Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengembangkan alat peraga dengan memperhatikan  ciri-ciri  alat  peraga  Montessori.  Alat  peraga  yang  dikembangkan
menarik,  dengan  memberikan  warna  dan  cara  penggunaan  yang  menyenangkan. Alat peraga yang dikembangkan juga bergradasi karena dapat terdiri dari berbagai
warna  dan  tekstur.  Memiliki  auto-correction  sehingga  siswa  dapat  mengetahui kesalahannya  sendiri  ketika  belajar.  Melalui  alat  peraga  ini,  siswa  juga  dapat
belajar  secara  mandiri  tanpa  didampingi  oleh  guru  auto-education.  Alat  peraga yang  dikembangkan  juga  dibuat  dengan  menggunakan  bahan-bahan  yang  dapat
ditemukan  dengan  mudah  di  lingkungan  sekitar.  Peneliti  mengembangkan  alat peraga  berbasis  metode  Montessori  untuk  mata  pelajaran  IPS  pada  materi
keragaman budaya Indonesia.
2.1.5 Pembelajaran IPS
Uraian  dalam  pembelajaran  IPS  membahas  mengenai  hakikat  IPS,
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, dan keragaman budaya Indonesia.
2.1.5.1 Hakikat IPS Ilmu  Pengetahuan  Sosial,  yang  sering  disingkat  menjadi  IPS  adalah  ilmu
pengetahuan  yang  mempelajari  berbagai  macam  ilmu  sosial,  humaniora  dan kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah untuk memberi wawasan dan
pemahaman  yang  mendalam  bagi  siswa,  khususnya  di  tingkat  dasar  dan menengah  Susanto,  2013:  137.  Sejalan  dengan  pengertian  tersebut,  menurut
Somantri  dalam  Sapriya,  2009:  11,  IPS  merupakan  penyederhanaan  atau adaptasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia  yang
diorganisasikan  dan  disajikan  secara  ilmiah  dan  pedagogis  untuk  tujuan pendidikan.  Ilmu-ilmu  sosial  dan  humaniora  yang  dimaksud  adalah  sosiologi,
sejarah,  geografi,  ekonomi,  politik,  hukum  dan  budaya  Susanto,  2014:  6.  IPS mengkaji  seperangkat  peristiwa,  fakta,  konsep  dan  generalisasi  yang  berkaitan
dengan isu sosial Sapriya, 2006: 3. Pengertian IPS yang lebih komprehensif dari segi makna dan kegunaannya
diungkapkan oleh National Council for the Social Studies NCSS. NCSS dalam Susanto,  2013:144  menjelaskan  bahwa  pendidikan  IPS  adalah  suatu  kajian
terpadu  dari  ilmu-ilmu  sosial  dan  ilmu-ilmu  kemanusiaan  untuk  meningkatkan kemampuan  kewarganegaraan  civic  competence.  Berdasarkan  pengertian  dari
beberapa  ahli  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  IPS  merupakan  ilmu  yang mempelajari ilmu-ilmu sosial dan humaniora sacara terpadu untuk meningkatkan
kemampuan kewarganegaraan. 2.1.5.2 Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Berdasarkan  uraian  pada  hakikat  IPS,  IPS  mempelajari  ilmu-ilmu humaniora  dan  sosial  yang  mencakup  materi  geografi,  sejarah,  sosiologi  dan
ekonomi.  Meskipun  demikian,  pada  jenjang  Sekolah  Dasar  atau  Madrasah Ibtidaiyah,  materi  geografi,  sejarah,  sosiologi  dan  digabungkan  menjadi  satu
menjadi  mata  pelajaran  IPS  Sapriya,  2006:  3.  Mata  pelajaran  IPS  di  SD bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 mengenal konsep-
konsep  yang  berkaitan  dengan  kehidupan  masyarakat  dan  lingkungannya,  2 memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan  masalah,  dan  keterampilan  dalam  kehidupan  sosial,  3  memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4 memiliki
kemampuan  berkomunikasi,  bekerjasama  dan  berkompetisi  dalam  masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global BNSP, 2006: 575.
Mata  pelajaran  IPS  yang  diajarkan  di  SD  memiliki  empat  ruang  lingkup. Ruang  lingkup  tersebut  meliputi  1  manusia,  tempat,  dan  lingkungan,  2  waktu,
keberlanjutan,  dan  perubahan,  3  sistem  sosial  dan  budaya,  dan  4  perilaku ekonomi  dan  kesejahteraan  BNSP,  2006:  575.  Dalam  penelitian  ini,  peneliti
mengambil ruang lingkup ketiga  yaitu sistem sosial dan budaya, khususnya pada materi budaya Indonesia dengan Kompetensi Dasar
“Menghargai keragaman suku bangsa  dan  budaya  setempat  kabupatenkota,  provinsi”  untuk  kelas  IV  yang
diajarkan pada semester 1.
2.1.5.3 Keragaman Budaya Indonesia Keragaman bera
sal dari kata dasar “ragam” yang berarti macam atau jenis Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008: 23, sedangkan
keragaman  sendiri  memiliki  arti  berjenis-jenis  atau  variasi  Tim  Reality,  2008: 535.  Kata  kebudayaan  berasal  dari  bahasa  Sansekerta,  buddayah,  bentuk  jamak
dari kata budhi yang berarti akal Susilaningsih, 2008: 89. Kebudayaan diartikan oleh  Soemardjan  dan  Soemardi  dalam  Setiadi,  Hakam    Effendi,  2013:  28
sebagai  semua  hasil  karya,  rasa  dan  cipta  masyarakat.  Menurut  Koentjaraningrat