485
A. Persyaratan OHSAS 18001
Perencanaan untuk identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko. Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk
melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko, penerapan kendali pengukuran yang diperlukan, yang mencakup:
Aktivitas rutin dan nonrutin.
Aktivitas personel yang memiliki akses pada tempat kerja mencakup
subkontraktor dan pengunjung.
Fasilitas pada tempat kerja, yang disediakan oleh organisasi atau pihak lainnya.
rganisasi harus memastikan bahwa hasil dari pencapaian tersebut dan pengaruh pengendalian ini dipertimbangkan dalam membuat sasaran
K3. Organisasi harus mendokumentasikan dan memelihara informasi terbaru.
Metodologi untuk mengidentifikasi bahaya dan penilaian resiko harus:
Terdefinisi dengan memperhatikan lingkup organisasi, sifat dan waktu untuk memastikan organisasi lebih proaktif ketimbang reaktif.
Menyediakan klasifikasi resiko dan identifikasinya untuk dieliminasi
atau dikendalikan dengan pengukuran
Konsisten dengan pengalaman operasi dan kemampuan kendali pengukuran risiko.
Menyediakan input pada ketentuan persyaratan fasilitas, identifikasi
kebutuhan pelatihan danatau pengembangan kendali operasional. Menyediakan tindakan yang dipersyaratkan untuk memastikan
keefektifan dan jangka waktu penerapannya pada saat monitoring.
B. Persyaratan Permenaker 05Men1996
1. Perencanaan Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna
mencapai keberhasilan penerapan sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan harus memuat
tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan dengan
Di unduh dari : Bukupaket.com
486 mempertimbangkan identifikasi sumber bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko sesuai dengan persyaratan perundangan yang berlaku serta hasil pelaksanaan tinjauan awal terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja. 2. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat
merumuskan rencana untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu harus ditetapkan dan dipelihara
prosedurnya. Pengelolaan resiko merupakan dasar dati penerapan Sistem
Manajemen K3, karena itu setiap organisasi harus memiliki apresiasi yang menyeluruh pada setiap kegiatan yang terkait dengan aspek-aspek
K3. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko yang terkait
dengan aktivitas harus dipastikan sesuai, cukup dan selalu tersedia. Untuk itu sebuah organisasi harus mengidentifikasi, mengevaluasi dan
mengedalikan resiko K3 disemua aktivitas-aktivitasnya, dan semua tahapan ini menjadi dasar dalam pengembangan dan penerapan Sistem
Manajemen K3. Hal ini sangat penting, karena itu identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya harus secara nyata ditetapkan. Setiap organisasi
berbeda dalam bentuk identifikasi, pengukuran dan pengendalian bahayanya, tergantung pada ukuran, situasi lingkungan kerja organisasi
serta ditentukan juga oleh sifat, kompleksitas dan signifikansi bahaya yang terjadi.
Identifikasi bahaya. penilaian dan pengendalian resiko harus dilakukan dalam perhitungan yang matang, termasuk juga biaya dan
waktu pelaksanaannya. Data-data yang disajikan harus dipastikan akurat. Organisasi harus menentukan apakah aspek K3 ini terkait
dengan aktivitas sekarang atau yang lampau. Tapi bagi organisasi yang belum menerapkan Sistem Manajemen
K3 dan belum memiliki data apapun yang terkait dengan aspek-aspek K3, sebaiknya melakukan tinjauan awal bahaya potensial berdasarkan
kondisi sekarang.
Di unduh dari : Bukupaket.com
487 Organisasi harus mempertimbangkan resiko yang dihadapinya
sebagai dasar membuat Sistem Manajemen K3. Tinjauan awal harus mencakup empat hal berikut ini:
a. Persyaratan peraturan dan perundang-undangan. b. Identifikasi resiko K3 yang dihadapi organisasi.
c. Rekaman-rekaman dari semua proses dan prosedur. d. Evaluasi umpan balik dari investigasi insiden sebelumnya,
kecelakaan dan keadaan darurat. Kondisi operasi normal, tidak normal dan kondisi darurat yang
potensial juga harus mendapatkan perhatian. Serta yang tidak kalah penting yang harus kita ingat adalah ketika melakukan identifikasi
bahaya potensial kita tidak saja melakukannya pada pekerjaan operasional saja, tapi juga pada segala aspek lainnya yang masih
termasuk di dalam Iingkup penerapan Sistem Manajemen K3, seperti pemeliharaan, house keeping, dan lain sebagainya.
Sumber data yang dapat digunakan adalah:
Persyaratan dan peraturan K3
Kebijakan K3
Rekaman insiden dan kecelakaan kerja
Laporan ketidaksesuaian
Hasil audit
Komunikasi pada karyawan dan pihak terkait
Informasi dari tinjauan aktivitas K3 karyawan.
Infomasi dari perusahaan sejenis berupa insiden dan kecelakaan kerja yang teriadi
Infomasi pada fasilitas, proses dan kegiatan organisa mencakup
prosedur, data pemantauan, data lingkungan dan tempat kerja. Dalam melakukan identifikasi bahaya, pengukuran dan
pengendalian resiko yang tertuang dalam pengelolaan resiko sebuah organisasi dapat menggunakan lima langkah sebagai mana
diilustrasikan dalam bagan berikut ini :
Di unduh dari : Bukupaket.com
488
Gambar 6.13. Pengukuran dan pengendalian resiko
6.2.2. Langkah-langkah Pengukuran dan Pengendalian Resiko Langkah 1. Identifikasi Bahaya