Definisi Kepemimpinan KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

berfokus pada situasi di sekitar pemimpin, yaitu pada perilaku antara pemimpin dan bawahan, serta pada tingkat kematangan bawahan yang berkaitan dengan tugas. Oleh sebab itu, kepemimpinan situasional didasarkan pada hubungan antara tingkat bimbingan dan arahan, tingkat dukungan sosioemosional, dan level kematangan bawahan.

3. Gaya Kepemimpinan Situasional

Hersey dan Blanchard 1986 menguraikan bahwa terdapat empat gaya yang diterapkan dalam pelaksanaan kepemimpinan situasional, yaitu: a. Telling Memberitahukan Telling merupakan model kepemimpinan yang dapat diterapkan bagi bawahan yang memiliki tingkat kematangan yang rendah dalam pelaksanaan tugasnya. Pada tahap ini bawahan cenderung merasa tidak mampu dan tidak mau dalam memikul tanggung jawab untuk melakukan suatu tugas sehingga bawahan pada tahap ini dapat dikategorikan sebagai bawahan yang tidak berkompeten. Faktor ketidakyakinan pada kemampuan diri dalam melaksanakan sebuah tugas menjadi faktor utama yang menghambat kematangan bawahan pada tahap ini. Faktor ketidakyakinan bawahan yang menyebabkan gaya kepemimpinan telling menjadi model yang sesuai untuk bawahan pada tahap ini. Hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan telling mengacu pada perilaku ‘memberitahukan’ yang dilakukan oleh pemimpin kepada bawahan. Gaya kepemimpinan ini dicirikan oleh perilaku pemimpin yang membangun peran dan memberitahu bawahan mengenai apa, bagaimana, kapan, dan dimana dalam melaksanakan tugas. Oleh sebab itu, gaya kepemimpinan ini menekankan pada perilaku tugas yang tinggi dan rendah hubungan. b. Selling Menjajakan Bawahan pada model kepemimpinan selling merupakan bawahan dengan cakupan tingkat kematangan rendah ke sedang. Pada tahap ini bawahan merasa diri tidak mampu melaksanakan tugas, namun memiliki kemauan untuk memikul tanggung jawab dalam suatu tugas. Faktor kurangnya ketrampilan yang dimiliki bawahan menjadi salah satu faktor yang memicu rendahnya keyakinan bawahan pada tingkat kematangan ini. Oleh sebab itu, diperlukan adanya perilaku suportif untuk memperkuat keyakinan dan antusiasme bawahan pada level kematangan ini. Gaya kepemimpinan selling merupakan model kepemimpinan yang sesuai untuk diterapkan pada level kematangan ini. Hal ini disebabkan karena pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin fokus pada perilaku tugas yang tinggi dan diimbangi dengan hubungan yang tinggi pula. Proses ini dilakukan pemimpin dengan melakukan komunikasi dua arah dan memberikan penjelasan kepada bawahan. Selain itu, pemimpin berusaha agar secara psikologis bawahan dapat ikut ambil bagian pada tugas yang diberikan. c. Participating Mengikutsertakan Participating merupakan gaya kepemimpinan yang diterapkan bagi bawahan pada tingkat kematangan sedang ke tinggi. Pada tahap ini, bawahan memiliki kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas namun tidak mampu melakukan hal-hal yang diinginkan pemimpin. Ketidakmauan mereka seringkali disebabkan oleh adanya rasa kurang yakin atau tidak merasa aman. Selain itu, ketidakmampuan seseorang untuk melaksanakan suatu tugas terkadang dipengaruhi oleh rendahnya motivasi kerja yang dimiliki oleh bawahan. Oleh sebab itu, perlu adanya komunikasi dua arah untuk mendorong motivasi kerja bawahan dalam melaksanakan suatu tugas dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Gaya kepemimpinan participating merupakan model yang sesuai untuk diterapkan pada level kematangan ini. Hal ini disebabkan karena pemimpin memiliki peran utama untuk membangun suatu hubungan dan komunikasi yang baik dengan bawahan tanpa memberikan penekanan yang berlebih pada tugas. Oleh sebab itu, gaya kepemimpinan ini fokus pada perilaku tinggi hubungan dan rendah tugas.