Jenis Kelamin Deskripsi Subjek

3,811. Nilai terendah pada dimensi perilaku hubungan adalah sebesar 21, dan nilai tertinggi sebesar 40. Selain itu, dimensi kematangan pekerjaan dan psikologis memiliki mean sebesar 37,16 dan standar deviasi sebesar 4,137. Dimensi kematangan pekerjaan dan psikologis memiliki nilai terendah sebesar 27 dan nilai tertinggi sebesar 47. Setelah memperoleh statistik data penelitian, peneliti akan melakukan perbandingan mean empiris dan mean teoritis pada skala kepemimpinan situasional dan skala motivasi kerja. Selain itu, dilakukan pula analisis data menggunakan one sample T-test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui respon tanggapan subjek terhadap variabel penelitian. Berikut merupakan hasil pengolahan data teoritis dan data empiris penelitian, serta hasil one sample T-test penelitian : Tabel 21 Data Teoritis dan Data Empiris Variabel Data Teoritis Data Empiris Mean Min Max Mean Min Max Kepemimpinan Situasional - Perilaku Tugas 25 10 40 33,32 28 38 - Perilaku Hubungan 25 10 40 32,39 30 39 - Kematangan Pekerjaan dan Psikologis 30 12 48 37,32 34 40 Motivasi Kerja - Kebutuhan Eksistensi 15 6 24 19,04 13 24 - Kebutuhan Berelasi 27,5 11 44 36 29 42 - Kebutuhan Berkembang 17,5 7 28 22,7 19 28 Tabel 22 Hasil One Sample T-test Variabel Sig. 2-tailed Kepemimpinan Situasional - Perilaku Tugas 0,000 - Perilaku Hubungan 0,000 - Kematangan Pekerjaan dan Psikologis 0,000 Motivasi Kerja - Kebutuhan Eksistensi 0,000 - Kebutuhan Berelasi 0,000 - Kebutuhan Berkembang 0,000 Hasil analisis terhadap variabel kepemimpinan situasional menunjukkan bahwa mean teoritis dari masing-masing dimensi memiliki perolehan nilai yang lebih rendah daripada mean empiris dari masing- masing dimensi. Pada dimensi perilaku tugas, nilai mean teoritis yang diperoleh sebesar 25 dan nilai mean empiris sebesar 33,32. Disisi lain, dimensi perilaku hubungan memiliki nilai mean teoritis sebesar 25 dan nilai mean empiris sebesar 32,39. Selain itu, dimensi kematangan bawahan memiliki nilai mean teoritis sebesar 30 dan nilai mean empiris sebesar 37,32. Tabel 22 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada dimensi- dimensi kepemimpinan situasional adalah sebesar 0,000 p 0,05. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan kepemimpinan situasional di dalam organisasi cukup tinggi.