuluan dengan tahap inti.
130
|
A z a s K e t e r a m p i l a n D a s a r P e l a k s a n a a n
4.1.2 Keterampilan Menjelaskan Guru dapat menjelaskan dengan baik adalah salah satu keterampilan
yang harus dimiliki oleh setiap penyandang profesi guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 1995 “menjelaskan” dimaknai
sebagai menerangkan atau menguraikan secara terang. Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan
secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya LAN, 2005. Tujuan dari keterampilan menjelaskan adalah:
1 untuk membimbing siswa dalam mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara efektif dan bernalar; 2 melibatkan
siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah; 3 untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan
untuk mengatasi kesalahpahaman mereka; dan 4 untuk membimbing siswa dalam menghayati dan mendapat proses penalaran dan
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu merencanakan dan menyajikan. Kedua komponen tni
dapat diuraikan seperti berikut.
A. Merencanakan