Jujur Kepada Pembaca dan Sumber Berita Fokus kepada Peristiwa-peristiwa Rutin

106 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s

2. Jujur Kepada Pembaca dan Sumber Berita

Seorang jurnalis sastra, bahkan seorang jurnalis konvensional sekalipun, harus jujur kepada diri sendiri, profesi, media tempat ia bekerja, sumber berita, narasumber, dan kepada pembaca, pendengar, atau pemirsa. Seorang jurnalis adalah seorang yang jujur, lurus, istiqamah. Sekali ia berbuat tidak jujur, selamanya ia dihantui perasaan bersalah. Selebihnya, ia harus siap-siap dengan berbagai kemungkinan menghadapi celaan, ancaman, dan bahkan hukuman. Etika dasar jurnalistik mengajarkan, seorang jurnalis, wartawan atau reporter, sejak dini harus bisa membedakan dan tidak membaurkan antara fakta dan opini, tidak merekayasa fakta- peristiwa, dan senantiasa melaporkan semua yang dilihat dan didengarnya dengan benar, jujur, faktual, objektif. Dosa besar jika ia melanggar semua itu. Setidaktidaknya, ia akan dinilai sebagai reporter yang tidak berkualitas dan tidak bermoral.

3. Fokus kepada Peristiwa-peristiwa Rutin

Seorang jurnalis sastra tidak akan memaksakan diri untuk menyelam di dasar taut dengan mata telaniang. Artinya, ia tidak akan melakukan sesuatu yang tak mungkin dikerjakan, atas dalih apa pun, termasuk dalih liputan jurnalistik. Ia memang harus kreatif, dan kaya inisiatif Tapi dua hat itu, tidak lalu membuat dirinya gelap mata: meliput sesuatu yang tidak mungkin impossible. Jadi, jurnalis sastra, di media mana pun dia bekerja, pada dasarnya orang yang sangat tahu diri. Ia akan lebih memfokuskan diri pada peristiwa-peristiwa rutin. Artinya peristiwa yang biasa dibaca, dilihat, didengar, atau bahkan suatu ketika dialaminya sendiri. Betapapun demikian, tidak berarti sesuatu yang rutin ditulis dan diperlakukan secara rutin pula. Seorang jurnalis sastra adalah seorang pengungkap fenomena dan realitas yang gelap-gulita, menjadi cerita-peristiwa yang terangbercahaya. Terlalu banyak sisi gelap di sekitar yang tak bisa diungkap lewat peliputan jurnalistik konvensional. Ia, uniknya, hanya bisa, dan ternyata dengan mudah diungkap lewat jurnalistik sastra. 107 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s

4. Menyajikan Tulisan yang Akrab-Informal-Manusiawi