Menyajikan Tulisan yang Akrab-Informal-Manusiawi Gaya Penulisan yang Sederhana dan Memikat

107 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s

4. Menyajikan Tulisan yang Akrab-Informal-Manusiawi

Dalam jurnalisme sastra, narator bukanlah penulis yang impersonal atau akademisi yang menulis dengan cermat tanpa mempedulikan pembaca. Dia juga bukan penulis berita yang menyajikan sesuatu yang objektif dan faktual, yang menolak opini dan paham kolot. Narator jurnalisme sastra memiliki kepribadian. Dia manusiawi dan mampu menulis secara akrab, Lulus, irons, keliru, bingung, penuh penilaian, bahkan dengan mencemoohkan diri sendiri Kurnia, 2004:128. Pada jurnalistik sastra, yang diperlukan tidak hanya kemampuan melaporkan fakta. Itu sih kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siapa pun jurnalis konvensional. Pada jurnalistik sastra, justru diperlukan kemampuan yang lebih tinggi; menulis akrab, informal, dan manusiawi. Akrab berarti atau tak menjaga jarak dengan pembaca, pendengar, atau pemirsa. Informal, berarti disajikan dalam gaya yang jauh dari kesan resmi, tidak kaku, luwes, lentur, pekat dengan nuansa personal. Manusiawi, berarti mampu mengangkat segi-segi human interest atau sisi yang paling dasar dan naluriah dari sifat, siap, dan perilaku manusia di mana pun. Sisi paling human dari setiap orang yang bernafas.

5. Gaya Penulisan yang Sederhana dan Memikat

Dalam hal bahasa, jurnalisme sastra menggunakan bahasa yang efisien, individual, informal, sederhana, penuh gaya, terkontrol, dan elegan. Bahasa jurnalisme sastra menggugah, lincah, dan dipertajam dengan kata kerja aktif. Sebaliknya, jurnalisme lama sangat hemat dalam menggunakan kata kerja abstrak, kata sifat, keterangan dan bentuk-bentuk bahasa formal yang menjemukan. Semua ma itu merupakan alai jurnalis sastra, dan ekspresi sederhana adalah tujuannya Kurnia, 2004:131. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan gaya penulisan sederhana? Tiada lain adalah gaya yang mudah diikuti dan dipahami oleh pembaca, pendengar, atau pemirsa. Gaya yang selaras dengan logika dan pola berpikir khalayak awam di manapun. Sederhana kata-katanya, sederhana susunan kalimatnya, dan sederhana susunan paragraf yang dirangkainya. Sangat dihindari misalnya pemakaian kalimat majemuk bertingkat. Dalam pedoman penulisan jurnalistik, penggunaan kalimat majemuk 108 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s bertingkat termasuk diharamkan karena hanya akan membingungkan pembaca, pendengar, atau pemirsa. Betapapun demikian, gaya yang sederhana itu, memiliki daya pikat luar biasa. Ia memikat, karena la lincah, hidup, atraktif, bergelora.

6. Sudut Pandang yang Langsung Menyapa Pembaca