Teori Motivasi Kerja “ERG”

Selain berdasarkan karakteristik dalam diri individu, terdapat pula faktor-faktor pekerjaan yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja berdasarkan faktor lingkungan pekerjaan, yaitu : 1 gaji dan keuntungan yang diterima, 2 kebijakan-kebijakan perusahaan, 3 supervisi, 4 hubungan antar individu dalam lingkungan kerja, 5 kondisi fisik lingkungan kerja dan durasi kerja, dan 6 budaya organisasi. Pada faktor dalam pekerjaan, faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang adalah : 1 sifat pekerjaan, 2 rancangan tugaspekerjaan, 3 pemberian pengakuan terhadap prestasi, 4 tingkat besarnya tanggung jawab yang diberikan, 5 adanya perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, dan 6 adanya kepuasan dari pekerjaan. As’ad 1978 mengatakan bahwa motivasi kerja yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1 pekerjaan yang tetap, 2 teman kerja yang baik, 3 pimpinan yang baik, 4 kesempatan untuk memperoleh pengalaman dari pekerjaannya, 5 suasana kerja yang menyenangkan, 6 kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat, 7 jaminan sosial yang baik, 8 keadaan tempat kerja yang menyenangkan, 9 kesempatan untuk berprestasi, 10 gaji yang tinggi, 11 jam kerja yang singkat, dan 12 pekerjaan yang relatif mudah. Menurut Ross et al., 1999, jam kerja yang ditentukan oleh organisasi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses mempertahankan motivasi kerja seseorang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nesbitt et al., dalam Ross et al., 1999 dikatakan bahwa adanya jam kerja terlalu padat akan berpengaruh secara negatif terhadap suasana hati seseorang yang akan berpengaruh pula terhadap tingkat motivasi kerjanya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa motivasi kerja dalam diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dalam diri individu, faktor lingkungan pekerjaan, faktor dalam pekerjaan, faktor sosial, faktor budaya, latar belakang sosial, dan latar belakang pendidikan.

C. RELAWAN ORGANISASI NON-PROFIT

1. Organisasi Non-Profit

Menurut Koteen dalam Salusu, 1996, organisasi non-profit adalah badan-badan pemerintahan yang dibentuk dengan undang-undang dan diberi wewenang untuk memberi pelayanan. Selain itu, Salusu mendefinisikan organisasi non-profit tidak semata-mata sebagai organisasi swasta yang bersifat sosial, namun organisasi non-profit juga merupakan badan-badan pemerintah yang memiliki tugas pokok dalam memberikan pelayanan umum kepada masyarakat walaupun hal tersebut mendatangkan keuntungan 1996. Menurut Axelrod dan Nahavandi, organisasi non-profit merupakan organisasi dengan dasar kepemimpinan sukarela dan tidak mendapatkan upah, tetapi orang-orang yang terlibat dalam organisasi ini memiliki