109 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s
Struktur naratif kisah, tulis Kurnia, terjalin melalui pelbagai sekuen adegan naratif primer atau kisah utama, yang merupakan
inti laporan, dan naratif simpangan atau digression, yang merupakan
pakan kisah-kisah
pendukung yang
akan melengkapi laporan. Penulis, secara mobile, memutar adegan
masa kini dan masa lalu yang dilengkapi dengan simpangan- simpangan seperti itu. Pelbagai sekuen adegan naratif primer dan
naratif simpangan, dari masa lalu dan masa sekarang, didukung sikap mobile penulis, dijalin menjadi struktur naratif yang solid.
Para jurnalis sastra, tutur Kramer, mengembangkan genre yang mengizinkan mereka memahat kisah-kisah utama dan kisah
pendukung serumit yang biasa dilakukan para novelis Kurnia, 2004:133.
8. Menanggapi Reaksi-reaksi Sekuensial Pembaca
Para pembaca, tutur Kurnia, cenderung memperhatikan bagaimana sebuah situasi dihadirkan oleh penulis dan apa yang
akan terjadi setelah mengenali karakter kisahnya. Di sini terkait peran penghibur yang mesti diperhatikan para jurnalis sastra. Niat
dan
kesungguhan penulis
dalam mengangkat
makna yang
mendalam, pentingnya
pesan, dan
penganalisaan, harus
disampaikan dengan penuh greget. Ini bisa tercapai jika dijalin lewat style dan stniktur pengisahan yang memikat Kurnia,
2004:134.
Dengan demikian, seorang jurnalis sastra dituntut lebih piawai dalam berkisah. Ia juga harus menguasai psikologi
pesan sekaligus
psikologi khalayak pembaca, pendengar, pemirsa. Ia mengetahui dengan baik Serta bisa mengikuti irama
detak jantungnya dari detik ke detik, menit ke menit, dalam situasi yang nyaman, terkendali, terukur.
110 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s
B A G I A N 6
TEKNIK MENULIS CERITA FEATURE
Seperti telah diuraikan dalam bab terdahulu, feature adalah produk karya jurnalistik sastra. Feature tunduk dan dibangun di
atas landasan kaidah-kaidah jurnalistik sastra. Sebagai ilustrasi, cerpen dibangun di atas landasan kreasi, fantasi, dan imajinasi
pengarang. Sedangkan feature dikembangkan melalui proses yang cukup panjang. la semula diusulkan melalui rapat
proyeksi.
Kemudian diberi
aksentuasi penekanan
dan pembobotan dan disetujui oleh pihak redaksi.
Berikutnya diperkaya dengan hasil penelurusan referensi.
Setelah itu sang reporter atau wartawan terjun ke lapangan melakukan
visitasi, observasi,
komunikasi dan
konfirmasi. Akhirnya barulah is melakukan rekonstruksi dengan menggunakan
perspektif tertentu. Di sini, teknik dan gaya penulisan cerita fiksi ditampilkan dengan daya dukung narasi dan diksi yang sangat
kuat, ekspresif, imajinatif, infolmatif.
Bab ini, mengajak kita untuk menyelami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dan melekat dalam cerita feature
produk karya jurnalistik sastra. Pertama tentang empat ciri utama feature.
Kedua mengenai unsur-unsur yang melekat dalam setiap karya feature. Ketiga tentang nilai atau pesan moral cerita news
value feature. Keempat perihal anatomi cerita feature. Kelima mengenai
topik dan kriteria topik feature. Keenam tentang syarat judul feature. Ketujuh mengenai arti dan fungsi intro feature. Kedelapan menyangkut j
enis-j enis intro feature. Kesembilan, barulah mengupas tentang teknik menutup cerita feature.
A. EMPAT CIRI UTAMA CERITA FEATURE