Komponen Tujuan Pembelajaran Azas Menentukan Metode Pembelajaran

108 | M e t o d e P e m b e l a j a r a n

A. Komponen Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran atau indicator berdasarkan uraian sebelumnya secara sederhana dapat dimengerti sebagai gambaranpandangan atau arah tentang kompetensi atau perubahan perilaku seperti apa yang akan dicapai pebelajar siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang telah disusunnya, terutama berkaitan dengan uraian kegiatan belajar mengajar KBM. Kompetensin atau perubahan perilaku yang dimaksud dalam hal ini adalah dapat kompetensiperilaku dalam bentuk kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Metode pembelajaran dapat dimengerti sebagai prosedur atau tahapan-tahapan komponen-komponen kegiatan yang teratur dan sistemik dengan sarana pendukung yang dibutuhkan untuk belajar menelaah ilmu pengetahuan sehingga memudahkan pelaksanaan kegiatan belajar menelaah ilmu pengetaahuan yang mengarah pada terwujudnya kompetensi atau perubahan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, atau telah dirumuskan dalam indikator. Uraian ini memberikan gambaran bahwa dalam memilih atau menentukan metode pembelajaran yang ditetapkan untuk mendukung pelaksanaan KBM dalam suatu RPP sangat perlu memperhatikan setiap tujuan pembelajaran atau indicator yang telah dirumuskan dalam RPP. Hal yang seharusnya tidak boleh terjadi, tetapi sering dilakukan adalah dalam penyusunan RPP atau dalam pelaksanan pembelajaran, bahwa pemilihanpenerapan metode pembelajaran bukan berangkat dari tujuan pembelajaran atau indicator yang telah dirumuskan, tetapi sebaliknya, yaitu guru berangkat dari menetapkan terlebih dahulu metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan pencapaian hasil belajar disesuaikan dengan keadaan yang terjadi dalam KBM, dengan alasan karena metode pembelajaran tersebut sedang disenangi atau sedang “trend” atau popular untuk diterapkan. Metode pembelajaran adalah rangkaian kegiatan untuk mewujudkan tercapainya suatu tujuan pembelajaran. RPP pada umumnya memuat lebih dari satu rumusan indicator, apalagi tujuan pembelajarannya. Satu indicator perlu diterjemahkan ke dalam beberapa tujuan pembelajaran. Berdasarkan pandangan ini dapat pahami bahwa dalam satu pelaksanaan RPP sangat memungkinkan untuk menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran, tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan untuk membentuk kompetensi-kompetensi perubahan S T R A T E G I B E L A J A R M E N G A J A R “ S A I N S ” | 109 perilaku-perilaku yang harus terjadi pada siswa sesuai rumusan tujuan pembelajaran atau indicator dalam RPP. Bukan suatu keharusan, bahwa setiap metode pembelajaran hanya untuk tercapainya satu tujuan pembelajaran atau indicator, tetapi dapat terjadi juga bahwa satu metode pembelajaran dapat untuk mewujudkan tercapainya lebih dari satu tujuan pembelajaran, dengan catatan tidak dipaksakan. Serta tidak ada larangan pula untuk mencapai satu tujuan pembelajaran menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran, asal tetap memperhitungkan keefektifan dan keefisiensian pelaksananaan pembelajaran tersebut. Diperbolehkan juga untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran lebih dari satu tujuan pemebelajaran yang dirangkai dilaksanakan dengan campuran beberapa metode pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dalam proses belajar mengajar, guru tidak dapat menentukan metode yang akan digunakan, tetapi guru harus menetapkan tujuan terlebih dahulu. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa secara sederhana metode adalah cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang berkaitan dengan kemampuan atau perubahan perilaku yang harus dimilki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan pada karakteristik siswa dan sifat dari materi yang akan dibelajarkan pada siswa Indrawati, 2005. Bloom dkk 1956 menyatakan bahwa kemampuan yang ditargetkan pada tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Setiap ranah terdapat kategori-kategori kemampuan yang bertingkat secara taksonomis dengan urutan jelas dari kategori yang paling rendah sampai pada kategori tinggi. Seseorang tidak mungkin langsung mempunyai kemampuan pada kategori tinggi tanpa melaui kategori rendah sebelumnya. Kategori-kategori tersebut untuk tiga ranah kemampuan kognitif Bloom, dkk., 1956, psikomotorik Harrow,1972, dan afektif Krathwool, dkk., 1981, dapat dibagankan berturut-turut pada Gambar 3.1a, Gambar 3.1b, dan Gambar 3.1c Indrawati, 2005. 110 | M e t o d e P e m b e l a j a r a n . Gambar 3.1a: Taksonomis kemampuan kognitif Gambar 3.1b: Taksonomis kemampuan Psikomotor Gambar 3.1c: Taksonomis kemampuan afektif

B. Komponen Karakter BahanMateri Pembelajaran