Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono 2012: 298
Bagan di atas menggambarkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dimulai dengan adanya potensi dan masalah. Melihat
adanya potensi dan masalah tersebut, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang digambarkan dalam data empirik. Data
empirik tersebut dijadikan bahan untuk membuat disain produk. Produk tersebut kemudian divalidasi oleh pakar atau tenaga ahli sehingga dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya. Kelemahan yang telah diketahui tersebut dicoba untuk dikurangi atau diperbaiki pada langkah revisi disain.
Produk yang telah direvisi tersebut selanjutnya diuji cobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk untuk mengatasi masalah yang
dihadapi responden. Setelah diuji cobakan, dilakukan revisi kembali untuk memperbaiki kelemahan yang dialami responden selama pemakaian produk.
Kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada lingkup responden yang sebenarnya. Apabila dalam uji coba tersebut ditemukan kembali
kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali. Setelah produk dinyatakan efektif dan layak, produk akan diproduksi secara massal
Sugiyono, 2012: 298-311 Peneliti
melakukan penelitian
dan pengembangan
dengan mengadopsi dan memodifikasi model penelitian dan pengembangan dari Ali
dan Asrori 2014: 113-119 dan model Sugiyono 2012: 297-311. Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe alat
peraga yang telah divalidasi karena waktu yang relatif singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima langkah, yaitu
potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Penelitian dan
pengembangan dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan menganalisis kebutuhan siswa dan guru pada tahap potensi masalah. Selanjutnya, pada
tahap perencaan, peneliti merancang instrumen penelitian yang digunakan pada saat penelitian. Peneliti kemudian mengembangkan dan membuat
produk berdasarkan 5 karakteristik alat peraga Montessori pada tahap pengembangan disain. Produk tersebut kemudian divalidasi oleh beberapa
ahli pada tahap validasi produk sebelum digunakan pada tahap uji coba terbatas.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang dipaparkan oleh Ali dan Asrori 2014: 113-119 dan Sugiyono 2012: 297-
311. Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi lima langkah, yaitu potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk,
validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Kelima tahap penelitian tersebut disajikan dalam bagan 3.2.
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian
3.4.1 Potensi Masalah
Tahap pertama penelitian ini adalah potensi masalah. Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan melakukan observasi dan
wawancara. Instrumen wawancara dan observasi tersebut, divalidasi terlebih dahulu oleh ahli bahasa, ahli pembelajaran IPS dan guru SD setara sebelum
digunakan untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan siswa kelas IV.
Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi terkait pembelajaran IPS di kelas IV. Peneliti menganalisis hasil wawancara dan
observasi terkait karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan alat peraga serta kesulitan belajar dalam pembelajaran IPS di kelas IV. Analisis
tersebut digunakan sebagai bahan untuk membuat kuesioner analisis kebutuhan.
Penyusunan kuesioner
analisis kebutuhan
memperhatikan karakteristik alat peraga Montessori dan karakteristik siswa. Kuesioner
analisis kebutuhan diberikan kepada siswa dan guru kelas IV. Sebelum disebarkan, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli bahasa, ahli pembelajaran
IPS dan guru SD setara untuk mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan. Kemudian peneliti melakukan revisi pada instrumen berdasarkan
hasil validasi yang dilakukan oleh para ahli. Peneliti kemudian melakukan uji keterbacaan instrumen analisis
kebutuhan kepada siswa dan guru di SD setara untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan guru terhadap kalimat pertanyaan dalam kuesioner.
Kemudian peneliti melakukan revisi pada instrumen berdasarkan uji keterbacaan oleh siswa. Setelah dilakukan revisi, instrumen analisis
kebutuhan telah siap untuk digunakan. Selanjutnya peneliti menyebarkan kuesioner adalisi kebutuhan di SD penelitian sebagai keperluan analisis
kebutuhan.
3.4.2 Penyusunan Rencana
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah penyusunan rencana. Pada tahap ini peneliti membuat konsep alat peraga berdasarkan hasil analisis
kebutuhan. Peneliti merancang disain alat peraga serta album petunjuk
penggunaan alat peraga. Selanjutnya peneliti memperolah disain alat peraga dan album petunjuk penggunaan alat peraga yang siap untuk dibuat.
Peneliti juga menyiapkan instrumen validasi produk dan tes. Peneliti menyusun instrumen berupa tes dan kuesioner. Instrumen tes digunakan
sebagai pretest dan posttest yang dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda. Sebelum digunakan, instrumen tersebut divalidasi terlebih dahulu. Peneliti
melakukan validasi instrumen tes kepada ahli pembelajaran IPS dan guru SD setara. Kemudian berdasarkan validasi tersebut, peneliti melakukan
revisi untuk memperbaiki kekurangan pada instrumen. Setelah direvisi, instrumen diujikan secara empiris kepada siswa
kelas IV SD setara. Hasil uji empiris diolah dengan menggunakan Statistic Package for Social Studies 20
SPSS 20 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Peneliti kemudian memilih 15 butir soal yang
valid sebagai soal pretest dan posttest. Peneliti kemudian melakukan uji keterbacaan soal kepada siswa SD setara. Berdasarkan hasil uji keterbacaan,
peneliti melakukan revisi kembali apabila masih terdapat kekurangan pada instrumen tes.
Selain instrumen tes, peneliti menyusun kuesioner validasi produk dan kuesioner tanggapan mengenai produk alat peraga untuk siswa.
Kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli sebelum digunakan. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa dalam kalimat pertanyaan
pada kuesioner. Berdasarkan hasil validasi, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kesalahan pada kuesioner. Selain validasi kepada ahli bahasa
dan guru SD setara, instrumen diujikan kepada siswa SD setara untuk mengetahui keterbacaan instrumen kuesioner. Dengan uji keterbacaan,
peneliti dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan dalam kuesioner. Hasil uji keterbacaan digunakan sebagai dasar untuk
melakukan revisi pada instrumen jika masih ditemui kekurangan. Setelah direvisi, instrumen kuesioner kelayakan produk untuk siswa telah siap
digunakan.
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal produk. Peneliti membuat alat peraga sesuai dengan disain yang telah
dirancang. Peneliti kemudian mengumpulkan bahan-bahan pembuatan alat peraga. Selain alat peraga, peneliti juga membuat album alat peraga dengan
tujuan sebagai pedoman penggunaan alat peraga. Setelah selesai, maka diperoleh prototipe alat peraga yang siap untuk divalidasi.
3.4.4 Validasi Produk
Tahap keempat dalam penelitian ini adalah validasi produk. Alat peraga dan album yang telah selesai dibuat kemudian divalidasi oleh
beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPS. Validasi dilakukan untuk menilai kelayakan produk yang telah
dikembangkan sebelum diuji cobakan secara terbatas. Setelah divalidasi, peneliti melakukan analisis mengenai kualitas alat peraga berdasarkan
validasi dari ahli. Pada tahap ini, diperoleh alat peraga dan album alat peraga yang siap untuk digunakan dalam uji coba lapangan terbatas.
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas
Tahap kelima dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan terbatas. Produk yang dibuat diujikan kepada lima orang siswa SD penelitian. Kelima
orang siswa tersebut diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa ketika menggunakan produk. Pada tahap
ini, guru dan siswa juga memberikan tanggapan mereka mengenai alat peraga yang telah dikembangkan.
Berdasarkan validasi produk pada tahap keempat dan uji coba lapangan terbatas pada tahap kelima, peneliti melakukan revisi yang terakhir
pada produk. Penelitian ini dimodifikasi ke dalam lima tahap dengan hasil akhir berupa prototipe. Dengan dilakukannya revisi terakhir, maka
terciptalah prototipe alat peraga pembelajaran IPS SD materi keragaman budaya berbasis metode Montessori.