Uji Hipotesis Hasil Penelitian

Tabel 34 Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Motivasi Kerja ERG dengan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Subjek Motivasi Kerja Eksistensi Berelasi Berkembang F F F 1. Laki-laki 29 7 25,93 11 42,31 11 55 2. Perempuan 37 17 62,96 12 46,15 8 40 3. Transgender 7 3 11,11 3 11,54 1 5 Total 73 27 100 26 100 20 100 Dari 73 orang subjek, dapat dilihat bahwa 29 subjek laki-laki terdiri dari 7 subjek yang tergolong dalam kategori kebutuhan eksistensi, 11 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berelasi, dan 11 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berkembang. Pada subjek perempuan yang berjumlah 37 subjek, sebanyak 17 subjek yang tergolong dalam kategori kebutuhan eksistensi, 12 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berelasi, dan 8 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berkembang. Selain itu, pada subjek transgender yang berjumlah 7 subjek diperoleh hasil bahwa 3 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan eksistensi, 3 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berelasi, dan 1 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berkembang. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada subjek laki- laki memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan berelasi dan kebutuhan berkembang. Selain itu pada subjek perempuan memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi. Pada subjek transgender, motivasi kerja yang dimiliki cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi dan kebutuhan berelasi.

4. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan berdasarkan teori ERG pada organisasi non-profit di Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti tidak dapat melakukan uji korelasi terhadap kedua variabel tersebut yang disebabkan adanya proporsi yang tidak seimbang dan mencolok pada variabel kepemimpinan situasional. Hasil yang diperoleh pada masing-masing variabel diketahui bahwa terdapat 4 subjek yang mempersepsikan gaya kepemimpinan di dalam organisasi sebagai gaya telling. Selain itu, terdapat 69 subjek yang mempersepsikan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi sebagai gaya selling. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti kemudian melakukan uji kesesuaian gaya kepemimpinan yang telah dipersepsi oleh relawan dengan tingkat kematangan relawan. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa terdapat 2 subjek memiliki kesesuaian gaya kepemimpinan dengan tingkat kematangannya dan 71 subjek yang tidak memiliki kesesuaian gaya kepemimpinan dengan tingkat kematangannya.