111 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s
melakukan rekontruksi rangkaian fakta atau peristiwa sesuai dengan daya imajinasi dan fantasinya. Khalayak tidak sekadar
dilapori. Khalayak seolaholah terlibat langsung dalam peristiwa yang dilaporkan. itu.
Kata-kata, ujar novelis Joseph Conrad Kurnia, 2002:1: memang harus membuat pembaca merasa mendengar dan.
melihat. Dari teknik penulisan roman, jurnalisme mendapat jalan untuk pengisahan news story yang lancar. Daya tarik roman,
terletak pada gaya penceritaan yang dibangun dengan penyusunan adegan, pembuatan dialog, pemunculan tokoh-tokoh dengan
berbagai karakter sudut pandang, dan. detail-detail yang menghidupkan
imajinasi pembaca.
Berikut, petikan
dari penjelasan Septiawan Santana Kurnia tentang alat penceritaan
sebagai empat ciri utama feature itu Kurnia, 2002: 45-76.
1. Penyusunan Adegan
Laporan disusun
menggunakan teknik
bercerita adegan demi adegan, atau suasana demi suasana. Sesedikit
mungkin penulis mengambil gaya penyampaian dari penulis historis. Menurut Wolfe, prestasi reportase yang luar biasa berhasil
diraih para jurnalis dengan cara ini. Jurnalis menyaiikan scene peristiwa-demi-peristiwa-berita dalam urutan yang membuat
pembaca seakan berada di lokasi ketika kejadian sedang berlangsung..
Teknik pengisahan
suasana-demi-suasana, atau
adegandemi-adegan, membuat pembaca larut dalam kejadian yang tengah dilaporkan jurnalis barn.
Untuk melaporkan suatu peristiwa secara lengkap, kerja jurnalis lebih dari sekadar melaporkan fakta-fakta dan menyusunnya
secara kronologis. Mereka hams melakukan pengamatan yang melebihi kerja reportase biasa. Mereka harus mencari fakta-
fakta di balik rangkaian adegan peristiwa-berita. Mungkin saja mereka perlu mewawancarai lebih dari selusin orang agar bisa
menggali semua fakta yang ada. Fakta-fakta tersebut kemudian secara kreatif direkonstruksi menjadi rangkaian adegan news story
dengan menggunakan apa saja yang masuk akal dan. dapat dikumpulkan.
112 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s
2. Dialog Alat yang kedua adalah mencatat dialog secara utuh. Setiap
orang pasti akan berkata atau menyampaikan sesuatu talking,
dan apa yang dikatakannya bisa bernilai berita news,
tulis Charnley, profesor jurnalistik dalam bukunya Reporting
yang Bering menjadi rujukan jurnalisme. Ucapan orang yang membuat berita terjadi belum disampaikan pada khalayak.
Berita tersusun
setelah reportase
bertanya jawab
dengan narasumber.
Dengan teknik dialog ini, jurnalis sastra mencoba menjelaskan peristiwa
yang hendak
dilaporkannya. Bagaimana
kejadiannya, disampaikan.
Melalui percakapan
pula, disiratkan
karakter para
pelaku yang
terlibat, sekaligus
diterangkan mengapa suatu peristiwa terjadi. Melalui dialog, jurnalis mencoba memancing rasa keingintahuan pembaca.
3. Sudut Pandang Orang Ketiga Dengan alat ini, jurnalis barn tidak hanya menjadi si pelapor, ia