Komponen Karakter BahanMateri Pembelajaran

110 | M e t o d e P e m b e l a j a r a n . Gambar 3.1a: Taksonomis kemampuan kognitif Gambar 3.1b: Taksonomis kemampuan Psikomotor Gambar 3.1c: Taksonomis kemampuan afektif

B. Komponen Karakter BahanMateri Pembelajaran

Pengaruh bahanmater belajarpembelajaran terhadap penetapan metode pembelajaran pada hakekatnya merupakan kelanjutan dari pengaruh tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan pada karakteristik siswa dan sifat karakter materi yang akan dibelajarkan pada siswa Indrawati, 2005. Gagne 1976 mengungkapkan bahwa bahan belajar terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori, prosedur dan hukum. Setiap bahan belajar tersebut mempunyai ciri yang berbeda-beda dan penguasaannyapun memerlukan cara yang berbeda-beda. Dengan pengertian sederhana, metode adalah cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan tujuan pembelajaran sangat berhubungan dengan bahan pembelajaran bahan belajar, dalam menentukan metode pembelajaran perlu juga mempertimbangkan kelompokgolonganciri jeniskarakter bahan belajarnya. Penggolonganpengelompokan bahan belajar materi pelajaran yang paling sederhana adalah pengelompokan yang didasarkan atas tingkat kesulitannya, yaitu meliputi tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Setiap materi yang memiliki tingkat kesulitan berbeda akan menuntut cara untuk penguasaannyapun berbeda. Pada umumnya untuk materi yang tergolong sederhana dalam penguasaannya memerlukan cara yang sederhana, dan begitu pula untuk materi yang tergolong memiliki tingkat kesulitan tinggi pada umumnya dalam penguasaannya memerlukan cara yang lebih tidak sederhana atau kompleks. Dengan pengertian sederhana Tinggi 7. Kreativitas 6. Penyesuaian 5. Gerakan kompleks 4. Gerakan terbiasa 3. Gerakan terbimbing 2. Kesiapan 1. Persepsi Rendah Gambar 3.1a Gambar 3.1b Gambar 3.1c Tinggi 5. Pembentukan pola 4. Organisasi 3. Penilaian penentuan sikap 2. Partisipasi 1. Penerimaan Rendah Tinggi 6. Evaluasi 5. Sintesis 4. Analisis 3. Penerapan 2. Pemahan 1. Pengetahuan Rendah S T R A T E G I B E L A J A R M E N G A J A R “ S A I N S ” | 111 metode pembelajaran identik dengan cara untuk melaksanakan pembelajaran, maka tingkat kesulitan materi perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam mewujudkan pembentukan perilaku sesuai rumusan tujuan pembelajarannya. Sains tidak hanya sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki ragam bahasan dari tingkat sederhana dasar hingga tingkat kompleks tingkat kesulitan tinggi, sains juga sebagai ilmu pengetahuan yang berhakekat pada proses dan produk. Untuk itu dalam menelaah materi sains tidak cukup hanya dengan cara menelah produk dari sains, yang berupa fakta, teori, prinsip, konsep, hukum, dan sejenisnya, tetapi perlu juga menelaah tentang proses dan fenomena-fenomenanya yang terjadi dalam proses tersebut, dalam rangka memperoleh fakta dan data yang dijadikan dasar lahirnya produk-produk sains tersebut. Dengan ini menjadi jelas bahwa mempelajari sains tidak membutuhkan cara yang hanya dapat digunakan untuk menelaah produk sains, tetapi perlu juga cara yang memuat kegiatan atau aktivitas proses menelaah atau untuk memperoleh produk-produk sains tersebut. Pengalaman melakukan kegiatan atau aktivitas menelaah untuk memperoleh produk-produk sains ini sering disebut sebagai pengalaman belajar. Dengan demikian, karakter materi pembelajaran sains perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung KBM materi itu sendiri, disamping bentuk pengalaman belajar yang akan dibisakan pada siswa pebelajar. Produk sains yang berupa fakta, teori, prinsip, konsep, hukum, dan sejenisnya, pada umumnya dihasilkan melalui penyimpulan dari proses uji yang diulang-ulang pada kejadian-kejadian khusus data uji khusus-khusus, dengan ini sains digolongkan ilmu pengetahuan yang bersifat induktif. Dengan pengertian belajar adalah berlatih melalui pengulangan prosedur yang telah teruji keberhasilannya sesuai pandangan inkuiri, dan berkaitan pengertian sains sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat proses induktif, dengan ini cara yang diperkirakan cocok untuk membelajarkan materi sains adalah cara yang memuat kegiatan atau aktifitas uji pada kejadian-kejadian khusus secara induktif. Dengan ini karakter sains sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat proses induktif perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam KBM materi sains. Sains atau materi sains selain sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki karakter cakupan materi dari bahasan yang sederhana hingga sulit, sebagai proses dan produk, bersifat induktif, dan masih banyak lagi karakter-karakter yang lainnya, seperti sebagai ilmu pengetahuan dengan 112 | M e t o d e P e m b e l a j a r a n cakupan bahasan: konkret dan abstrak, klasik hingga modern, sistematis dan heraskis, teoretik, praktik, dan matematik; bentuk pengetahuan lengkap bentuk pengetahuan sosial, fisis, dan logiko-matematis, dan berrepresentasi secara verbal, gambar, matematis, dan grafik sesuai uraian tentang “karakter sains”. Berkaitan dengan, bahwa setiap karakter bahanmateri pembelajaran perlu dijadikan pertimbangan untuk menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam KBM, maka karakter-karakter sains yang lain, yang tidak dijelaskan diuraiakan di atas, perlu juga dijadikan pertimbangan untuk menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam KBM materi sains.

C. Komponen Karakter Siswa dan Kelas