Dimensi Kepemimpinan Situasional KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

Berdasarkan konsep dari persepsi dan kepemimpinan situasional, dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap gaya kepemimpinan situasional adalah sebuah proses penilaian individu terhadap pemimpin dengan melibatkan seluruh pengalaman dan sikap dalam proses kepemimpinan. Proses ini didasarkan pada perilaku tugas dan perilaku dukungan pemimpin kepada bawahannya yang disesuaikan dengan kematangan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.

B. MOTIVASI KERJA

1. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin ‘movere’, yang berarti menggerakkan Altman et al., 1985; Hasibuan dalam Siadari, 2010; Steers dan Porter, dalam Wijono, 2010. Namun, arti kata motivasi sendiri telah mengalami perkembangan. Steers mengatakan bahwa motivasi bukan hanya sebatas pergerakan, melainkan telah berkembang menjadi sesuatu yang mendorong, mengarahkan, dan menopang perilaku seseorang dalam Riggio, 2009. Selain itu, Kelly mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu kekuatan yang memelihara dan mengubah suatu arah, kualitas, dan intensi dalam berperilaku dalam Altman et al., 1985. Motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang Wahjosumidjo, 1985. Selain itu, Martoyo mengatakan bahwa motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang yang muncul untuk mengarahkan dan mempertahankan perilaku sehingga individu dapat mencapai tujuan dalam Siadari, 2010. Hal tersebut dikemukakan pula oleh Robbins 2006 yang mengatakan bahwa motivasi adalah proses dalam menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam mencapai sasaran. Menurut Wiramihardja dalam Tawale et al., 2011, motivasi diartikan sebagai kebutuhan psikologis di dalam diri individu yang memiliki arah sehingga harus dipenuhi agar kehidupan kejiwaannya terpelihara dan seimbang. Selain itu, Suseno dan Sugiyanto 2010 menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu model yang dapat menggerakkan dan mengarahkan individu agar dapat melaksanakan tugas mereka masing-masing dalam mencapai tujuan dengan penuh kesadaran, kegairahan, dan bertanggungjawab. Hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins dalam Brahmasari dan Suprayetno, 2008 bahwa motivasi merupakan keinginan individu untuk melakukan suatu hal sebagai bentuk kesediaan untuk melakukan suatu usaha dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan individu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan interaksi antara sikap, kebutuhan, dan persepsi seseorang sehingga tercipta suatu usaha dan kemauan yang mendorong, mengarahkan, menopang, dan mempertahankan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas individu tersebut. Dalam proses interaksi tersebut, dorongan dipenuhi sebagai bentuk kesediaan dalam mencapai tujuan untuk mememnuhi kebutuhan agar kehidupan jiwanya seimbang.

2. Definisi Motivasi Kerja

Menurut Vroom dalam Thomas, 2010, motivasi kerja merupakan suatu proses dalam diri individu untuk mengawali dan mengarahkan suatu perilakutindakan. Menurut Massie dan Douglas dalam Thomas, 2010, motivasi kerja adalah pergerakan gagasan seseorang untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan. Hal tersebut dikemukakan pula oleh Wijono 2010 yang mengatakan bahwa motivasi kerja adalah kesungguhan atau usaha dari individu untuk melakukan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi disamping tujuannya sendiri. Menurut Steers dan Porter dalam Suseno dan Sugiyanto, 2010, motivasi kerja adalah suatu usaha yang dapat menimbulkan suatu perilaku, mengarahkan perilaku, dan memelihara atau mempertahankan perilaku yang sesuai dengan lingkungan kerja dalam organisasi dalam Suseno dan Sugiyanto, 2010. Menurut Schneider dan Alderfer 1973, motivasi kerja merupakan suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan pokok individu. Selain itu, menurut Tjalla dalam Suseno dan Sugiyanto, 2010 yang menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan dorongan akan kebutuhan pokok manusia yang diharapkan dapat terpenuhi sehingga jika kebutuhan tersebut tercapai akan berakibat positif pada kesuksesan seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi kerja tinggi akan berusaha agar pekerjaannya dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan dorongan yang menimbulkan perilaku kerja, keinginan, dan kesungguhan seseorang untuk ikut ambil bagian dalam suatu tindakan, serta memelihara, mempertahankan, dan mengarahkan tindakan tersebut hingga mencapai tujuan tertentu dari suatu organisasi atau kebutuhan psikologisnya.

3. Teori Motivasi Kerja

Secara umum, motivasi kerja dibagi ke dalam empat kelompok teori motivasi, yaitu Teori Motivasi Kebutuhan Need Theories of Motivation , Teori Motivasi Dasar Perilaku Behavior-Based Theories of Motivation , Teori Motivasi Desain Kerja Job Design Theories of Motivation , dan Teori Motivasi Kognitif Cognitive Theories of Motivation Riggio, 2009. Teori motivasi kebutuhan menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor fisiologis dan psikologis dalam diri individu yang mendorong dan mengarahkan seseorang untuk dapat memenuhinya Riggio, 2009. Menurut Riggio 2009, teori motivasi kebutuhan terdiri dari: 1 Teori Hierarki Kebutuhan Dasar Basic Need Theories, 2 Teori ERG ERG Theory, 3 Teori Motivasi Berprestasi McClelland McClelland’s Achievement Motivation Theory.