yang baku Yusuf, 2014: 377. Adapun rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Rencana wawancara dengan Kepala Sekolah
No Topik Pertanyaan
1 Informasi berkaitan dengan sekolah
2 Ketersediaan alat peraga di sekolah
a. Alat peraga IPS yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan alat peraga IPS di sekolah
c. Perawatan alat peraga IPS di sekolah 3
Penggunaan alat peraga IPS dalam pembelajaran 4
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga
3.6.1.2 Wawancara Guru Kelas IV
Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana-
tidak terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV
No Topik Pertanyaan
1 Ketersediaan alat peraga di kelas
a. Alat peraga IPS yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan alat peraga IPS oleh guru
2 Penggunaan alat peraga IPS dalam pembelajaran
3 Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPS
4 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPS
5 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
3.6.1.3 Wawancara Siswa Kelas IV
Selain kepada Kepala Sekolah dan guru kelas IV, kegiatan wawancara juga ditujukan kepada siswa kelas IV. Wawancara yang
dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana-tidak terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel
3.4. Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV
No Topik Pertanyaan
1 Tanggapan terhadap pembelajaran IPS yang selama ini terjadi.
2 Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPS
3 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPS
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa, pembelajaran IPS, dan guru SD setara. Instrumen tersebut
divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan
untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk Sugiyono, 2014: 170. Validitas konstruk berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur untuk
mengukur konsep yang diukurnya Yusuf, 2014: 47. Karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi
konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara kepala
sekolah dapat dilihat pada tabel 4.4 halaman 59. Hasil validasi pedoman wawancara guru dapat dilihat pada tabel 4.7 halaman 61. Hasil validasi
pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 halaman 63.
3.6.3 Kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji
lapangan terbatas.
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner terbuka. Responden dapat menjawab pertanyaan secara bebas pada bentuk kuesioner
terbuka. Peneliti menentukan responden dalam analisis kebutuhan yaitu guru dan seluruh siswa kelas IV SD N Karangwuni 1. Hasil kuesioner
digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang alat peraga yang dikembangkan. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan disajikan dalam tabel
3.5.