471 umumnya. Pekerja di pertanian, perkebunan dan kehutanan juga
menghadapi berbagai penyakit yang dikarenakan oleh pekerjanya antara lain racun hama dan penyakit disebabkan virus, bakteri ataupun hasil
pertanian, misalnya tabakosis pada pekerja-pekerja yang mengerjakan tembakau, bagassosis pada pekerja-pekerja di parbik gula. Penyakit
paru oleh jamur sering terjadi pada pekerja yang menghirup debu-debu organik, misalnya pernah juga dil porkan dalam kepustakaan tentang
Aspergluss paru pada pekerja gandum. Demikian juga alergi misalnya grain asthma Sporotrichosis adalah salah satu contoh penyakit akibat
kerja yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur kuku sering diderita para pekerja yang tempat
kerjanya lembab dan basah atau bila mereka terlalu bayak merendam tangan atau kaki di air seperti pencuci. Agak berbeda dari faktor-faktor
penyebab penyakit akibat kerja lainnya, faktor biologis dapat menular dari seorang pekerja ke pekerja lainnya. Usaha yang lain harus pula
ditempuh cara pencegahan penyakit menular, antara lain imunisasi dengan pemberian vaksinasi atau suntikan, mutlak dilakukan untuk
pekerja-pekerja di Indonesia sebagai usaha kesehatan biasa, adalah imunisasi dengan vaksin cacar terhadap variola, dan dengan suntikan
terhadap kolera, tipes, dan paratifes perut. Bila memungkinkan diadakan pula immunisasi terhadap TBC dengan BCG yang diberikan kepada
pekerja-pekerja dan keluarganya yang reaksinya terhadap uji Mantoux negatif, immunisasi terhadap difteri, tetanus, batuk rejan dari keluarga--
keluarga pekerja sesuai dengan usaha kesehatan anak-anak dan keluarganya, sedangkan dinegara yang maju diberikan pula immunisasi
dengan virus influenza.
D. Faktor Fisiologi
Ilmu tentang faal yang dikhususkan manusia yang bekerja di sebut ilmu faal kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam
koordinasi yang sebaik-baiknya dari indera mata, telinga, peraba, peraba, dll
,
otak dan susunan syaraf-syaraf dipusat dan diperifer, serta otot-otot. Mula-mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot dan alat-alat
lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang
sedang menjalani latihan lambat laun gerakan menjadi suatu reflek
Di unduh dari : Bukupaket.com
472 sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat sifat reflek dan
otomatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi hasil kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.
Kerja terus menerus dari suatu otot sekalipun bersifat dinamik, selalu diikuti dengan kelelahan yang perlu istirahat untuk pemulihan. Atas dasar
kenyataan itu, waktu istirahat dalam bekerja atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa
metabolisme seperti asam laktat, CO
2
, dsb. Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam
bekerja. Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan refleksi, abduksi, supinasi dll. Demikian pentingnya
kedua alat ini sebagai suatu satu kesatuan berkembanglah ilmu BIOMEKANIK, yaitu tentang .gerakan otot dan tulang yang dengan
pengetrapannya diharapkan agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-
pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan-kekuatan pada penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan, tangan, kaki,
jari-jari dan sebagainya. Peralatan kerja dan mesin pedu serasi dengan ukuran-ukuran
demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya. Maka berkembanglah ilmu yang disebut ANTROPOMETRI, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh,
baik dalam keadaan statis maupun dinamis, yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran
Berdiri, tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul,
depan dan panjang lengan.
Duduk. tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, tinggi lutut, jarak tekuk lutut, garis punggung, jarak lekuk
lutut, telapak kaki. Semakin berat pekerjaan, semakin besar tenaga yang diperlukan.
Dalam hubungan ini jumlah kalori merupakan juga petunjuk besarnya beban pekerjaan. Timbulnya panas dan tubuh sejalan dengan kenaikan
suhu badan, terutama suhu rectal, dan usaha-usaha tubuh untuk mengeluarkan panas akibat metabolisme. Sebagai akibat terakhir ini,
kecepatan penguapan lewat keringat juga merupakan indikator beban
Di unduh dari : Bukupaket.com
473 fisiologis dan badan. Namun indikator-indikator ini masih dipengaruhi
pula oleh keadaan cuaca kerja. Beban kerja fisiologis dapat didekati dari banyaknya O
2
yang digunakan tubuh, jumlah Kalori yang dibutuhkan, denyutan jantung suhu netral dari kecepatan penguapan lewat keringat.
Selain faktor beban kerja dan peralatan didalam tubuh, faktor waktu dan faktor-faktor lingkungan sangat berpengaruh kepada faal
kerja. Waktu mungkin dalam lamanya, tetapi juga dalam periodisitasnya. Lamanya bekerja tergantung dari kemampuan seorang tenaga kerja,
beban kerja lingkungan.
E. Faktor Lingkungan