Model Penyelidikan Ilmiah: Model peneyelidikan ilmu biologi

44 | M o d e l P e m b e l a j a r a n

C. Model Penyelidikan Ilmiah: Model peneyelidikan ilmu biologi

Scientific Inquiry Model: Biological science inquiry model Model ini dijelaskan berdasarkan pada kajian sains biologi. Esensi dari model ini adalah untuk melibatkan siswa pada masalah asli genuine tentang penemuan dengan mengonfrontasikannya pada suatu tempat investigasi, membantu siswa mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologi di tempat investigasi, dan mengajak siswa untuk merancang cara-cara mengatasi masalah tersebut. Jadi, siswa melihat penemuan pengetahuan dan dilakukan oleh sekelompok siswa. Schaubel, Kopfer, dan Raghafen Joyce Weil, 2000 menyatakan bahwa pada saat yang sama, siswa memperoleh suatu kehormatan respect yang sehat tentang pengetahuan dan mungkin akan belajar tentang batasan-batasan pengetahuan terkini dan dapat diandalkan dipercaya. Model ini dipikirkan juga sesuai untuk disiplin ilmu sains lain, seperti fisika dan kimia. Bahkan dapat juga untuk disiplin selain sains, seperti ekonomi, sejarah, dan yang lain. Sintakmatik Sintakmatik dalam model penemuan ilmiah terdiri atas empat unsur atau fase sebagai berikut: Fase Satu: area investigasi diarahkan pada siswa, termasuk cara-cara untuk investigasi. Fase Dua: Siswa mengkonstruk masalah, siswa mengidentifikasi kesulitan dalam investigasi. Kesulitan itu mungkin berupa interpretasi data, menampilkan data, mengendalikan eksperimen, atau membuat kesimpulan. Fase Tiga: Siswa mengidentifikasi masalah dalam percobaan. Fase Empat: Siswa mempertimbangkan memikirkan cara-cara untuk menjelaskan kesulitan, seperti merancang percobaan, mengorganisir data dengan cara-cara yang berbeda, membuat data, dan mengembangkan gagasan-gagasan. Sistem Sosial Untuk mengimplementasikan model ini diperlukan suasana agar siswa dapat bekerjasama dan teliti. Suasana itu perlu karena siswa akan berada dalam suatu komunitas sebagai peneliti yang menggunakan teknik- teknik terbaik dalam sains. Suasana itu termasuk tingkat keberanian dan rendah hati. Siswa harus berhipotesis dengan tepat, mempertentangkan fakta, mengkritisi rancangan-rancangan penelitian, dan sebagainya. Bahkan kebutuhan untuk teliti, siswa juga harus mengakui sifat tentatif dan S T R A T E G I B E L A J A R M E N G A J A R “ S A I N S ” | 45 sementara tentang pengetahuannya sendiri dan juga disiplin ilmu itu, dan dalam mengerjakan penyelidikan rendah hati juga dikembangkan dengan pendekatan menghormati disiplin-disiplin ilmu yang dikembangkan. Prinsip Reaksi Dalam model ini, tugas guru adalah memelihara keilmuan dengan menekankan pada proses penemuan dan mengajak siswa untuk merefleksi penemuannya. Guru perlu berhati-hati bahwa identifikasi fakta bukan menjadi isu inti dan harus mendorong siswa pada suatu tingkat ketelitian yang baik dalam penelitian. Guru harus mengembangkanmengajak siswa untuk mengemukakan hipotesis, menginterpretasi data, dan mengembangkan konsepsi, yang dipandang sebagai cara yang diambil untuk menafsirkan kenyataan reality. Sistem Pendukung Untuk mengimplementasikan model ini, perlu instruktur yang luwes dan terampil dalam proses penyelidikan, suple tempat-tempat nyata yang banyak untuk penyelidikan dan untuk masalah-masalah siswa selanjutnya, dan perlu sumber data dan sistem pendukung tempat yang tersedia untuk melakukan penyelidikan dalam pada disiplin ilmu ini. Dampak Instruksional dan Pengiring Model inkuari sains biologi ini dirancang untuk mengajar proses penelitian biologi. Dengan demikian, dampak instruksionalnya adalah pengetahuan ilmiah dan proses penelitian dalam biologi. Selain dampak pembelajaran, model ini juga ada dampak lain pengiring yang muncul, yaitu: komitmen siswa terhadap penemuan ilmiah, sikap terbuka open- mindedness dan kemampuan siswa untuk menangguhkan keputusan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif. Kedua dampak tersebut dapat dibagankan seperti pada Gambar 2.3. 46 | M o d e l P e m b e l a j a r a n Gambar 2.4 Dampak instruksional dan pengiring model penemuan ilmu biologi Biological Science Inquiry Model Joyce Weil, 2000

D. Model Berpikir Induktif Inductive Thinking Model