Pemeriksaan Kondisi Sublimator Proses Sublimasi

299

4.9.5. Merawat Peralatan Filtrasi

Perawatan filtrasi harus dirawat secara kontinu agar umur pakai peralatan menjadi lebih panjang. Langkah-langkah perawatan sebagai berikut : - Media penyaring dibersihkan dengan diblower menggunakan udara sehingga partikel-partikel yang ada di pori-pori penyaring tidak menempel lagi. - Kantong penyaring untuk pembersih gas juga dibersihkan adri media padatan atau partikel. - Penyaring bercangkang dan berdaun juga dibersihkan dari debu dan karat sehingga media penyaringan tersebut akan bekerja secara optimum.

4.10. SUBLIMASI

Sublimasi adalah peristiwa penguapan secara langsung padatan kristalin ke dalam fasa uap. Contoh klasik sublimasi adalah penguapan kamfer kapus barus. Sublimasi dapat digunakan sebagai metode pemurnian padatan kristalin. Beberapa senyawa kimia dapat menyublim pada temperatur dan tekanan kamar, namun banyak yang beru dapat menyublim apabila tekanan diturunkan. Untuk mendapatkan bahan murni, fasa uap bahan tersublim didinginkan secara perlahan-lahan sehingga terbentuk kristal.

4.10.1. Pemeriksaan Kondisi Sublimator

Sublimator pada proses sublimasi ini terdiri dari : - Cawan porselin - Gelas arloji - Gelas piala - Pembakar bunsen Peralatan tersebut diatas dibersihkan dari kotoran dan zat-zat lain yang menempel pada gelas arloji dan cawan porselin. - Pastikan tidak ada air yang menempel pada peralatan tersebut akan kinerja perubahan tingkat wujud alotropi menjadi maksimum. Di unduh dari : Bukupaket.com 300

4.10.2. Proses Sublimasi

Pada umumnya perubahan tingkat wujud berlangsung menurut pola padat - cair - gas - atau kebalikannya. Ada beberapa zat yang dapat berubah Iangsung dari keadaan uap ke keadaan padat yang disebut menyublim. Sifat demikian dimiliki oleh unsur yodium, kamfer, naftalen, belerang. Zat padat pada umumnya mempunyai bentuk kristal tertentu: Kubus, heksagonal, rombik, monoklin dan sebagainya. Unsur belerang dalam suhu biasa berwarna kuning dengan bentuk kristal rombik. Jika belerang rombik dipanaskan sampai 96° bentuk kristalnya berubah menjadi monoklin. Jika belerang cair didinginkan tiba-tiba pada 119° terjadi pula bentuk kristal monoklin seperti bentuk jarum. Pada pendinginan lebih lanjut sampai 96° terjadi bentuk rombik. Suhu 96° adalah suhu peralihan. Peristiwa ini disebut alotropi ialah satu macam zat dalam keadaan berlainan mempunyai sifat fisik yang berbeda. Peralatan dan bahan yang dipakai untuk proses sublimasi yodium: a. Alat-alat yang dipakai 1. cawan porselin 2. gelas arloji 3. tabung reaksi 4. pipet 5. gelas piala 6. kayu kecillidi 7. pembakar bunsen 8. kaki tiga dengan kasa asbes. b. Bahan-bahan yang dipakai : 1. yodium kristal 2. belerang 3. kanji 4. air suling 5. alkohol. Di unduh dari : Bukupaket.com 301 Prosedur Proses Sublimasi Gambar 4.83 : Penyubliman Yodium  Ambil 1 spatula yodium, letakkan dalam cawan porselin, tutuplah cawan itu dengan gelas arloji, beri air di atas gelas arloji. Panaskan dengan api kecil pada pembakar bunsen. Terjadi perubahan warna uap yodium, uap ini akan menyublim pada bagian bawah gelas arloji.  Sebagian dari kristal yodium ini masukkan dalam tabung reaksi, kemudian tuangi air suling.  Sebagian yang lain masukkan juga pada tabung reaksi dan tuangi alkohol.  Pada dinding luar gelas arloji terdapat hablur-hablur kristal Iodium.

4.10.3. Menangani produk sublimasi