DINAMIKA Hubungan antara efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan berdasarkan teori ERG pada organisasi non-profit di Yogyakarta.

Nahavandi dan Worth, dalam Varela, 2013. Selain itu, pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi penting untuk dilakukan pemimpin untuk meningkatkan gairah kerja bawahan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki Radig dan Soegiri, dalam Brahmasari et al., 2008. Proses ini sebaiknya disesuaikan pula dengan kebutuhan masing-masing individu yang beragam. Hal ini dilakukan agar motivasi kerja bawahan tetap terjaga serta dapat memberikan hasil yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja ERG relawan pada organisasi non-profit di Yogyakarta.

E. SKEMA PENELITIAN KERANGKA PENELITIAN

Gambar 1. Bagan Dinamika Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Situasional dengan Motivasi Kerja Relawan Organisasi Non-Profit - Yakin dan memiliki semangat untuk menjadi lebih unggul - Terjalin komunikasi dan hubungan yang akrab dengan rekan kerja - Memiliki keinginan untuk berkembang dan pantang menyerah - Penuh keraguan dalam mengerjakan tugas - Menarik diri dari pergaulan dengan rekan kerja - Kurang memiliki keinginan untuk berkembang dan mudah putus asa MOTIVASI TINGGI MOTIVASI RENDAH Gaya Telling - Perilaku tugas tinggi - Perilaku hubungan rendah Tidak sesuai dengan kematangan bawahan Kepemimpinan Situasional Persepsi Negatif Persepsi Positif Gaya Selling - Perilaku tugas tinggi - Perilaku hubungan tinggi Gaya Participating - Perilaku tugas rendah - Perilaku hubungan tinggi Gaya Delegating - Perilaku tugas rendah - Perilaku hubungan rendah Sesuai dengan kematangan bawahan

F. HIPOTESIS

Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan antara efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan berdasarkan teori ERG pada organisasi non-profit di Yogyakarta. 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian korelasional kuantitatif. Menurut Noor 2011, pendekatan korelasional merupakan studi yang diterapkan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih dan bertujuan untuk menguji suatu hipotesis. Proses uji hipotesis tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan antarvariabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antara kedua variabel. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan pada organisasi non-profit.

B. Identifikasi Variabel

Variabel merupakan pengelompokkan dua atau lebih atribut dari suatu objek penelitian yang diteliti untuk menguji suatu hipotesis. Suatu variabel pada umumnya dapat diberi nilai angka kuantitatif atau nilai mutu kualitatif Noor, 2011. 1. Variabel bebas : Efektivitas Kepemimpinan Situasional 2. Variabel terikat : Motivasi Kerja ERG

C. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Noor 2011 adalah suatu bagian yang mendefinisikan sebuah konsep variabel agar dapat diukur, baik dengan mengacu pada dimensi indikator dari suatu konsep variabel. Dimensi indikator tersebut dapat berupa perilaku, aspek, atau sifat karakteristik dari suatu variabel Sekaran, dalam Noor, 2011.

1. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan dorongan relawan organisasi non-profit untuk mengerahkan kemampuannya dalam perilaku kerja dan memenuhi beberapa kebutuhan dalam dirinya, yaitu : kebutuhan eksistensi, kebutuhan berelasi, dan kebutuhan untuk berkembang. Motivasi kerja dalam penelitian ini dapat diketahui dengan mengacu pada skor total dalam skala motivasi kerja ERG yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala motivasi kerja ini akan terbagi menjadi tiga kelompok skala berdasarkan jenis-jenis kebutuhan motivasi kerja ERG. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula motivasi kerja seseorang. Semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah motivasi kerjanya.

2. Efektivitas Kepemimpinan Situasional

Efektivitas kepemimpinan situasional merupakan kesesuaian proses kepemimpinan dengan kematangan bawahan sehingga bawahan dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemimpin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Efektivitas kepemimpinan situasional dalam penelitian ini dapat diketahui dengan mengacu pada skor dalam skala kepemimpinan situasional yang terdiri dari tiga skala, yaitu 1 Skala Perilaku Tugas, 2 Skala Perilaku Hubungan, dan 3 Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis. Ketiga skala ini dibuat sendiri oleh peneliti. Skor dalam penelitian ini nantinya akan dilihat apakah proses kepemimpinan bersifat efektif atau tidak efektif.

D. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah relawan organisasi non-profit yang bergerak dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan pendidikan. Subjek penelitian adalah relawan dengan kriteria relawan telah terlibat aktif dalam organisasi minimal selama 6 bulan. Hal ini disebabkan karena seseorang yang telah bekerja selama 6 bulan dianggap telah mengenal kondisi lingkungan kerja, baik kondisi fisik lingkungan atau relasi sosial yang terjalin Ardana et al., 2008. Subjek penelitian dipilih menggunakan metode nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel Noor, 2011. Salah satu bentuk teknik nonprobability sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam penelitian ini, seseorang diambil sebagai sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel Noor, 2011. Pertimbangan ini dilakukan dengan cara melibatkan relawan yang telah bekerja aktif selama minimal 6 bulan di dalam