Objek tersebut merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi oleh setiap individu sehingga timbul suatu proses untuk
dapat memenuhinya. Dalam proses pemenuhan tersebut, dibutuhkan adanya suatu kompetisi sebab ketersediaan objek materi tersebut
terbatas b.
Relatedness Needs Kebutuhan Berelasi Relatedness needs
berfokus pada individu lain, baik secara individual maupun kelompok, sebagai target dalam memenuhi
kebutuhan untuk menjalin hubungan sosial. Proses pemenuhan kebutuhan ini dilakukan dengan cara saling memberi dan menerima
nilai-nilai positif dan negatif serta saling mempengaruhi antar individu.
c. Growth Needs Kebutuhan Perkembangan
Menurut Alderfer et al., 1979, growth needs merupakan keinginan seseorang untuk berproses agar dapat bertumbuh dan
berkembang secara lebih kreatif dan produktif. Kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan ini akan timbul apabila individu dapat
menyelesaikan segala permasalahan serta menunjukkan potensi diri dan mengembangkan kemampuannya Schneider dan Alderfer, 1973.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat tiga jenis kebutuhan yang mendorong terciptanya motivasi dalam diri
seseorang, yaitu existence needs, relatedness needs, dan growth needs.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Dalam proses pemenuhan kebutuhan, Alderfer dalam Siagian, 1989 menekankan bahwa kebutuhan akan eksistensi, kebutuhan berelasi,
dan kebutuhan untuk berkembang existence, relatedness, dan growth tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1 faktor sosial, 2
faktor budaya, 3 latar belakang sosial, 4 latar belakang pendidikan, dan 5 kemampuan yang dimiliki. Menurut Ramilo, Shrum, dan Narul dalam
Biri dan Iwu, 2014, faktor budaya merupakan salah satu hal yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Dalam penelitian yang telah
dilakukan, dikatakan bahwa faktor budaya yang berkembang mengajarkan seorang pria agar dapat bekerja keras dan lebih termotivasi
dalam memenuhi kebutuhannya dibandingkan seorang wanita. Menurut Ardana et al., 2008, motivasi kerja seseorang
dipengaruhi oleh karakteristik dalam diri individu itu sendiri dan faktor- faktor pekerjaan, yaitu faktor lingkungan pekerjaan dan faktor dalam
pekerjaan. Dalam teori ini, terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang berdasarkan karakteristik dalam
diri individu, yaitu : 1 minat, 2 sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan, 3 kebutuhan individual, 4 kemampuan dan
kompetensi, 5 pengetahuan tentang pekerjaan, dan 6 emosi, suasana hati, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh individu
tersebut.
Selain berdasarkan karakteristik dalam diri individu, terdapat pula faktor-faktor pekerjaan yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja berdasarkan faktor lingkungan pekerjaan, yaitu : 1 gaji dan keuntungan yang diterima, 2
kebijakan-kebijakan perusahaan, 3 supervisi, 4 hubungan antar individu dalam lingkungan kerja, 5 kondisi fisik lingkungan kerja dan durasi
kerja, dan 6 budaya organisasi. Pada faktor dalam pekerjaan, faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang adalah : 1 sifat
pekerjaan, 2 rancangan tugaspekerjaan, 3 pemberian pengakuan terhadap prestasi, 4 tingkat besarnya tanggung jawab yang diberikan, 5
adanya perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, dan 6 adanya kepuasan dari pekerjaan.
As’ad 1978 mengatakan bahwa motivasi kerja yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1 pekerjaan yang tetap, 2
teman kerja yang baik, 3 pimpinan yang baik, 4 kesempatan untuk memperoleh pengalaman dari pekerjaannya, 5 suasana kerja yang
menyenangkan, 6 kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat, 7 jaminan sosial yang baik, 8 keadaan tempat kerja yang menyenangkan,
9 kesempatan untuk berprestasi, 10 gaji yang tinggi, 11 jam kerja yang singkat, dan 12 pekerjaan yang relatif mudah. Menurut Ross et al.,
1999, jam kerja yang ditentukan oleh organisasi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses mempertahankan motivasi kerja
seseorang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nesbitt et al., dalam