Komponen Karakter Siswa dan Kelas

112 | M e t o d e P e m b e l a j a r a n cakupan bahasan: konkret dan abstrak, klasik hingga modern, sistematis dan heraskis, teoretik, praktik, dan matematik; bentuk pengetahuan lengkap bentuk pengetahuan sosial, fisis, dan logiko-matematis, dan berrepresentasi secara verbal, gambar, matematis, dan grafik sesuai uraian tentang “karakter sains”. Berkaitan dengan, bahwa setiap karakter bahanmateri pembelajaran perlu dijadikan pertimbangan untuk menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam KBM, maka karakter-karakter sains yang lain, yang tidak dijelaskan diuraiakan di atas, perlu juga dijadikan pertimbangan untuk menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam KBM materi sains.

C. Komponen Karakter Siswa dan Kelas

Pelajar siswa dalam proses pendidikan atau pelaksanaan pembelajaran merupakan raw input masukan mentah, melalui proses pembelajaran mereka akan dijadikan memiliki kompetensi atau perubahan perilaku yang berkaitan dengan materi ilmu pengetahuan yang diajarkan tersebut. Di sekolah umum, biasanya memiliki siswa yang heterogenitas latar social tinggi, yang berarti memiliki kemungkinan heterogenitas karakteristik siswa juga tinggi. Karakteristik yang mempengaruhi proses pembelajaran dalam hal ini, antara lain berhubungan dengan: kecerdasan, bakat, motivasi, pengalaman, kebiasan belajar, kebiasaan cara untuk dibimbing, kebiasan melakukan aktivitas, dan lain-lain. Walaupun secara umum kelas selalu terisi oleh siswa yang hetrogenitas karakteristiknya tinggi, tetapi pada umumnya penyebaran karakteristik siswa yang ada dalam satu kelas secara statistic cenderung grafiknya memiliki pola kurva normal, yaitu yang memiliki karakteristik hampir sama relative banyak dan yang memiliki karakteristik berbeda secara ekstrim relative rendah Team Dikdaktik metodik, 1976; Bloom, 1982. Secara teoretik dan empirik menunjukan bahwa, suatu kegiatan yang diberikan pada individu yang pelaksanaannya tidak jauh melebihi batas kecerdasan nya, maka apa saja yang terjadi dalam kegiatan tersebut dapat menjadikan pengalaman atau pengetahuan yang oleh individu akan disimpan dengan baik dan ada kecenderungan untuk diulang pada kesempatan atau keadaan yang berbeda. Hal inilah yang sering disebut dengan: kegiatan yang tidak terlalu menjadi beban pelaksanapelakunya sebagaian besar kejadianfenomena yang terjadi dalam kegiatan tersebut menjadi kompetensi bagi pelakuknya. Demikian pula untuk kegiatan yang ada kesesuaiannya dengan bakat S T R A T E G I B E L A J A R M E N G A J A R “ S A I N S ” | 113 pelakupelaksana kegiatan , kegiatan tersebut akan terlaksana dengan cepat dan baik, serta kejadianfenomena yang ada dalam kegiatan tersebut menjadikan pengalaman atau pengetahuan baru yang akan disimpan dengan baik dan ada kemungkinan untuk diulang pada kesempatan yang berbedalain oleh yang bersangkutan pelakunya, dengan ini penguasan kejadianfenomena dalam kegiatan tersebut menjadi kompetensi bagi pelakuknya. Demikian pula untuk kegiatan yang ada kesesuaiannya dengan motivasi intrinsik pelakupelaksana kegiatan , kegiatan tersebut akan terlaksana dengan cepat dan baik, serta kejadianfenomena yang ada dalam kegiatan tersebut menjadikan pengalaman atau pengetahuan baru yang akan disimpan dengan baik dan ada kemungkinan untuk diulang pada kesempatan yang lain oleh yang bersangkutan pelakunya, dengan ini penguasan kejadianfenomena dalam kegiatan tersebut menjadi kompetensi bagi pelakunya. Kegiatan yang ada kesesuaiannya atau merupakan kelanjutan dari pengalaman yang telah dimiliki oleh pelakupelaksana kegiatan, kegiatan tersebut akan terlaksana dengan cepat dan baik, serta kejadianfenomena yang ada dalam kegiatan tersebut menjadikan pengalaman atau pengetahuan baru yang akan disimpan dengan baik dan ada kemungkinan untuk diulang pada kesempatan lain oleh yang bersangkutan pelakunya, dengan ini penguasan kejadianfenomena dalam kegiatan tersebut menjadi kompetensi bagi pelakuknya. Demikian pula untuk kegiatan yang ada hubungannya dengan karakteristik tentang kebiasan belajar, kebiasaan untuk dibimbing, kebiasan melakukan aktivitas, dan lainnya. Berdasarkan pandangan bahwa dalam kelas yang terisi oleh sejumlah siswa yang memiliki karakteristik berbeda-beda, masih dapat diketemukan karakteristik kelas siswa atau karakteristik rata-ratanya, dan dengan pengertian kegiatan yang pelaksanaannya ada kesesuaiannya dengan karakteristik yang dimiliki oleh pelaksananya, kegiatan tersebut akan terlaksana dengan cepat dan baik, serta kejadianfenomena dalam kegiatan tersebut menjadi kompetensi bagi pelakuknya. Dengan ini, memberikan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan karakteristik kelas siswa, maka kegiatan-kegiatan tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dan cepat, serta menjadikan sebagian besar siswa yang terlibat dalam kelas tersebut memiliki penguasan kejadianfenomena yang adamuncul dalam kegiatan. Dengan pengertian metode pembelajaran adalah rangkaian kegiatan untuk mewujudkan tercapainya suatu tujuan pembelajaran, maka dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk pelaksanaan pencapaian tujuan pembelajaran di kelas, perlu memilih metode pembelajaran yang kegiatan utamanya 114 | M e t o d e P e m b e l a j a r a n banyak sesuai dengan karakteristik kelas siswa yang belajar. Dengan kata lain, memilih metode pembelajaran perlu memperhatikan karakteristik kelas pebelajar siswa. Suatu asumsi, kelas yang memiliki siswa banyak tetap memiliki penyebaran karakter yang memenuhi kurva normal, artinya kelas bersiswa banyak tetap memilki karakter kelas siswa, yang berarti menurut uraian sebelumnya, untuk menentukan penggunaan metode pembelajaran salah satu di antaranya perlu mempertimbangkan karakter kelas siswanya. Untuk kelas yang bersiswa banyak sekali, misalnya untuk kelas yang berisi siswa 4 x kelas biasa, anggap saja kelas berisi 100 siswa, maka pertimbangan dalam menggunakan metode pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajarannya pada kelas siswa tidak cukup hanya dengan pertimbangan karakter kelas siswa, tetapi perlu juga mempertimbangkan jumlah siswa dalam kelas tersebut, berkaitan dengan kemampuan sarana pendukung pelaksanaan metode pembelajaran agar efektif dan efisien dalam penggunaannya. Dengan ini dapat dikatakan bahwa jumlah siswa juga perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam mendukung pelaksanaan KBM.

D. Komponen Kondisi Sarana dan Sumber Belajar